Bab. Seorang Jemalio

192 13 0
                                    

"JEEEEEMAAAALIIIOOOOOO" Zea berlari sambil memanggil Jemalio, anak kelas 1 sekolah menengah pertama itu menatap Zea yang berlari kearahnya.

"KAK ZEAAAAAAAAAA" Teriakan dari keduanya saling bersahutan, bahkan Januar harus menutup telinga nya. adik dan teman kecilnya itu benar benar memiliki pita suara yang panjang.

"JEMAAAALIOOO kamu kemana ajahh, YAAMPUN! udah besarrrrr!!!!!" Zea memekik keras saat tubuh Jemalioo hampir setara dengan dirinya.

"Huh, aku memang sudah besar" Ucap Jemalio sambil menampilkan wajah nakal nya.

"Sudah punya pacar dia" Ucap Januar

"HAHH!?? JEMAAAA, KAMU PUNYA PACAR??!! YAAMPUN HUUUAAA JANGAN DONGG!!! KAMU ADIK KECIL AKUU GA BOLEH PACARAN!!" Zea memeluk leher Jemalio, bergelayut seperti koala.

"KAK ZEAAA AKU GA PACARAN, aku cuman hts~~" Jemalio melirihkan bagian hts karena takut di tertawaan abang nya itu.

"WOAHHH! seperti apa calon mu itu?" Tanya Zea dengan nada centil.

"AYO AKU CERITAIN!" Jemalio dan Zea masuk kedalam mobil bagian penumpang belakang, sedangkan Januar merotasi kan mata nya melihat kelakuan adiknya.

Sialan, benar benar dijadikan supir!
____

"INI LUCU AYAM NYA!"

"Gak Zea, nanti baru 2 hari ayamnya mati"

"MAU INIII!"

"Jemalio, kamu bakal cepat bosan main in itu"

Januar benar benar di buat pusing oleh Zea dan Jemalio, seperti mengurus 2 anak balita. Sialnya dirinya mengiyakan Jemalio untuk ikut.

Sebab, Zea seperti ini kan karena ada teman per - gilaan nya.

"Zea"

"Jemalio"

"Ayo sarapan dulu" Januar menarik keduanya untuk menjauh, mencari tukang bubur.

"Duduk disini!" Zea dan Jemalio mengangguk, lalu duduk anteng dengan memakan piscok (pisang coklat) yang sempat mereka beli.

"Mang, bubur nya 3 ya, yang satu gak pake seledri sama kacang, yang satu lagi ga pake sambel sama kecap, terus yang satunya lagi lengkap ya" Januar membayar Bubur nya, lalu berjalan menghampiri Zea dan Jemalio.

"Januar, gue gak pak-"

"Gak pake seledri dan kacang" Ucapan Zea dipotong oleh Januar, sudah hafal sekali makanan temannya itu, dulu kalau kedua nya mau makan bubur, Zea selalu berteriak tidak pakai seledri dan kacang.

"OOOOOOOO kalian lucu banget, pacaran gih" Ucapan Jemalio dibalas pukul an kecil oleh Zea.

"Gak mau jem, abang lo itu pawang nya banyak banget, serem gue" Balas Zea sambil berbisik, walaupun Januar tetap mendengar nya.

"Ya udah nanti gue suruh fans gue pergi, tapi lo jadi pacar gue mau?" Bagai sengatan tiba tiba, Zea tersedak ludahnya sendiri, hidung nya sudah perih sekali, Jemalio memberikan Zea air mineral yang tersedia di meja.

"Waduh bang, lo mah asal gas ajah kalo mau nembak cewe, yang romantis lah" Ucapan Jemalio membuat Zea kembali tersedak. Sialan sekali kedua saudara ini.

"HAHAHAH KAK, MUKA LO MERAH BANGET!" Jemalio tertawa sambil ditahan saat melihat Zea yang menatap nya kesal, demi apapun menggoda Zea itu menyenangkan.

"Lo diem deh" Ucap Zea sambil menunjuk Januar.

Posisi duduk Zea itu berhadap hadapan dengan Januar, sedangkan Jemalio berada di samping kanan nya, Karena jarak meja yang memisahkan mereka tak terlalu jauh, Januar menarik jari telunjuk Zea yang tengah menunjuk nya.

Love Attack - JarzeaWhere stories live. Discover now