BAB 12

922 68 3
                                    

Rony pov

"Anjir capek bener ni badan, rebahan dulu lah, encok juga ni pinggang, hahaha" ucapku pada diriku sendiri

Aku pun mengeluarkan hp dan mulai bermain game di hp untuk menghilangkan penat dan capek di badanku. Saat sedang seru serunya tiba tiba ada panggilan masuk, yang membuatku mau tidak mau harus mengangkatnya

"Apalagi ni bocah, udah malem masih aja telfon bukanya tidur" ucapku saat mengetahui siapa yang menelfonku.

Aku pun langsung mengangkat telfon itu, telfon itu dari salma dia menanyakan apakah aku sudah sampai rumah atau belum.

Setelah aku menerima telfon dari salma, akupun melanjutkan games yang sempat tertunda tadi.

Tak terasa sudah hampir 1 jam aku bermain game, dan aku memutuskan untuk tidur  tapi saat hendak mematikan lampu. Aku pun memastikan kembali pintu rumah sudah di kunci atau belum dan mencari keberadaan dua adekku yang sudah pulang atau belum. Setelah semuanya beres akupun kembali di kamar.

"Anjir lupa matiin lampu segala" ucapku kesal karena tujuan awalku ingin mematikan lampu tapi ternyata belum aku matikan. Akupun berdiri lagi untuk mematikan lampu.

Namun saat hendak mematikan lampu, ada suara ketokan dari pintu kamarku.

"Tok tok tok" suara ketukan pintu

Aku langsung bergegas membuka pintu karena takut ada sesuatu yang emang penting. Dan ternyata yang mengetuk adalah ibuku.

"Eh ibu, kenapa bu?" Tanyaku setelah membuka pintu

"Belum tidur mas?"

"Belum, kenapa bu? Ada yang mau di bicarain sama gala?" Tanyaku kepada ibu

"Iya ada sesuatu penting yang mau ibu omongin sama mas"

"Masuk bu, di dalem aja ngobrolnya , atau mau di meja makan?"

"Di kamar mas aja, ibu ngga lama ko ngomongnya"

Aku pun mempersilahkan ibu masuk kedalam kamar , dan ibu mulai duduk di meja belajarku sedangkan aku di ujung kasur ku.

"Iya bu mau ngomong apa?" Tanyaku sudah mulai penasaran

"Mas, tadi ibu ketemu sama temen lama ibu pas beli telur sama abang"

"Iya, terus?"

"Nah, temen ibu nagih janjinya dulu"

"Janji apa? Ibu ada hutang? Sini biar mas yang bayarin aja"

"Bukan mas, dengerin dulu ibu"

"Hehehe, iya kenapa bu?"

"Jadi dulu ibu sama temen ibu pernah janji mau jodohin anak kita, mas mau ngga?"

"Mau apa?"

"Di jodohin"

"Sama siapa?"

"Anaknya temen ibu"

"Namanya siapa?"

"Salma kayaknya"

"Salma siapa?"

"Ya mana ibu tau mas, kalo mas mau besok di adain pertemuan, mas mau ngga?"

"Bu.. bukan mas ngga mau, tapi ini terlalu cepet, mas jg msh hrs biayain adek sama ibu, mas juga belum punya penghasilan tetap, nanti mas ngasih makan istri mas gimana?" Jelasku panjang lebar

"Mas, akan ada rezeki di setiap pernikahan, jika mas ikhlas mas mau, insyallah akan ada jalanya" ucap ibu menenangkanku.

"Mas mau?" Tanya ibu lagi kepadaku

Ragnala Where stories live. Discover now