Nothing But Lies on the Rocks

48 6 4
                                    

Kedua mata itu terbuka setengah, kemudian kembali menutup. Tersilaukan oleh sinar matahari menyengat yang langsung menimpa pupilnya.

Tangannya berusaha menyingkirkan helaian rambut berantakan dari wajah. Walau percuma saja karena angin kencang tiada henti mengganggu.

Dua kali

Tiga kali

Angin itu bertambah cepat. Hingga hampir menerbangkan paksa kepalanya ke samping.

Dan-

Wusss

Ningning terbangun dari tidurnya. Langsung mendudukkan diri akibat keterkejutan yang terjadi. Baru saja, jantungnya diajak berlomba dengan kencangnya angin yang berhembus. Hingga organ kecil penopang hidup itu berdetak hampir dua kali kecepatan normalnya.

Gadis berambut coklat itu tersadar sepenuhnya. Kini dirinya terduduk di bawah pohon trembesi. Terhalangi sepenuhnya dari terpaan sinar matahari.

 Terhalangi sepenuhnya dari terpaan sinar matahari

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sinar yang tadi ... dari mana?

Ningning beranjak dari duduknya. Enggan untuk bertanya-tanya - bahkan jika hanya dalam benaknya - mengenai sinar yang tadi sempat menimpa dirinya.

Ketika badannya berdiri sempurna, matanya justru membulat sempurna.

Mata bulat itu menatap sekeliling. Menoleh dengan gerakan putus-putus. Bahkan badannya ikut terasa kaku.

Dia, berada di tengah pemakaman.

Dia, berada di tengah pemakaman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pemakaman itu sangat luas. Sekitar 500 meter tiap sisinya. Dengan satu pohon trembesi tempatnya berteduh tumbuh rindang di tengah lahan. Seakan menjadi pusat dari semua makam yang terjajar rapi.

Ningning tidak berniat berdiam di sini. Dia melangkah. Menyusuri satu persatu makam dengan nisan tertancap tinggi yang tertutupi rerumputan hijau nan subur. Sesekali membaca nama-nama asing yang terukir di nisan.

Semua nisan yang berada di sini nampak bersih. Seperti masih baru.

Ningning terus berjalan. Hingga dia sampai pada lahan di mana hanya ada dua nisan. Yang satu terukir nama seorang wanita, sedang satunya adalah nisan kosong yang tidak tertulis nama siapapun di atasnya. Seakan memang dibiarkan begitu.

Illusion || JayNingWhere stories live. Discover now