Chapter 05

11 2 0
                                    


"Allie, ayo!"

Suara Gigi menghentikan lamunan Allieona. Mereka berdua sudah sampai di parkiran kampus dengan menaiki mobil Gigi. Hari ini hari mereka wisuda. Tetapi entah kenapa Allieona tidak bersemangat seperti seharusnya.

"Apa paman dan bibi belum sampai?" tanya Gigi sembari memastikan riasan wajahnya sudah sempurna.

Allieona menggeleng, "Belum. pesawatnya delay."

Ayah dan ibunya memang berniat datang tetapi masih belum sampai karna pesawat yang akan mereka naiki mengalami delay akibat kondisi cuaca yang memburuk.

"Ayolah, Allie.. aku juga menghadiri wisuda ku hanya sendiri. Orangtuaku tidak bisa hadir dan aku baik-baik saja." Ujar Gigi tersenyum mencoba menenangkan.

Allieona menatap sahabatnya itu. Gigi pasti juga sedih tetapi gadis itu pandai menutupi kesedihannya. Allieona tahu kalau Gigi tidak akur dengan orangtuanya. Mereka tidak pernah setuju dengan jalan hidup yang dipilih oleh putri mereka. Apakah mereka tahu betapa hebat pencapaian Gigi yang sudah sampai ditahap ini? Apa kedua orangtuanya itu tidak pernah sedikitpun merasa bangga dengan putrinya ini? Astaga memikirkan itu membuat Allieona kesal dengan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia berlagak menyedihkan seperti ini ketika Gigi yang lebih pantas, tetapi gadis itu terlihat baik-baik saja.

"Kau gadis kuat, Gi. Sedangkan aku itu lemah." Allieona menunduk.

"Hei, Jangan pernah berkata kau lemah. Aku mengenalmu dengan baik dan aku tahu itu tidak benar." Ucap Gigi menatap Allieona serius.

"I love you, Gi."

"I know, I love me too." Balas Gigi dengan nada jenaka.

Mereka akhirnya tertawa bersama.

"Alvaro juga tidak bisa datang. Ternyata dia sesibuk itu."

"Ughh... come here," Gigi mengulurkan tangannya memeluk Allieona.

"Ayo masuk atau kita akan terlambat." Allieona menarik tubuhnya, tersenyum lebar, merasa beruntung memiliki sahabat seperti Gigi.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Gigi kembali. Pertanyaan yang sudah berulangkali dijawab oleh Allieona.

"Kau sempurna, Gi."

"Kita sempurna!"

Mereka tertawa lepas dan berjalan bersama menuju aula yang sudah ramai dipadati orang orang yang memakai toga ungu. Acara belum dimulai tapi Allieona sudah merasa gugup sekaligus antusias. Perjuangan selama empat tahun nya akhirnya selesai. Tetapi setelah ini perjalanan sesungguhnya akan dimulai.

"Allie, aku akan mencari tempatku," Gigi berlalu meninggalkan Allieona.

Barisan kursi mereka memang berbeda. Ditentukan sesuai fakultas dan predikat. Gigi berada dibarisan mahasiswa bisnis, sedangkan Allieona di barisan mahasiswa sastra.

Allieona juga segera menuju tempat duduknya. Sebentar lagi acara akan dimulai. Ruangan sudah dipadati oleh orang-orang yang memakai toga wisuda berwarna violet, NYU's primary color.

Handphone Allieona bergetar menandakan ada pesan yang masuk. Ternyata itu pesan masuk dari Alvaro.

Maaf, aku tidak bisa datang, Ana. Jika saja aku bisa kabur dari kamp sialan ini! Sekali lagi aku minta maaf😣 Okay, sutradara sialan itu sudah memanggilku untuk take scene bagianku. Bye! Have fun n miss yaa..

Belum sempat Allieona membalas pesan itu, MC didepan sudah membuka acara. Segera dia memasukkan handphone nya kedalam tas dan memfokuskan dirinya. Acara berlanjut hingga ketika Gigi akan memberikan pidato mewakili wisudawan, temannya itu tampak percaya diri naik ke atas podium. Memberikan speech yang membuat semuanya terharu dan diakhiri dengan tawa dan tepuk tangan seisi ruangan. Oh, Allieona ikut bangga melihat Gigi didepan sana.

Spring Isn't Always Blooming Where stories live. Discover now