Chapter 11: Perpisahan dan Peluang Baru

ابدأ من البداية
                                    

Anan, yang masih dalam pelukan Vera, tiba-tiba berkata, "Mama, Anan kangen Om Cakra juga. Om Cakra jangan cemburu ya!"

Semua tertawa, termasuk Cakra yang merasa lega dengan kepolosan Anan. Mereka berbicara sejenak di parkiran, menciptakan momen hangat sebelum Vera dan Anan harus meninggalkan tempat itu.

"Terima kasih, Mas, untuk segalanya. Mari kita berdua tetap berkomunikasi untuk Anan."

Braga mengangguk, "Tentu, Dek. Semoga kita bisa melalui ini dengan baik."

Setelah berpamitan, Vera meninggalkan tempat itu bersama Cakra. Braga memandang pergi mobil mereka dengan perasaan campur aduk. Meskipun berpisah, namun ada harapan dan keinginan untuk menjaga kedekatan di masa depan.

***

Acara perpisahan di SMP Nusantara menjadi momen penuh emosi bagi Braga. Guru-guru yang sebagian besar perempuan meratapi kepergiannya, bersalaman, bahkan ada yang memeluk Braga dengan tulus.

"Pak Braga, Anda benar-benar meninggalkan kesan yang mendalam untuk kami. Semoga sukses di perjalanan baru, ya!"

Braga tersenyum, "Terima kasih, Bu. Saya akan merindukan semuanya di sini."

"Pak, jangan lupa untuk tetap mengunjungi kami di sini. Kamu selalu punya tempat di hati kami."

Braga mengangguk, "Pasti, Bu. Saya akan mencoba datang jika ada kesempatan."

Tidak hanya guru, para siswa juga ikut merayakan perpisahan ini. Braga berdiri di depan kelas, menyampaikan pesan dan nasihat terakhirnya kepada mereka.

"Terima kasih semua atas kenangan indah selama ini. Jangan lupa untuk selalu belajar dengan giat. Kalian punya potensi besar, dan Bapak yakin masa depan kalian cerah. Tetap patuh pada guru-guru, dan berusahalah menjadi generasi yang luar biasa."

Beberapa siswa menangis, terutama yang sudah belajar bersama Braga sejak kelas 7. Sebagai ungkapan perpisahan, siswa-siswi secara berurutan menghampiri Braga dengan penuh kerinduan.

Seorang siswi memberikan sebuah kardus berisi hadiah dari teman-teman kelasnya, kemudian berkata, "Pak Braga, ini kenang-kenangan dari kami. Kami akan merindukan pelajaran Pak Braga!"

Seorang siswa laki-laki pun melakukan hal yang sama, yaitu mewakili teman-teman kelasnya memberikan hadiah kepada Braga dan berkata, "Terima kasih, Pak Braga, sudah membantu kami. Semoga di tempat baru juga mendapat kebahagiaan."

Braga menerima hadiah dan ucapan terima kasih dengan senyum dan rasa haru yang sulit diungkapkan. Beberapa siswa, yang tidak bisa menahan tangis, memeluk Braga satu per satu.

"Terima kasih, semua. Bapak akan merindukan kalian. Tetap semangat belajar, ya!"

Setelah selesai menyampaikan pesan perpisahan, Braga masih menyempatkan waktu untuk mengunjungi perpustakaan. Di sana, dia duduk di bangku yang biasa ia tempati sambil memandang rak-rak buku yang telah menjadi saksi banyak cerita bersama siswa-siswinya.

Rombongan siswi masuk ke dalam perpustakaan dan memeluk Braga seraya mengatakan, "Pak Braga, kami membuat sesuatu untuk kenang-kenangan. Semoga Bapak selalu bahagia."

Salah satu dari rombongan siswi itu memberikan sebuah buku catatan yang dihiasi dengan tulisan-tulisan dan gambar-gambar dari seluruh siswa di kelasnya. Braga tersenyum haru.

"Terima kasih, ini sangat berarti bagi Bapak. Bapak akan selalu mengingat kalian."

Momen perpisahan diakhiri dengan pelukan dan kehangatan. Braga meninggalkan SMP Nusantara dengan hati yang penuh kenangan, memasuki babak baru dalam hidupnya.

Lintasan Hati yang Tak Terdugaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن