Double kill

6 4 0
                                    

⋇⋆✦⋆⋇ 


Kenapa hari Minggu berlalu dengan cepat? Dara belum siap harus melakukan aktivitas duduk di depan komputer berjam-jam lamanya.

Belum lagi harus naik turun tangga untuk meminta tanda tangan atasanya, atau lebih parah berjalan kebelakang untuk melihat barang atau melihat dokumen yang direvisi? Atau mesin fotocopy mengantri? Atau yang lebih sakitnya melihat pak Daffa berjalan beriringan dengan mba Sadira? Membayangkannya saja membuat Dara frustasi dan mengacak rambutnya brutal.

Aroma tumisan menyeruduk masuk ke indra penciuman Dara setelah membuka pintu kamarnya.

"Met pagi bo" Ucap Amira yang sedang duduk ala di warteg dengan satu gelas susu coklat.

"Hm"

Dara berjalan malas menuju kamar mandi dan sebelum menutup pintu kamar mandi suara Bella memasuki indra pendengarannya.

"Semangat dong mau ketemu pak Daffa juga" Ledek Bella.

"BERISIK!"

Selesai mandi Dara langsung ikut duduk berkumpul di meja makan, dan meraih satu buah Apel merah.

"Bawa ni nasi" Ucap Hana

"Hm makasih Hana ku sayang" Ucap Dara seraya tersenyum manis.

"Jijik gue liatnya" Saut Bella

"Gak usah di liat" Timbal Dara sewot.

"WHAT!!!! O MY GOD!" Teriak heboh Amira

"Apa sih?" Ucap Dara kepo

"Dosen baru, ganteng amat" Jelas Amira seraya menunjukkan room chatnya dengan teman kampusnya.

"Oalah, kirain gue apa" Ucap Dara santai.

"Gantiin pak djarot?" Tanya Bella

"Hm"

"Bagus deh, gak ketemu oak djarot lagi gue, tenang amat idup gue kalo gini" Ucap Dara seraya mendongak keatas.

"Terus dosen barunya cowok kemarin yang lo temuin" Ucap Bella

"Ih? Jangan lah please gue malu banget" Keluh Dara

"Makannya kalo kaget tu jangan asal sebut" Ucap Amira

"Reflek! Tau kaga sih?!" Dara sewot setelah mendengar topik yang membahas cowok kemarin.

***

Dara sedang menunggu berkasnya keluar dari mesin fotocopy di kantor seraya melihat beranda instagramnya.

Sentuhan di pundaknya membuat Dara menoleh dan mendapatkan Daffa sedang berdiri disebelahnya dengan senyuman manis yang indah bagi Dara.

Jantung Dara memompa darah lebih cepat, rasanya tubuh ini terbakar ditempat.

"Pagi dar" Sapa Daffa yang membuat Dara melepas tatapannya kepada Daffa.

"Juga pak, bapak mau ngapain? Tumbenan ke ruang fotocopy" Tanya Dara

Daffa melepaskan rangkulan tangannya di bahu Dara. "Mau fotocopy ini, soalnya Tari lagi gak ditempat" Jawab Daffa.

"Biar sama saya aja pak, saya juga mau ke mba Sadira buat tanda tangan berkas sebelum kasih ke bos" Ucap Dara.

"Gak papah nih?" Tanya Daffa memastikan.

"Santai aja pak" Jawab Dara seraya tersenyum.

"Oke deh, makasih ya" Ucap Daffa dan pergi meninggalkan Dara sendiri diruang fotocopy.

"Kapan lagi modus ke pak Daffa tampan?" Monolognya.

Selesai sudah mem fotocopy berkas-berkas baik itu berkas dirinya ataupun berkas Daffa. Dara langsung bergegas menuju ruangan Daffa dan melihat pria itu tengah sibuk di gulat dengan komputer dan mouse.

