27. Ascension

17 3 9
                                    


Dengan senyuman yang mengembang di wajahnya, Elora bangkit berdiri, menggenggam erat piala penghargaannya sebagai juara pertama dalam lomba menembak tingkat nasional. Gemuruh tepuk tangan dan sorak sorai dukungan merayakan kemenangannya, sementara sinar-sinar kamera mencoba menangkap setiap momen kebahagiaan para peraih juara. 

Nama Elora, yang sudah melambung dalam setahun terakhir, kini semakin bersinar dengan prestasi barunya yang berhasil menutupi omongan-omongan negatif dari para kritikusnya.

Prestasinya bukan satu-satunya hal yang mencuri perhatian. Atribut yang dipakainya selama pertandingan, terutama topi hitam berbordir NX, menjadi trending topik di berbagai platform media sosial. Semua orang mengenal topi tersebut sebagai identitas khas dari mendiang atlet panahan yang meninggal setahun lalu.

Reporter yang menyaksikan momen kemenangan ini segera mengarahkan pertanyaannya kepada Elora dalam siaran langsung. "Sekarang, bersama kami, kita memiliki Elora, juara lomba menembak tingkat nasional. Bisa Anda berbagi perasaan Anda setelah meraih prestasi ini kepada masyarakat?" tanya reporter dengan suaranya yang terdengar jelas di udara.

Elora, meski sedikit canggung dengan sorotan kamera dan wawancara langsung, berusaha mempertahankan ketenangannya. "Saya merasa sangat bersyukur dan ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan yang luar biasa dari semua pihak," jawab Elora dengan rendah hati.

"Adakah yang ingin ditambahkan?" tanya reporter lagi.

Elora menggeleng lembut, "Tidak, itu sudah cukup." jawabnya singkat.

Seiring dengan langkahnya yang meninggalkan frame kamera, Elora menemui pelatihnya yang sudah menunggu, dan keduanya mulai membahas berbagai hal terkait rencana perlombaan mendatang dan kemungkinan bergabung dengan ajang yang lebih besar, semoga.

***

Dalam sebuah rapat lanjutan yang dilakukan di ruang kerja, suasana terasa begitu santai ketika Vincent dan Mr. Jeon, rekan bisnis yang telah menjalin hubungan seperti saudara, berkumpul bersama. Rapat yang semula serius tiba-tiba dihentikan oleh Vincent yang penuh semangat, mengajak semua rekan bisnisnya untuk menyaksikan lomba menembak tingkat nasional yang diikuti oleh putrinya, Elora.

Ruang rapat seketika berubah, riuh dan semangat memenuhi ruangan. Sorakan dan tepuk tangan tak terbendung, memberikan kesan bahwa mereka jauh dari kategori pertemuan bisnis yang serius dan kaku. Mereka semua dengan antusias menyaksikan bagaimana Elora berhasil menempati posisi pertama secara adil, meraih kemenangan gemilang.

"Wow, Your daughter's really great!" puji Tuan Jeon, terkesan dengan penampilan gemilang Elora.

"Ya, that's my little girl," ucap Vincent dengan bangga, matanya bersinar menyaksikan keberhasilan putrinya.

Jeon yang juga terpana oleh keterampilan Elora mencoba memancing obrolan. "Next time your daughter will fight my son, Jin-seon, in the other match?" tanyanya sambil tersenyum, mencoba menduga-duga apakah akan ada pertandingan seru antara putrinya dan anak laki-laki Jeon di kesempatan berikutnya yang mungkin saja bisa terjadi.

***

Kepulangan Elora disambut dengan suka cita yang meriah oleh Clarissa dan keluarganya. Mereka memutuskan untuk merayakan keberhasilan Elora dengan menghabiskan malam bersama di rumah Elora. Film-film yang lucu dan menyenangkan diputar di layar televisi, makanan lezat disajikan di meja, dan suasana hangat penuh tawa menghiasi malam mereka.

"Chukhahae!" ucap Clarissa dengan riang, memberikan buket bunga yang cantik dan sekantung plastik besar berisi mi instan dengan berbagai rasa kesukaan Elora.

DIVE INTO THE LETTERSDonde viven las historias. Descúbrelo ahora