"Kamu baca buku novel, kalau aku baca buku bergenre fantasi," Girang gadis itu. Membuat Marvel merotasi kan mata nya malas melihat tingkah gadis itu. Namun tak ayal dia mengambil satu buku yang tergeletak di depan gadis itu. Memang benar hampir tiga buku yang gadis itu bawa semuanya bergenre fantasi. Di buka nya buku itu. Membuat anak itu tertarik akan isi di dalam nya.

"Kamu suka baca buku bergenre ini emang?" Tanya nya mengintip isi buku yang sedang Clein baca.

Clein mengangguk mantap. "Aku Sedikit kaget liat kamu ada di perpustakaan ini dan lagi aku emang dari dulu niat ngajak kamu ke sini tapi kamu nya selalu menghindar," Gadis itu berujar ceria. Lalu meminum boba nya. Marvel sendiri hanya mengangguk saja dan juga ikut meminum boba nya. Ia juga tak menyangka jika gadis pintar seperti Clein juga menyukai buku bergenre Fantasi.

"Kamu ke sini sendirian?" Clein menatap Marvel dengan mulut masih sibuk menyedot es boba nya. Marvel hanya mengangguk malas, gadis itu itu juga ikut mengangguk anggukkan Kepala nya. "Kalau aku ke ke sini sama sopir, tapi dia nunggu di dalam mobil aja."

"Oh, saya tidak bertanya,"

"Oh, tapi aku hanya berbicara," Jawab Clein enteng. Marvel menatap julid ke arah gadis itu, hingga tawa Clein mengudara karena membaca buku itu bahkan tangannya menepuk-nepuk bahu Marvel. "Liat Vel, dia lucu. Masa gunain sihir nya sendiri aja gak bisa."

****

Pagi menjelang siang, dengan cahaya matahari yang terasa panas terik, Marvel mengendarai motor milik Alpha guna untuk kembali ke kediaman nya. Dengan berbekal Maps dia bertekad untuk pulang sendiri tanpa meminta di jemput, dia hanya ingin mandiri saat ini tanpa harus meminta tolong pada siapapun. Tak lama dirinya sampai di depan gerbang Mansion, satpam yang melihat ke hadirin nya segera membukakan Gerbang Mansion lalu Marvel menggas motor nya guna memasuki Mansion lebih lanjut. Pekarangan Mansion ini cukup luas. Jadi untuk berjalan kaki sungguh sangat melelahkan bagi nya.

Baru saja memasuki pintu utama Mansion namun sebuah suara lengkingan seseorang membuat Netra blue ice nya bergulir menatap sosok menyebalkan itu, tak lain adalah Archie yang tengah mendelik tajam ke arah nya. "Kamu pergi gak bilang-bilang, tau gak kalau Daddy tadi pagi pulang terus dia marah marah semua itu gara gara kamu, tau gak!?" Gadis itu berkacak pinggang menatap tajam ke arah pemuda yang satu tahun lebih muda dari nya. Memang dasar nya gadis sok itu, sok soan menjadi bungsu Andromedes padahal umur nya saja sudah satu tahun lebih tua dari Marvel.

"Heh! Cebong! Diem lo, gak ada urusan juga gue pergi bilang apa gak, lagian juga kak Imanuel udah ngizinin gue pergi," Bantah Marvel berkacak pinggang dengan lirikan julidnya ke arah gadis itu yang tampak di redam oleh amarah saat ini.

"Kamu tuh yah," Archie mengambil ancang ancang akan menampar Dirinya namun Marvel lebih dulu berlari ke belakang sofa dengan mengangkat tinggi tinggi buku Novel yang cukup tebal itu, saat Archie mendekat ke arah nya dengan santai Marvel melemparkan novel itu ke wajah Archie hingga mengenai dahi gadis itu membuat Archie langsung menangis saat itu juga, bahkan tak tanggung tanggung tangisan gadis itu terdengar nyaring di seluruh penjuru Mansion. Membuat James yang baru saja keluar dari kamarnya tampak menuruni tangga dengan tergesa-gesa melihat apa yang terjadi di lantai bawah Mansion.

"Ada apa sayang," James bersuara melihat Archie yang menangis kencang dengan dahi yang memerah lalu tepat di belakang sofa ada Marvel yang berdiri tegap dengan muka julid nya, apalagi sebuah paperbag yang cukup besar tengah si bungsu tenteng. Marvel yang mendengar suara berat seseorang membuat Netra blue ice itu terkunci pada sosok pria yang saat ini tengah memakai baju kaos putih dengan celana selutut yang sang Ayah kenakan saat ini. Terlihat sederhana namun begitu tampan dan rupawan. Anak itu mendengus melihat sosok James yang kini berjalan ke arah Archie. Pemuda itu keluar dari belakang sofa, sedikit menunduk mengambil buku novel yang tadi ia lemparkan ke arah Archie tadi.

MARVELO ANDROMEDESWhere stories live. Discover now