Across The Universe : 15. I'll Probably Be Fine

83 17 3
                                    

Republic of Korea, 2013

Malam itu di tengah hingar bingar musik dansa yang memenuhi ruangan dengan banyaknya orang yang menari di dalamnya, terlihat seorang gadis berada diantara salah satu orang-orang itu.

Dia sudah setengah mabuk dan kini menari dengan bersemangat di tengah lantai dansa bersama dengan teman-temannya.

"Oi, Yuri! Bukankah itu Jiyong?", salah satu teman Yuri menepuk bahu Yuri lalu menunjuk ke arah seorang pemuda yang baru masuk ke dalam gedung klub.

"Aish, darimana dia tahu aku ada disini?!", omel Yuri jengkel karena merasa terlalu dikekang.

Jiyong terlihat mencari keberadaan Yuri dan tak butuh waktu lama baginya untuk menemukan sang adik.

Yuri menghela nafasnya berat saat Jiyong berjalan ke arahnya.

"Aku pergi.", pamit Yuri pada teman-temannya lalu segera berjalan melewati Jiyong sebelum pemuda itu memarahinya di depan teman-temannya.

Jiyong terlihat memutar matanya sekilas lalu kembali berbalik untuk mengikuti Yuri yang keluar lebih dulu.

"Ohh ayolah, aku bukan anak kecil lagi. Berhentilah untuk mengatur hidupku.", omel Yuri saat keduanya sudah di depan mobil Jiyong.

"Kata seseorang yang dua hari tidak pulang tanpa memberi kabar.", sahut Jiyong bermaksud menyindir adiknya yang keras kepala itu.

"Dan kau meninggalkan kewajibanmu Yuri, yaitu belajar.", tambahnya sedangkan Yuri hanya diam sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain, enggan untuk bertatapan dengan sang kakak yang sangat marah padanya itu.

"Masuk.", Jiyong membuka pintu kursi penumpang mobilnya untuk Yuri dan saat itu Yuri pun menuruti perintah itu.

Mobil sedan itu melaju dengan kecepatan sedang di tengah kota yang ramai walau waktu sudah menunjukkan tengah malam.

"Kau bukannya harusnya pergi berkencan dengan calon istrimu malam ini?", tanya Yuri memecah keheningan.

"Darimana kau tahu itu?", tanya Jiyong sambil melirik Yuri singkat karena seingatnya ia tidak memberitahu soal kencan itu pada siapapun.

"Jooyeon unnie. Dia memintaku untuk memilihkan gaun yang harus dikenakannya.", jawab Yuri lalu menolehkan kepalanya pada sang kakak.

"Kau tahu keberadaanku darinya kan?", tanya Yuri namun ia sudah tahu jawabannya walau Jiyong tidak mengiyakannya.

"Dasar jalang menyebalkan.."

"Kwon Yuri jaga bicaramu.", potong Jiyong cepat dengan sorot mata menyalanya. Dia marah, Yuri tahu itu.

Ponsel Jiyong tiba-tiba berdering membuat omelan Jiyong pun tertunda karena Jooyeon yang menghubunginya.

"Halo?", jawab Jiyong dan pemuda itu mendengarkan perkataan lawan bicaranya itu sebelum akhirnya menginjak rem sekaligus membuat Yuri terdorong ke depan dan hampir kepalanya terpantuk dashboard.

"Yakk..", protes Yuri namun ia mengurungkan niatnya saat melihat Jiyong yang terlihat begitu terkejut dengan matanya yang memerah berlinangan air mata.

~

Yuri berlari di belakang Jiyong yang beberapa langkah di depannya hingga keduanya tiba di depan ruang operasi dan saat itu beberapa perawat mendorong suatu ranjang yang sudah ditutupi dengan selimut hingga menutupi wajahnya.

"Jooyeon-ah.", Jiyong mendekati tubuh kaku sang kekasih dan memeluknya dengan linangan air mata.

Yuri mematung di tempatnya berdiri sambil menatap kakaknya yang menangis tersedu-sedu.

Across The UniverseWhere stories live. Discover now