Sedangkan Sadira tengah menerima telepon entah dari mana, Dara mengetuk pintu dan masuk kedalamnya. Tatapan Dara bertemu dengan tatapan Daffa, mereka bertatapan cukup lama dan setelahnya Dara berjalan menuju meja Sadira untuk merevisi berkas dan menandatangani berkasnya itu.

"Mau di kasih ke pak Bagus Dar?" Tanya Sadira

"Iya mba, pak Bagus minta sekarang" Jawab Dara

Berkas Daffa masih di berada di pelukannya, sekarang Dara sedang fokus melihat berkasnya yang sedang Sadira revisi.

"Udah pas, cepet banget kamu belajar nya" Puji Sadira.

Senyum bahagia terukir jelas di wajah Dara, bagaimana tidak? Dia dipuji oleh wanita cantik bak bidadari ini.

"Bisa aja mba, lagian siapa dulu yang ngajarin?" Goda Dara

"Yaudah kasih ke pak Bagus sekarang nanti ngomel" Bisik Sadira

Dara tertawa dan berpamitan ke Sadira tanpa lupa Dara menyerahkan berkas Daffa yang ia fotocopy tadi.

"Ini pak" Ucap Dara

"Makasih ya Dar" Ucap Daffa seraya tersenyum ramah.

"Sama-sama Pak"

Rasanya hari ini sangat bahagia, pertama dirinya di puji oleh Sadira wanita yang Dara anggap crush walaupun Dara masih normal tapi jujur Sadira memang sangat Attractive di mata kaum hawa ataupun adam, dan kedua dia mendapatkan senyuman manis dari Daffa dan ya tadi dia sempat di rangkul pula bukan?

Double kill

***

Diperjalan pulang Reno melihat segelintir pesan dari sang ibu yang mengundangnya ke acara makan malam antar keluarga dan Reno yakin setiap makan malam antar keluarga pasti ada rencana yang Reno tidak suka, yaitu perjodohan.

Menancapkan gas menuju apartemen dengan wajah datarnya yang tenang tapi tidak dengan pikirannya.

Ting!

Om Djarot
Besok masuk kelas om ya soalnya om mau kontrol

Seketika Reno memijat kepalanya pusing, urusan kantor, keluarga, dan sekarang kampus? Rasanya Reno akan tumbang dengan cepat tanpa alasan yang pasti.

Me
Oke om

Mau bagaiman pun Djarot adalah paman yang baik di mata Reno bagaimana tidak? Saat Reno kabur dari rumah Djarot lah orang yang pertama kali Reno temui, bahkan Reno lebih dekat dengan Djarot dari pada sang ayah yang sering pergi keluar negeri.

Bisa di bilang Djarot sudah Reno anggap sebagai ayah, walau tidak ada hubungan darah tapi Reno sangat menyayangi Djarot walau gengsi mengatakannya ataupun menunjukkannya.

Sesampainya di apartemen Reno langsung membuka semua pakaiannya dan menyisakan boxer hitam yang masih menempel sempurna.

"Hai puppy" Sapanya pada anjing lucu imut dan gemas bagi Reno.

Anjing pemberian seseorang.

Reno berjalan menuju kamar dan membersihkan dirinya sebelum makan malam bersama puppy. Keluar dengan keadaan menggunakan handuk yang di ikat di pinggang dan rambut yang masih basah.

"Puppy makan dulu" Ajaknya pada anjing lucu itu.

Membuka kulkas dan meraih satu buah paha ayam dan menggorengnya garing, menyiapkan makan malam sendiri begitupun sarapan tidak terlalu buruk bagi Reno malahan menjadi aktivitas favorit Reno.

Ting!

Sadira
Besok bisa ketemu Ren?

Seketika keningnya mengerut bingung, kenapa Sadira ingin bertemu? Apa dia akan menolak perjodohan itu? Jika iya Reno akan datang dengan semangat 45 jika bukan Reno akan memilih datang ke kampusnya.

⋇⋆✦⋆⋇ 

The love that comes in AugustWhere stories live. Discover now