15

84 6 1
                                    

jam menunjukkan pukul 16.15, sekolah MA Doa Bangsa sudah waktunya pulang. Kini tampak banyak siswa dan siswi yang berhamburan keluar dari kawasan sekolah setelah belajar seharian.

Adiba berjalan dengan kaki yang terasa sedikit sakit karena terhantam cukup kerasa oleh mobil Alby tadi, jadi jalannya sekarang aga pincang.

"Yaudah dib, aku duluan ya," Pamit Salma tersenyum pada Adiba.

"Iya hati-hati." Jawab Adiba membalas tersenyum sebelum kemudian Salma pergi meninggalkan Adiba ke parkiran untuk mengambil motornya lalu pulang.

Sementara Adiba berjalan santai karena kakinya juga Masih terasa sakit menuju ke luar sekolah. Sesampainya di depan gerbang, gadis itu celingak-celinguk hingga netranya tertuju pada seorang remaja yang mengenakan gamis dan hijab pashmina sedang duduk di kursi tempat kemarin Adiba menunggu angkutan umum namun tak kunjung ada.

Adiba tersenyum, itu Aiza. Ia pun berjalan menghampiri Aiza yang duduk diam saja memandangi jalanan yang terdapat kendaraan berlalu lalang.

"Assalamu'alaikum Aiza," panggil Adiba membuat sang empu menoleh lalu tersenyum pada Adiba.

"Waalaikumsalaam," Jawab Aiza berdiri dari duduknya.

"Kok sendiri kak? kak Alby mana?" Tanya Aiza.

"Lagi ambil mobilnya dulu di parkiran, tunggu aja bentar lagi sampe." Jawab Adiba yang di balas anggukan kecil oleh Aiza.

"Loh itu kening kakak kenapa?" Tanya Aiza dengan raut khawatir melihat sebuah kapas di tempelkan menggunakan Hansaplas di kening Adiba.

"Oh ini gak pa-pa kok, tadi kecelakaan kecil," Jawab Adiba santai sembari tersenyum pada Aiza.

"Kok bisa? itu pasti sakit kak," Ucap Aiza dengan mata berkaca-kaca khawatir pada keadaan Adiba.

"ini gak pa-pa kok dek, udah di obatin jadi aman." Ucap Adiba meyakinkan Aiza bahwa ia baik-baik saja dan memang benar walau masih terasa sedikit perih.

Tak lama, sebuah Mobil berhenti di hadapan mereka, sang pemilik Mobil itupun membuka kaca mobilnya.

"Silahkan masuk, kamu di depan saja Adiba." Katanya tersenyum. Adiba dan Aiza pun langsung memasuki Mobil Alby, dan setelah siap Alby melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke mall.

Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu menghabiskan waktu hingga berjam-jam kini tibalah Alby, Adiba, dan Aiza di sebuah mall besar. Ketiga nya pun keluar dari Mobil berbarengan.

Albi menghampiri Adiba dan Aiza. "Silahkan kamu duluan aja Al." Kata Adiba mempersilahkan Alby. Alby mengangguk lalu berjalan lebih dulu di ikuti oleh Adiba dan Aiza.

Setelah berjalan sedikit, Alby menemukan sebuah toko baju-baju islami ia pun memutuskan untuk masuk saja. Adiba dan Aiza pun mengikuti Alby.

"Mau yang gimana? pilih saja oleh mu." Kata Alby.

Adiba melihat-lihat baju-baju yang ada di toko itu di ikuti oleh Alby dan Aiza. Aiza diam membisu memperhatikan interaksi Adiba dan Alby.

"Permisi bu, mau cari baju seperti apa? sepertinya kalian keluarga kecil ya? kebetulan toko kami punya rekomendasi baju couple se-keluarga untuk satu anak seumuran anak ibu dan bapak," Ucap Salah satu pekerja di toko tersebut dengan ramah.

Adiba diam membisu mendengarnya, Aiza pun begitu.

"Maaf mbak, kami hanya teman saja dan adek ini itu adiknya teman saya. Kami di sini mau cari baju gamis dan koko couple untuk lomba saya dan teman saya ini," Ucap Alby menjelaskan kepada pekerja tersebut.

"Oh mohon maaf sekali, saya kira kalian itu keluarga, cocok." Kata pekerja tersebut yang hanya di balas senyuman oleh Alby dan Adiba, sedangkan Aiza hanya diam dengan wajah datarnya.

