kesepuluh

75 5 0
                                    

Sonya memandangi syal yang di berikan Teresa untuk nya, mereka ngobrol sambil minum teh dan memakan waktu hampir 2 jam, berbicara dengan Teresa mungkin menjadi favorit baru bagi Sonya.

Sesampainya di rumah Sonya mencium aroma kue kering kesukaannya, Mama pulang?! Tanpa membuang waktu Sonya menuju dapur dan memeluk Rachel erat.

" Mama pulang.... Adek kangen banget tauuu,"

Rachel mengelus lembut tangan anak gadisnya itu, berbalik badan serta meraih wajah Sonya dan mencium keningnya, " Mama juga kangen banget sama adek, gimana? Abang ngurus kamu benar-benar kan?" Mendengar pertanyaan Rachel, Sonya langsung memasang wajah malas.

" Ga Ma, mana ada Abang ngurus adek, yang ada, adek yang ngurus Abang, bajunya lah, makannya lah, tempat tidurnya lah, bangunin dia lah, Abang ga sayang adek ma," curhat Sonya panjang lebar.

" Jangan fitnah lu"

Entah dari mana si biang kerok muncul, dan semua fakta yang di lontarkan Sonya di bilang fitnah oleh nya. Astaga, semua perabot rumah kalau bisa ngomong, udah dukung Sonya seribu persen.

Perdebatan kecil seperti ini yang selalu di rindukan Rachel ketika pergi perjalanan bisnis dengan Thomas, dia selalu kesepian di sana, tapi dia juga tidak tega membiarkan suaminya mengurus semuanya sendiri.
" Udah-udah, Kue kering adek udah mau jadi tuh, gih ganti baju dulu, dan Abang temenin papa di ruang tamu,"

" Iyah ma" jawab Sonya dan Newt barengan.

**
" PAPA, ADEK KANGEN LOH" Sonya lari ke pelukan Thomas dengan semangat. Aduh, papa tampannya ini selalu meninggalkannya sendirian dengan setan.

" Papa lagi, hancur lah kalau udah kangen banget sama adek"
" Hehehehe"
" Abang aman dek selama jaga kamu?"

Sonya melirik Newt sebentar, ckckck kenapa mukanya cemas begitu?

Santai dong abang ku sayang, benak Sonya dengan senyum smrik menatap Newt.

" Aman kok Pa."
" Bagus lah,"
" Adek aman kan bang, gada dekat cowok-cowok?"
" ih papaaa"
" Ya kan kalau dekat, kamu ga khawatir dengan cowok itu?"

Sonya bingung, kenapa dia khawatir dengan cowok itu kalau mendekati Sonya?

" Kenapa khawatir pa?" Tanya Sonya bingung.

Thomas mendekat ke telinga Sonya dan membisikkan sesuatu kepadanya.
" Iblis bangun nanti," bisik Thomas.

" Aduh perut papa udah lapar, Mama udah selesai belumm??" Setelah membisikkan tiga kata itu Thomas langsung menuju dapur menyusul Rachel. Sedangkan Sonya? Masih berfikir. Iblis nanti bangun? Kok serem,  iblis apa ini sekarang? Emang ada yang lebih iblis dari Newt?

Sonya mendekati Newt yang dari tadi hanya menyimak interaksi Sonya dan Thomas, " bang, kata papa, iblis nanti bangun, maksudnya bang?" Tanya Sonya " Oooooooo maksudnya papa marah besar yah bang?"

Dia yang tanya, dia yang jawab sendiri, ini alasan Newt yang selalu malas menanggapi Sonya.

" Gatau, sesekali gunakan otak dangkal mu itu." Ucap Newt dan ikut menyusul Thomas.

**
Newt mengisap rokok di balkon kamarnya, mungkin ini rokok ke-enam, pikiran Newt lagi kacau. Sebenarnya, tengil-tengil gini, beban yang di tanggung Newt cukup berat, dan untuk beban ini hanya dirinya sendiri yang tau.

" Bangsat." Umpatnya.

Tok tok tok

Setelah ketukan ketiga pintu langsung di buka, tanpa izin dari pemilik kamar, ternyata Sonya dan dengan cepat Newt menyingkirkan rokoknya.

" Bang, mau tanya dong,"

" Tanya apalagi? Pertanyaan lu ga guna pasti,"

" Berguna kok."

Newt hanya menatap Sonya untuk menunggu lanjutannya, dia sedang tidak mood untuk bertengkar.

" Beneran adek jelek?"

" Siapa yang bilang?"

" Ya Abang lah!"

" Kapan?"

" Tadi di sekolah,"

" Oh, iya benar."

" Kok gitu!"

Newt menjawab dengan mengangkat bahu, kek nya seru.

" Tidur sana,"

" Ok" Sonya naik ke ranjang Newt, menata rapi bantal dan mencari posisi nyaman.

" Kok lu tidur di situ sih bangsat!"

Sonya menutup matanya, bentakan abangnya ini terlalu kejam! Sonya jadi heran, kenapa tadi di sekolah Newt lembut banget sama perempuan itu, memang pacar Newt kek nya.

" Kenapa emang? Mau tidur sama Abang lah"

" Keluar lu!"

" Ga!"

" Keluar Sonya!"

" Abang beneran ga pernah sayang Sonya ya?"

"...."

" Selalu kasar, selalu kejam, selalu nindas, kek nya benar, Sonya bukan adek Abang"

" Keluar Sonya."
Sonya menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya. Dia pengen nangis, tapi ada Newt, Sonya juga tidak tau sih ada apa dengan dirinya. Tapi dia pengen di sayang Newt. Pengen banget.

Terdiam cukup lama, Sonya merasakan pelukan di tubuhnya, Newt peluk dia? Ah ya kali.

**
Teresa memperhatikan semua syal yang berserakan di lantai, semua syal itu memiliki lukisan bayi kecil berbagai macam wajah. Sudah ratusan kali Teresa melukis wajah putrinya, dan sudah beribu kali dirinya berusaha mengingat wajah putrinya. Tapi dia tetap tidak bisa mengingat wajah anaknya. Dia sangat merindukan putrinya yang hanya tinggal beberapa jam dengannya.

" Nak.... Nak.... Nak....." Lirihnya.

Keadaan Teresa sangat kacau, rambut panjangnya terpotong tidak beraturan. Ya, Teresa terdiagnosis ODGJ ( orang dalam gangguan jiwa) namun terkadang Teresa bisa kembali seperti orang normal, ODGJ nya kambuh hanya saat dia merindukan putrinya.

" Bu, Bu...ini minum obat dulu"

" Nak.... Nak...Nak.." Teresa tidak berhenti memanggil anaknya.

" Bu... minum dulu yukk," dengan telaten wanita tua itu memasukkan obat kedalam mulut Teresa.

" Nak... Anakku, maaf Nak..." Teresa tertidur di pangkuan wanita tua yang sudah di anggap ibu oleh Teresa, wanita tua itu sangat prihatin dengan kondisi Teresa, sudah hampir 10 tahun, Teresa tidak pernah pulih. Keadaannya begini itu karena penyesalan yang dimiliki Teresa.

Bersambung...

A Problem Where stories live. Discover now