Atecna Azurra Warren

Start from the beginning
                                    

" Gue gak ngelakuin apa-apa,Bang!" balas gadis yang di panggil Gissel tadi. Wajannya memerah entah karna marah atau karna pipinya di tampar oleh Abang sendiri.

" Gak, usah ngelak lo kan yang udah buat tangan Amira kena siram air panas tadi!! " Bantah nya menunjuk ke arah gadis yang sedang menangis di sofa dan di keliling pemuda lain.

Gissel yang di tuduh tentuh saja tidak terima" Bukan gue, dia yang nyiram air panas ke tangan nya sendiri!!" Ucap nya marah menatap ke arah gadis yang di panggil Amira.

"Lo gila ya?orang mana yang mau nyiram tangan nya sendiri pakai air panas." cibir salah satu pemuda yang sedang duduk di sofa, sebut saja Nanda.

Erick,abang Gissel yang mendengar ucapan bodoh adiknya pun semakin marah tapi sebelum dia berbicara, suara lembut Amira menghentikan nya.

"udah kak Erick, jangan marahi Gissel. Dia gak salah,aku aja yang kurang hati-hati." Ujarnya setelah berhenti menangis, suaranya agak serak karena menangis membuat orang lain yang mendengar, Menjadi lebih kasihan padanya.

Gissel menatap benci ke arah Amira yang baru saja selesai bicara, jalang sialan ini!! Pintar sekali dia bersandiwara.

" jangan terlalu baik Mir, orang kek Gissel tuh gak pantas di baikkin."Ucap pemuda di samping Nanda. Sebut saja Riko.

Amira menatap ke arah Riko dengan sedih dan berkata " kak Riko gak boleh gitu, Gissel kan gak salah kak." Riko memutar bola matanya malas, Amira terlalu polos menurut nya.

Sebelum suasana semakin keruh pemuda tampan yang duduk di sebelah Amira pun berkata.

" Minta maaf." Ucapnya menatap dingin pada Gissel.

Gissel terkejut saat sang tunangan, yaitu Bara menyuruhnya untuk minta maaf pada jalang sialan itu.

Matanya memiliki kilatan sendu tapi tak ada yang menyadari nya. Dia sadar selama ini Bara tidak menerima nya sebagai tunangan namun meski begitu dia berpura-pura bodoh atau lebih tepatnya membodohi dirinya sendiri.

Gissel melirik Abang nya yang masih menatap bengis ke arahnya, hatinya tercekik melihat tatapan itu di arahkan kepada dirinya. Dia selalu bertanya-tanya sebenarnya apa salah nya sampai ia harus di benci seperti ini.

Bahkan Abang kandung nya sendiri memperlakukan dirinya layaknya seekor hama. Terkadang dia rindu pada saudara kembar nya yang ada di Jerman.

Dia selalu berharap kalau Tecna ada di sini sekarang dan membelah nya dari orang-orang jahat ini. Orang tua nya pun juga tidak peduli padanya jika ia mengadu bukan pembelaan yang ia dapat.

"Jangan melewati batas mu, Bara." Ucap Gissel dingin. Wajahnya yang marah tadi hilang di ganti dengan tatapan tanpa emosi.

Hal itu membuat semua terkejut melihat perubahan sikap Gissel, tentu saja biasanya jika Bara sudah berbicara, suka tidak suka tentu saja Gissel akan mematuhi nya bahkan melebihi Abangnya sendiri.

"Bahkan meski gue yang salah di sini, sampai mati pun gue gak akan minta maaf pada tuh jalang." lanjut nya.

" GISSELA!!"

semua terkejut saat teriakan papa Gissel, yaitu ADAM WARREN bergema. Mereka melihat papa Gissel yang seperti nya baru pulang dari kantor di ikuti IVANA WARREN mama Gissel di samping nya yang juga tampak marah.

Adam berjalan mendekat ke arah putri nya" apa-apaan ucapan kamu itu?!" Ujar nya setelah bediri di depan sang putri.

"Papa tidak pernah mengajar kan kamu untuk mengucapkan kata-kata kotor seperti itu GISSEL!!" lanjutnya menatap tajam Gissel.

Transmigrasi Ke Dalam Novel  Where stories live. Discover now