limaa.

720 58 0
                                    

● ●

Hari pertama Ujian Nasional bagi kelas 12 terjadi hari ini , dimana Hagan dan 2 curutnya berbeda kelas , Ya Reyga dan Jefan di ruang sebelah sedangkan ia dan Altarez masih seruangan , hanya saja berbeda tempat duduk.

Hagan duduk berdampingan dengan Helena , Ketua kelas 12 Mipa 2.

"Waktunya 15 menit lagi , setelah selesai kalian boleh pulang." Ujar Pengawas Pria yang menggunakan kacamata dan membawa sebuah penggaris kayu panjang , tentu saja untuk menggebrak meja ketika para siswa / i berisik.

"Baik pak , " Jawab para murid serempak , Hagan dan Altarez saling lempar tatap , memberi kode satu sama lain , Jika Pak Erik > pengawas melihatnya sudah pasti mereka kena Omel.

"Ce" Ucap Altarez , tanpa suara hanya menggunakan bibirnya , Hagan sebenarnya bisa mengisi soal sendiri , hanya saja ia malas berpikir , agak aneh tapi begitulah seorang Hagan

Hagan mengangguk mengerti , Altarez tersenyum dan melanjutkan acara mengisi lembar jawaban , begitupun Hagan.

30 Siswa itu benar benar fokus , karena waktu akan habis , bentar lagi Pak Erik akan bersuara.

"Baik , bel sudah berdering dan waktu habis. Silahkan kumpulkan di meja depan , berdo'a dan setelahnya kalian boleh pulang." Jelas Pak Erik , langsung saja para siswa / i berhamburan ke meja depan untuk mengumpulkan kertas ujian.

S

etelah berdo'a dan menyalimi Pak guru , Alta dan Hagan segera berlari menyusuri koridor kelas , untuk mencari Reyga dan Jefan , ternyata kedua curut itu pun telah selesai sedari tadi dan mereka menunggu di ujung koridor.

"Aduh! , lo kenapa anjrit?" Tanya Hagan sembari mengusap keningnya yang di sentil Reyga.

"Kaga sih , takutnya Setan." Balas Reyga tanpa dosa , ingin sekali Hagan menendang tulang selangka sahabatnya ini.

"yu main yu." Ajak Jefan menatap ketiga sahabatnya bergantian , Alta menggeleng sedangkan Reyga Hagan mengangguk.

"loh kenapa Al?" Tanya Jefan.

"gabawa jaket anjir , nanti ada yang liat."

"Ke apartemen gua aja , gimana?" Timpal Hagan sebelum Jefan kembali membalas.

"Gaskeun !" Jawab ketiganya dengan kompak , Jika datang ke tempat Hagan mereka akan kenyang. Akhirnya keempat besfrend itu menuju parkiran mobil untuk ke Apart Hagan.

Sesampainya di Gedung Apartemen Hagan , Jefan Reyga dan Alta saling tatap di belakang.

"Suaminya ada kan ya?" Bisik Reyga , Alje mengangguk mengiyakan.

"Bahas apa kalen , jan gibahin orang di belakang dong." Tegur Hagan , ia tergelak karena berhasil mengagetkan 3 manusia kepo.

Setelah membuka pin apart Hagan membuka pintu lebar agar ketiga sahabat nya bisa masuk.

"Buset , wangi bener ni tempat." Kagum Jefan , ia menutup Pintu dan mengikuti langkah Rey dan Al Hagan ke ruang tamu.

"Eh Ga- aaaaahhhhh!!" Ucapan Rei terpotong dan ia malah berteriak karena terkejut melihat Rey Al dan Jefan.

"Astaga , eh anjir" Ujar ketiganya kemudian menutup mata masing masing.

Rei terkejut , ia sedang mengenakan Kaos dan Hotpants sepaha. Hagan mendengus pelan , ia melirik teman temannya dan mendekat ke arah Rei.

"lo?mau goda gua ya?" Tuduh Hagan , Rei menggeleng cepat dan hendak pergi mendorong Kursi rodanya , namun Hagan memegang tangannya.

"k-kenapa?aku ga goda kamu ko,mau aja aku pake ini hehe , aku kira kamu pulang kaya biasaaa." Balas Rei , ia menatap Hagan dari bawah.

"Iya , hari ini ujian. lo mending ke kamar deh ganti celana , atau baju , intinya jangan liatin paha lo sama mereka bertiga." Balas Hagan , ia memindahkan tangan Rei ke pahanya sendiri dan mendorong kursi roda si empu masuk kamar.

"kalian tunggu di sofa , gua mau ganti baju." Ujarnya pada para curut , Ketiganya mengangguk dan membuka mata masing masing , setelah pintu kamar tertutup ketiganya duduk di sofaa , tentu saja langsung melahap camilan di dalam toples , toh Hagan tidak akan marah.

"Jangan keluar kamar , temen gua mulutnya gabisa di filter , nanti ada omongan yang nyinggung kalo lo ikut gabung." Jelas Hagan , melarang (?) Rei yang menatapnya dari bawah.

"Iyaa , tadi aku haus jadi keluar kamar , tapi udah koo." Balas Rei , Hagan menganggukan kepalanya , ia memindahkan Rei ke atas kasur.

"meski gua ga sayang lo dan jalanin pernikahan ini karena terpaksa , lo tenang aja , gua tetep jalanin tugas gua sebagai Suami." Balas Hagan lagi , ia menyimpan tas dan jaket di atas sofa kemudian berganti pakaian , gak deh cuma Baju nya aja.

Tak luput dari penglihatan Rei , saat Hagan berbalik Rei mengelilingi penglihatannya ke seisi kamar.

"Aku baru ngeh , ga ada poto berdua selain poto pernikahan di dinding atas kasur ini." Ujar Rei , Hagan menoleh dan mengangguk.

"Nanti aja , kalo gua beneran numbuh rasa buat lo."

"gua keluar kamar , nanti gua buatin Nasi goreng." lanjut Hagan , Rei tersenyum dan mengangguk , setelah mengambil ponsel miliknya Hagan segera keluar kamar.

● ●

Nahh , ehekk. Mohon abaikan typo,thenkyou..

Di Jodohkan || HyuckrenWhere stories live. Discover now