Chapter 1. Terlempar Ke Dunia Lain

652 44 0
                                    

Menjelang ujian chunin tiba, Boruto melihat teman-temannya berlatih bersama orang tua mereka, bahkan Sarada sendiri mengasah kemampuan pukulan super bersama ibunya. Mitsuki pun kembali ke di Otogakure.

Boruto ditinggal sendirian.

Remaja pirang itu memang sudah meminta Uchiha Sasuke melatihnya pasca kepulangan dari mengembara. Namun, Papa Sarada mengajukan syarat untuk menguasai Rasengan dahulu.

Boruto sudah berusaha keras menguasai Jutsu tersebut dengan belajar bersama Sarutobi Konohamaru, tetapi yang muncul hanyalah Rasengan kecil.

Boruto sudah menunjukkannya pada Sasuke, tetapi Calon Sensei-nya malah meledek. Boruto yang kesal lantas melemparkan Chibi Rasengan itu sampai menghilang dan berlari menjauh.

Di sinilah Boruto berada ....

... menatap gedung Hokage dengan perasaan membara.

Peduli setan dengan pekerjaan ayahnya yang sibuk, Boruto akan tetap minta dilatih Jutsu baru, bahkan dia sudah mencuri Kunai Hiraishin milik Yondaime yang disimpan dalam ruangan kerja Naruto.

Boruto sudah bertekad, ia tidak akan mundur. Sudah cukup dengan kacaunya acara ulang tahun Himawari kemarin, Boruto tidak ingin Naruto pun mengacaukan Ujian Chunin nanti.

Boruto akan pastikan dirinya menjadi Shinobi yang melampaui gelar Hokage, sehingga Ayahnya tidak lagi menganggap anak kecil.

Dengan mengepalkan tangan erat, Boruto masuk ke kawasan gedung Hokage tanpa ada hambatan, sebab dirinya memang sering bolak-balik ke sana untuk mengantarkan makan siang atau baju ganti Naruto, sehingga para Jounin dan Chunin yang sedang berjaga sudah terbiasa.

Mereka membiarkan anak bermanik biru itu membuka pintu ruang Hokage.

Kriet ....

Suara decit pintu membuat Naruto yang sedang berbicara dengan penasehatnya, Nara Shikamaru mengalihkan pandangan ke arah remaja pirang yang berjalan mendekat dengan kepala menunduk.

Naruto menaikan alis heran. "Boruto?!" panggilnya ragu. "Ada apa?!"

Sang Hokage Ketujuh bertukar pandang dengan Shikamaru yang juga merasa heran dengan tingkah aneh Boruto.

"Kau mau mengantarkan makan siang untukku?" tanya Naruto. "Tapi ini masih terlalu pagi, dattebayo."

Boruto belum menjawab, ia hanya mengangkat sedikit kepalanya untuk bertatapan dengan manik sapphire milik Sang Ayah.

"Paman Shikamaru bisa tinggalkan kami berdua?!" pinta Boruto.

"Aku ingin bicara dengannya."

Tatapan itu tidak sedikitpun beralih pada yang lain sehingga membuat Naruto tertegun.

Shikamaru menghela nafas dan bergumam 'mendokusei'. Pria berambut model nanas itu melihat bergantian antara Ayah dan Anak yang memiliki hubungan merepotkan.

Beruntung saja dirinya dengan sang anak, Nara Shikadai tidak seperti itu. Mereka hanya pemalas bukan tsundere seperti duo pirang ini.

Akan tetapi, demi menghormati keinginan Boruto, Shikamaru pun berkata, "Aku pergi, Naruto. Nanti kita bicarakan ini lain waktu saja."

"Ya. Suman, Shikamaru."

Shikamaru hanya mengangguk dan tersenyum kecil. Dia menghilang dibalik pintu tertutup meninggalkan pria pirang yang saling menatap dengan perasaan campur aduk.

"Jadi ... ada apa, Nak?!" tanya Naruto setelah hening beberapa saat.

"Bisakah kau melatihku Jutsu baru, Tou-chan?!" pinta Boruto dalam gumaman.

MISI NEGERI OTSUTSUKI Where stories live. Discover now