GUARDIAN DEVIL |03

586 38 1
                                    

Claudia Aurelia Wiratama, Nea Catriona, Kimi, Valdinata Putra, dan Septian Anggara. Nama-nama mereka lah yang bersinar terang di SMA Lentera Bangsa. Yang disegani serta dihormati. Masing-masing terlahir dari keluarga terpandang. Cantik dan tampan? Sudah pasti. Mereka merawat diri dengan baik. Bagaikan seorang Idol yang bersinar terang serta mempunyai banyak penggemar.

Claudia, sang ayah mempunyai perusahaan otomotif dengan ayah Valdi sebagai orang kepercayaan yang juga dipekerjakan di perusahaan itu. Nea, anak dari seorang aktris dan model papan atas yang namanya bersinar dan sekarang ia pun mengikuti jejak ibunya menjadi seorang model. Kimi, anak dari ketua DPR. Terakhir Septian, ayahnya seorang arsitek. Tentu saja terlahir dari keluarga konglomerat membuat mereka harus menjaga attitude supaya tidak mencoreng nama baik keluarga. Mereka harus selalu tampil bersinar.

Tahun ini mereka kembali menjuarai berbagai macam kompetisi antar sekolah seperti Valdi, pemenang KSN bidang astronomi. Tian, si ketua renang itu mengikuti perlombaan menyanyi solo dan jadi pemenang. Karena selain gemar berenang ia juga gemar menyanyi. Juara satu modelling yang lagi-lagi dimenangkan oleh Nea. Kimi, sang pemenang lomba debat bahasa Inggris. Mereka itu sempurna dipandangan semua orang, tapi yang namanya manusia pasti punya kekurangan atau kelemahan mau sehebat apapun dia.

Masing-masing diberikan apresiasi berupa hadiah atas kemenangan yang mereka raih. Bahkan sampai loker pun penuh akan hadiah yang diberikan para pengagum rahasia.

"Kira-kira gue bisa gak ya jadi kayak mereka?" Reina menoleh Gizella disebelahnya. Pandangan gadis itu lurus ke depan, lebih tepatnya ke arah Claudia.

Mereka baru saja selesai upacara. Dan kini masih berdiri ditengah lapangan.

"Pasti bisa! Lo jangan patah semangat gitu," balas Gizella menyemangati sembari membenarkan letak topi Reina yang kelihatan miring. Melihat apa yang dilakukan Gizella ke Reina membuat teman-teman mereka saling berbisik satu sama lain.

"Sulit Gize," tanggap Reina sambil tertawa.

Acara pemberian hadiah khusus untuk siswa kelas unggulan sudah selesai. Siswa-siswi pun dibubarkan dan masing-masing menuju kelas.

Tiba di depan kelas, Gizella terperangah melihat Erhan dan Revan bergelut. Mereka saling tonjok menonjok, mirisnya tidak ada satupun orang yang berani memisahkan.

"GUE SELAMA INI DIAM AJA! TAPI GUE GAK TERIMA LO LARI DARI TANGGUNG JAWAB!"

"BUKAN GUE ANJING! ADEK LO AJA YANG KEGATELAN SAMA GUE!"

"LO HARUSNYA BISA MENCERNA! MANA YANG BENAR MANA YANG SALAH!"

"Cih, mau enaknya aja. Kagak mau tanggung jawab, dasar penjahat kelamin!" caci Gizella dalam hati.

"Seru banget tahu, nonton ginian hahaha. Hajar Van! Jangan mau kalah sama Erhan!" teriak Reina antusias. Tidak ingin memperkeruh suasana, Gizella menarik sahabatnya itu, membawanya masuk ke dalam kelas.

"WOY!!!" teriakan nyaring dari Valdi dan Tian menghentikan pertengkaran itu. Valdi dengan cepat memisahkan Erhan dan Revan, menatap nyalang keduanya.

"Lo pada kenapa diam aja liat teman lo berantem hah! Pisahin dong!" bentak Tian.

"Eh lo berdua gak usah ikut campur!" tunjuk Revan yang sudah kelewatan emosi. Ia berusaha melepaskan diri dari kekangan Tian.

Begitupun Erhan juga mendorong Valdi lalu masuk ke barisan teman-temannya.

"Selesaikan masalah dengan kepala dingin, kalau lo berdua sama-sama emosi gimana mau selesai masalahnya," ucap Valdi mengingatkan mendapat tatapan tak suka dari Erhan maupun Revan dan tatapan memuja dari para siswi.

GUARDIAN DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang