TSIYE 4

400 37 3
                                    


Pintu aula terbuka kembali menampakah seorang wanita yang berjalan memengang map berwarna hitam, dengan santai wanita twrsebut berjalan sembari memperlihatkan aura kebahagian kepada setiap orang yang ada di dalam aula tersebut.

Ia berjalan menyusuri para petinggi yang telah berdiri rapi di dekat pintu aula, dengan ramahnya ia menyapa setiap orang dengan senyuman. Sampai di depan ia meghampiri pak djaja terlebih dahulu.

"Selamat datang di PT. Dinata Champion bu CEO, silahkan bu." Sapa pak djaja yang mempersilahkanya untuk berbicara dan menyapa seluruh karyawan yang ada di dalam aula.

"Hheheh, siapa pak djaja. Jangan tegang-tengang amat pak, kek sama siapa aja."

Di kursi paling belakang dua insan manusia masih sibuk dengan perdebatannya yang enggan untuk mengalihkan pandangnnya ke arah depan.

"Sumpah kalian berdua bersik banget, itu noh keknya bu CEOnya kali ini beneran deh yang itu. Kalian harus liat bjirrr cantik amat coy."

"Boong ah lu num. Orang katanya ibu-ibu punya anak satu dah tua dong."

"Iye katanya anaknya udah gede otomatis seusia kita dong, boong ah lu num. Emang pecinta janda lu."

"Serius gre, ra, liat depan kalau gua boong ntar gua traktik starbrakk deh."

"Gak deh mending ngusilin gracia, ya gak gree." kata clara sembari megelitiki gracia.

"Serah lu bedua dah, orang gua kagak boong." kesal hanum.










ooo









Dua menit berlalu gracia yang mulai kesal dengan clara tidak sengaja menghadap ke arah depan panggung, saat ini ia hanya terdiam dan entah ekspresi apa yang ia tunjukan saat ini. Antara bingung, tercengang, bertanya-tanya ataupun sedih.

Setelah itu satu kata keluar dari mulut gracia "WTF, mimpi gua keknya ra."

Hanum yang mendengarnya terheran "Kenapa lu gre, jangan misuh-misuh bodoh."

"Diem lu num, ra plis stop becandaan lu. L-luuu harus liat ke depan, lu harus pastiin kalau gua gak halu." Kata gracia sembari mencengkram tangan luna.

Luna yang sadar tangannya di cengkram erat merasa ksakitan "Apa sih anjing sakit tau gre."

"Liat depan. Ini gua gak mimpi kan ra coba lu liat depan." Tegas gracia kembali yang membuat clara akhirnya mengalihkan atensinya untuk melihat ke arah depan.

Saat clara melihat kearah depan, raut wajah yang awalnya kesal sebab tangannya yang sakit karena cengkram gracia seketika berubah
menjadi muram.

"Ra, ini gua gak ngayal kan ra, itu itu itu." Kata gracia sembari terbata-bata dan mengoyangkan tangan clara.

"Gre gua liat, itu luna gre itu luna." Satu tetes air mata jatuh tepat di pipi clara dan selanjutya satu tetesan tersebut menjadi genangan air mata yang terus membanjiri pipinya yang semakin membuat pipinya basah.

"Heh kalian berdua ngapain, lu juga ra ngapain nangis?" tanya hanum.

"Bjirr gua di diemin, kalian kenapa huaaaa."

Clara yang masih menangis, akhirnya bersuara kembali "Itu luna num, itu luna."

"Siapa? Maksud lu cewek yang di depan."tanya hanum kepada clara.

"Iya num, cewek yang di depan namanya luna. Tepatnya luna maheswara." Sahut gracia yang kembali memegang erat tangan clara, kali ini bukan mencengkram namun lebih untuk menguatkan clara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE SERENITY IN YOUR EYES | GRESHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang