"Tunggu!!" Hendak Gavin matikan, suara Kara terdengar keras. Gavin pun mengurungkan niat melakukan hal tersebut.

"Lo mau beli apa? Uang masih ada?"

"Ada."

"Gue suruh Marvel kesana nganterin uang."

"Gak usah. Uang gue masih cukup buat sehari-hari."

"Sok-sokan, Anjing! Liat aja bentar lagi lo bakal ngenes, merengek ke gue minta duit."

"Gak akan cok!"

Tiba-tiba Kara mematikan telfonnya sepihak. Gavin menghela nafas pelan. Baru juga selesai bicara udah dimatiin aja.

"Temen-temen anjing, gue bilang keep sendiri malah cerita ke Mama. Argh! Terus gue harus apa?" Gumam Gavin kesal sendiri.

Kalau dia udah berhasil ngambil hati Vanya, ngebuat Vanya percaya, semua bakal bisa berjalan seperti apa yang Gavin mau. Tapi kenapa Tante Clara malah mau ngambil Vanya? Besok lagi. Emang paling bener orang tua - orang tua gak pada tahu dulu.

Sekarang, kalau besok Vanya tetep nolak pulang sama Tante Clara, Gavin harus gimana? Pasti yang akan disalah-salahkan lagi dia. Walaupun memang udah seharusnya gitu.

•••••

"Kalian udah nemuin Vanya tapi nggak bilang ke gue?" Tanya Acel menyidang empat cowok dihadapannya.

Farel, Juna, Marvel, dan Alex hanya diam. Tak ada tanda-tanda mereka mau mengeluarkan suara.

"Gak ada yang jawab, budek kah?"

"Cel, kita gak mau masalahnya jadi makin sulit. Kalau lo tahu Vanya udah ketemu, kita yakin lo bakal nekat nyusulin Gavin. Makannya kita mutusin buat gak bilang dulu ke lo."

"Vanya sahabat gue, Juna! Kok lo tega bilang gitu? Kalian gak mau gue ketemu sama Vanya?"

"Lo sadar gak sih Cel? Apa perasaan Vanya kalau tahu sahabatnya mau nikah sama salah satu laki-laki brengsek yang pernah ngebully dia habis-habisan?" Juna mencoba berbicara santai.

Dia masih ingat Acel itu perempuan. Coba kalau Juna lupa, udah kasar dari awal tu anak.

"Lo kira Vanya bakal biasa aja denger kabar kalian nikah?" Lanjutnya sedikit menaikan nada.

"Udah, Jun," Tegur Alex setelah itu.

"Masalahnya Acel nggak sadar sama apa yang mau dia lakuin," Sahut Juna menoleh ke arah Alex.

"Udah," Suara Farel terdengar membuat suasana mendadak hening. "Gue tahu disini Acel salah karena nerima gue. Tapi dia berhak tahu tentang sahabatnya."

"Lo bilang gitu soalnya gak tahu perasaan yang Vanya rasain kayak apa," Lirih Juna yang duduk di samping Farel.

"Gue tahu. Gue juga udah ada pikiran Vanya nggak bakal terima sama pernikahan ini. Apalagi dulu Acel temen deketnya, temen satu-satunya yang dia punya."

Niat Farel mungkin benar memberitahu Acel mengenai Vanya sebagai sahabat. Tapi niat itu belum Farel pikiran sampai kedepannya bakal kayak gimana.

Farel lupa kalau Acel orangnya suka nekat. Semisal tiba-tiba dia nyusul Gavin, ya udah semuanya selesai. Mana kabar terkininya Farel tahu mental Vanya keganggu. Oh ya dia belum bilang ke teman-temannya.

"Lo pada udah tahu?" Tanya Farel.

"Apa?" Sahut Juna dan Alex di ikuti tatapan dari Marvel dan Acel.

"Mental Vanya keganggu."

HER LIFE - END (OTW TERBIT)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora