11

53 4 0
                                    

Bismillah dulu sebelum baca😁

selamat membaca teman-teman

***

Setelah menunaikan sholat isya berjamaah di mushola kecil kini Aida, Adiba, Aiza, dan Ranti menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue bolu sedangkan Irsyad kini menyiapkan alat-alat yang akan di gunakan, malam ini satu keluarga utuh sangat bahagia berkutat di dapur membuat kue bolu bersama-sama.

Dengan sabar dan jelas Ranti menjelaskan bagaimana cara membuat bolu, dulu Ranti sempat jualan bolu dan sangat laku banyak sekali orang yang menyukai bolu buatan Ranti dan kini ia mencoba membuatnya lagi apakah rasanya akan sama atau berbeda.

"Coba Abi pengen dikit tepungnya ke tangan abi-in," Pinta Irsyad mengulurkan tangannya meminta tepung terigu pada Ranti yang sedang menuangkan tepung terigu ke dalam wadah cukup besar untuk membuat adonan bolu.

"Buat apaan sih? nih." Heran Ranti, namun tetap Ranti berikan sedikit tepung terigu pada telapak tangan Irsyad.

"Terima kasih, ya zaujati." Ucap Irsyad suksek membuat pipi Ranti memunculkan rona merah dan membuat Ranti dalam diam tersenyum tipis.

"Abi gak usah bucin depan kita ini deh yang masih jomblo." Ucap Aiza.

"Sabar ya, Aiza masih lama." Ujar Abi menghampiri Aiza dengan senyum jahil lalu mencoretkan tepung terigu pada pipi anak bungsu nya itu.

"IH ABIII, KOK PIPI AIZA DI TEPUNGIN SIH?! INI PIPI BUKAN ADONAN KUE." teriak Aiza mengerucutkan bibirnya.

"Dua lagi nih belum." Ucap Irsyad.

Adiba dan Aida segera mengambil tepung terigu lalu di taburkan sedikit pada tangan mereka masing-masing bersiap-siap untuk melawan sang Abi yang akan menjaili mereka.

"Aku juga punya," Kata Adiba memamerkan tepung terigu yang ada di telapak tangan nya.

Irsyad dengan cepat memoleskan tepung terigu itu pada pipi Adiba dan Aida bergantian secara cepat.

Adiba dan Aida tersenyum jahil lalu keduanya berlari mengejar Irsyad seraya membawa tepung terigu pada satu telapak tangan mereka masing-masing

Setelah kejar kejaran akhirnya Irsyad berhenti karena di halau oleh Aiza.

"Ayo kak olesin tangan Abi pake tepung!" Seru Aiza tersenyum jahil.

Adiba dan Aida pun mengangguk lalu dengan kekehan kecil memoleskan semua tepung pada tangan sang Abi.

"YEYEYY BERHASIL!!" Seru Aida, Adiba, dan Aiza bersamaan di susul dengan tos-an dan tersenyum senang.

"Yaudah Abi kalah." Kata Irsyad.

"Udah udah, ini ada empat loyang satu orang satu olesin pake mentega." Suruh Ranti.

"Siap ibu negara." Kata Irsyad, Aida, Adiba, dan Aiza bersamaan yang menghadirkan ketawa kecil dari Ranti, mereka pun langsung melaksanakan tugas yang Ranti berikan dengan baik.

Setelah selesai di olesi mentega kini Ranti menuangkan adonan tersebut pada tiap-tiap loyang hingga adonan habis dan loyang terisi penuh oleh adonan sementara Irsyad, Adiba, Aida, dan Aiza sangat fokus menatap adonan bolu yang di masukkan ke dalam loyang.

Kini mereka pun membereskan dapur bersama-sama sembari menunggu bolu nya matang.

Setelah selesai dapur sudah bersih bolu pun tampak sudah matang, Ranti membawa bolu tersebut ke atas meja makan dan memindahkannya ke atas piring.

"Wahh wanginya enak banget nih apa lagi rasanya." Ucap Aiza menikmati aroma lezat dari bolu yang tampak masih panas.

"Umi, ini satu loyang Abi kasih buat sohib Abi ya buat Cobain kelezatan bolu buatan Umi," Izin Irsyad.

"Siapa? Umi juga niatnya mau mulai buka usaha buat bolu lagi jadi nanti sekalian buat promosiin ya hehe." Ucap Ranti tersenyum menampilkan deretan Gigi nya.

"Itu loh Rohman suaminya pia," Jawab Irsyad.

"Oh orang tua nya ALBY." Ujar Ranti menekan nama Alby seraya melirik Adiba yang sepertinya malu-malu.

"Biasa aja Kali Umi sebut nama Alby nya." Ucap Adiba pelan.

"Emang kenapa? salting kamu ya?" Kata Ranti menjaili Adiba.

"Ih enggak." Ucap Adiba.

"Yaudah ini umi pakein dulu toping ya bolu-bolu nya." Kata Ranti bergegas pergi untuk mengambil beberapa toping yang akan ia taburkan di atas bolu nya itu.

"Selesai." Ujar Ranti.

"Ini dua loyang masukin kulkas dulu aja," Titah Ranti.

"Kok Dua? satu lagi buat siapa?" Tanya Aida.

"kamu besok mau bawa gak?"

"Bikin lagi aja Umi," jawab Adiba tersenyum.

"Bahan bahannya udah abis sayang." Ucap Umi lembut.

"Yaudah deh okei."

Setelah itu Aida pun memasukkan Dua loyang kue bolu ke dalam kulkas dan Dua loyang lagi di bawa oleh Irsyad ke ruang keluarga untuk di makan bersama-sama sembari berbincang-bincang.

"Oh iya mi, bi, aku di chat sama ustadz di pondok aku katanya dia pengen ta'arufan sama aku buat nikah sama aku dia pengen temuin Abi," Ucap Aida sukses membuat Irsyad, Ranti, dan Aiza yang baru mendengarnya terkejut dengan mulut yang terbuka.

"Kamu serius nak?" Tanya Irsyad tak percaya.

"Aku serius Abi," jawab Aida dengan senyumnya.

"Aku udah kasih nomor Abi ke ustadz itu namanya Damar jadi kita bisa komunikasi lewat Abi," Ujar Aida.

Ranti mengusap pelan matanya yang berkaca-kaca.

"Anak Umi satu sebentar lagi bakal nikah dong?" Kata Ranti dengan senyum haru.

"Ih Umi Jangan nangis, kan belum tentu ini aku belum di khitbah Masih proses ta'aruf," Kata Aida mendekatu Ranti lalu duduk di sampingnya seraya mengusap air mata Ranti.

"Kamu juga suka sama ustadz Damar itu?" Tanya Ranti.

"Iya Umi, rasanya tenang aja kalo liat dia," Jawab Aida dengan pipi yang bersemu merah.

"Tapi kok dia ga menghubungi Abi ya?" Kata Irsyad sembari menatap ponselnya yang tidak ada notif dari siapapun.

"Dia merasa tidak sopan kalo menghubungi orang yang lebih tua dari dia lewat dari waktu isya kecuali kalau tidak ada waktu lagi," Jawab Aida.

"MasyaAllah." Kata Irsyad.

***
Segini dulu yaa
hehe pendek bangett tidak apa apa yaa
semoga suka
bantu ramaikan yaaa
vote Dan komennya Jangan lupaa

terima kasih

see you next chapter 🤍🦋

Adiba ShakiraWhere stories live. Discover now