"Yasudah mari saya antarkan ke tempat baju couple untuk wanita dan pria." Ajak pekerja tersebut yang di angguki Alby lalu pekerja itupun berjalan lebih dulu kemudian di ikuti oleh Alby, Adiba, dan Aiza.

Sampailah kini Alby, Adiba, dan Aiza di tempat baju-baju gamis dan koko couple untuk pasangan di tuntun oleh pekerja tadi.

"Yang mana dib? saya bingung," Tanya Alby sembari terus melihat-lihat baju-baju nya.

"Sepertinya ini bagus," Ucap Adiba menyentuh Salah satu baju gamis dan koko couple yang tampak simple namun elegan.

"Yasudah mau itu saja?" Tanya Alby.

"Lihat harga dulu, pakai uang aku aja," Ucap Adiba.

"Tidak usah, biar saya saja yang bayar. Saya ikhlas," Tolak Alby membuat Adiba merasa tidak enak, lagi.

"Tidak Al, aku udah banyak merepotkan kamu. Untuk Kali ini uang aku aja ya, aku gak mau repotin kamu lagi," Kata Adiba.

"Tidak ada yang membuat saya repot Adiba," Ujar Alby.

"Dek, kayak pasangan yang lagi debatin siapa yang bayar tuh," bisik pekerja tadi pada Aiza yang sedari tadi diam.

"Iya emang mbak, saya di sini udah kayak nyamuk aja," Jawab Aiza.

"Kenapa adek nya ikut?" Tanya sang pekerja.

"Biar gak berduaan aja katanya, tapi percuma mbak saya ikut juga udah kayak anak mereka yang mereka telantarin," Jawab Aiza.

"Sabar ya dek."

"Kakak-kakak mohon maaf, mau beli baju apa debat di sini?" Tanya Aiza memberanikan diri berdiri di tengah-tengah Adiba dan Alby.

"Beli, pake uang saya," Jawab Alby.

"Ih apa sih Alby?! uang aku aja deh," Tolak Adiba.

"Udah biar adil suit aja deh," Saran Aiza menghentikan Alby dan Adiba yang hampir debat lagi.

Akhirnya Adiba dan Alby melakukan suit. Secara bersamaan mereka mengeluarkan tangan mereka. Alby mengeluarkan tangan mengepal membentuk batu sedangkan Adiba tangan membentuk gunting, Alby menang.

"Saya yang bayar." Kata Alby tersenyum senang.

"Mbak baju yang ini bungkus ya." kata Alby kepada pekerja tadi.

"Baik kak."

Setelah selesai membeli baju yang di rasa pas untuk mereka, kini mereka memutuskan untuk langsung pulang saja karena sudah sore juga hampir maghrib tidak enak jika harus kemana-mana lagi.

Setelah keluar dari mall ternyata di luar sudah turun hujan lebat, sementara parkiran cukup jauh dari tempat mereka kini keluar dari mall.

"Kak, gimana ini? hujan," Tanya Aiza pada Adiba.

"Kakak juga gak tau dek."

"Em Alby, hujan-hujanan aja lah gak ada pilihan lain," Ucap Adiba pada Alby.

"Kalo bisa sih jangan," jawab Alby.

"Ya gak bisa, udah gak pa-pa lah hujan-hujanan aja," Kata Adiba memaksa.

"Tapi kakak kalo udah hujan-hujanan biasanya suka sakit loh," Ucap Aiza.

"Engga kok, kemaren kakak Sempet ujan-ujanan enggak sakit tuh," ujar Adiba mengelak.

"Ya mungkin kemaren hoki, tapi biasanya kakak suka gitu loh." Kata Adiba.

"Gak pa-pa kok, in syaa Allah akan baik baik saja," Ucap Adiba meyakinkan Alby agar mereka hujan-hujanan saja.

Akhirnya Alby setuju, karena sebentar lagi akan masuk waktu maghrib juga jadi terpaksa mereka hujan-hujanan untuk ke parkiran.

Sampai di parkiran ketiga nya langsung memasuki mobil, dan Alby pun langsung melajukan mobil milik nya tanpa basa basi apapun.

***

Hallooo
masih pada stay di cerita ini gak nihh?
pantengin terus yaaa
bantu ramaikan
vote dan komennya

terima kasihhhhh banyakkkkk

see you next chapter 🦋🤍


Adiba ShakiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang