Prolog

0 0 0
                                    

Aku mengkhayal sepanjang perjalanan dari Bandar Udara Kualanamu menuju ke Kota Medan. Pria disebelahku masih terpejam. Menahan mual sepanjang perjalanan dari pesawat yang hanya 30 menit kurang lebih dari negara tetangga. Fitrah pernikahan dua negara, meskipun cuma Malaysia-Indonesia. Suamiku yang satu ini memang tidak terbiasa dengan perjalanan yang jauh meskipun itu menaiki mobil mahupun pesawat. Cepat mabuk, orang Malaysia bilang. Bukan mabuk miras, tetapi mual dan kepala pusing. Sesetengah orang memang dijadikan begitu. Ya sudah, mahu bagaimana lagi.

Jika kau fikir ini kisah selagendaris Dilan-Milea-Ancika karya ayah Pidi Baiq, saranku tutup saja naskah ini. Atau pun ekspektasi mu naskah ku akan menjadi best seller seperti kisah Mommy ASF yang menulis tentang perjalanan rumahtangganya diselingkuhi, jangan berharap. Nanti jatuhnya sakit. Kisah ku bukan seperti itu. Jauh sekali, say! Toh, aku juga menulisnya karena lagi hanya ingin menulis saja.

Ini cerita tentang dua orang yang berbeda latar, budaya, adat tetapi bagaimana sefrekuensi itu bisa membuat kita nyaman. Dua peribadi tapi satu jiwa. Aku ingin menceritakan di tengah semuanya yang mengharapkan materi, masih ada yang ingin saja mencapai kesederhanaan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Pro KontraWhere stories live. Discover now