Chapter 03

18 1 0
                                    

Manhattan - NY
11.00 pm

Sudah genap setahun Caramel nya pergi, seharusnya Allieona sudah mulai bisa menerima kenyataan. Dulu apartemen tempatnya tinggal ini terasa sempit, tapi kenapa sekarang malah terasa luas untuk Allieona hidup seorang diri? Ternyata sebegitu besar efek ditinggal oleh makhluk kecil kesayangan nya itu. Alvaro sudah pernah menyarankan agar mengadopsi hewan peliharaan yang baru. Entah itu kucing atau anjing. Allieona tinggal memilih dan Alvaro akan mewujudkan nya. Tapi, Allieona tampaknya belum siap untuk itu.

Sekarang dirinya sendiri dan tidak tau hal apalagi yang harus dia lakukan untuk mengisi waktu. Alvaro masih berada di barcelona. Allieona tidak mau menelpon nya terlalu sering. Takut menganggu pekerjaan pria itu. Bahkan Allieona melarang agar Alvaro tidak usah terlalu sering mengirim pesan atau menelpon nya. Allieona sudah bilang akan mengerti jika sahabatnya itu memang sibuk. Dan sekarang, Alvaro benar-benar tidak menghubungi nya seminggu ini. Bahkan mengirim pesan pun tidak. Pria itu kadang sangat penurut. Sialan.

Tahun ini adalah tahun terakhir Allieona di kampus. Bulan depan dia sudah meraih gelar Bachelor of Art. Dan itu berarti membuatnya sibuk mengurus beberapa hal untuk wisuda nya nanti. Termasuk memikirkan apa yang akan dilakukan nya setelah wisuda. Apakah dia akan mencari pekerjaan disini atau kembali ke Pennsylvania dan bekerja disana. Kembali ke rumah orangtuanya. Tinggal di New York dan mandiri adalah impiannya sejak dulu. Dia sudah susah payah mendapatkan izin dari Daddy nya, Andrew, untuk memilih hidup mandiri jauh dari orang tua. Oh ya, Allieona adalah anak satu-satunya. Dan itu jelas membuat kedua orangtuanya sangat posesif mengenai putri mereka. Menjaga dan membimbing supaya Allieona tidak salah langkah.

Dan didikan orangtuanya yang sangat sehat laj yang membuat Allieona bukan seperti gadis lajang kebanyakan di New York. Keluar masuk bar di malam hari. Bertukar cerita tentang seberapa banyak pria yang pernah tidur dengan mereka. Liar. Menikmati kota ini dengan artian sesungguhnya. Tidak, Allieona tidak termasuk diantara mereka. Dia tidak merubah dirinya menjadi apa yang New York inginkan. Untuk seorang gadis di gemerlap kota ini, dia sudah sangat ketinggalan. Entah karena dia berada di circle yang berbeda, Allieona tidak tahu. Gigi dan Alvaro sering mengajaknya bergabung dengan lingkungan pertemanan mereka yang menurut Allieona tidak terlalu buruk?

Oh ya, Gigi. Kemarin mereka tidak jadi memilih dress untuk upacara wisuda dan untuk acara 'after party' di malam harinya. Itu semua karena kejadian memalukan di restoran siang kemarin. Allieona sudah keburu kesal dan akhirnya meninggalkan Gigi disana. Tapi, Gigi tidak sepenuhnya salah. Allieona sendiri yang menatap pria itu diam-diam lalu ketahuan.

Sepertinya dia butuh udara segar dan tempat pelarian di malam ini. Dan semoga saja toko buku favoritnya di ujung jalan belum tutup. Allieona memastikan pukul berapa saat ini sembari menutup pintu apartemen nya.

"Sial," umpat Allieona kembali mengingat kejadian itu. Allieona mempercepat langkah kakinya ketika dia sudah hampir sampai ke tempat tujuannya.

Oh, God... Untunglah masih buka.

"hi, joe!" sapa Allieona ramah dengan senyum manisnya, yang mampu membuat seorang pria paruh baya yang tadi asik dengan buku ditangannya ikut tersenyum juga.

"Aku sudah mau tutup, sweet pea" balas Joe, pria berumur lima puluh tahun yang merupakan pemilik sebuah toko buku di broadway street. Toko buku tiga generasi yang sekarang masih berdiri dan menjadi tempat favorit Allieona untuk berteman dengan tumpukan buku-buku tua koleksi di toko ini.

Allieona melihat jam tangannya, "Oh ya? kalau begitu aku pelanggan terakhir mu hari ini."

Joe menggeleng, "Tidak, sebaiknya kau pulang, Ana. Aku juga ingin pulang dan beristirahat."

Spring Isn't Always Blooming Where stories live. Discover now