Nacia langsung membuka pintu mobil dan keluar. Dia langsung disambut Serena yang sibuk mendorong koper untuk diserahkan ke porter.

Nacia merasa tak enak dengan Serena yang sudah berkeringat membantu Dirga dan Pras menurunkan koper dari dalam van.

Jaleo lalu menyusul Nacia. Pria itu berdiri di belakang Nacia yang berdiri dan menatap langit malam. Nacia menoleh pada Jaleo. "Kita terbang malam malam gini?"

Jaleo mengangguk. "Kejar hari. Roman maksa kita buat fligt malam ini. Padahal gue maunya kita bisa nginep dulu dan terbang besok pagi."

"Kelar. Ayo masuk!" Pras berseru pada Jaleo dan Nacia yang masih terdiam di tempat.

Nacia bergumam, "kita kayak nggak guna banget, ya? Nggak bantu apa apa."

"Siapa bilang nggak bantu? Kita bantu bikinin mereka ponakan yang cantik cantik." Jawab Jaleo dengan begitu entengnya. Nacia spontan menginjak kaki Jaleo. Kesal dengan jawaban enteng pria itu.

"Aduh, Yang! Sakit." Jaleo mengangkat kakinya guna mengelusnya. Sebenarnya tidak sakit sih tapi kan Jaleo kalo nggak drama kayak ada yang kurang gitu.

Nacia tak merespons Jaleo yang kesakitan. Dia langsung berjalan meninggalkan suaminya yang merintih sembari berusaha menggapainya. "Nggak usah drama."

Melihat respon Nacia, Jaleo langsung menghentikan dramanya. Apalagi di undakan tangga menuju pesawat kecil yang akan mereka tumpangi, Pras, Dirga dan Serena menatapnya dengan pandangan yang... mengasihani.

Jaleo dengan cepat menyusul langkah istrinya. Pria itu langsung saja menggendong tubuh kecil Nacia. Lalu membawanya berlari kencang. Nacia jelas saja ketakutan. Wanita itu langsung memekik sembari memeluk leher suaminya.

"Kak! Sumpah ya lo! Gue jitak pala lo habis ini!" Ancam Nacia.

"Nggak takut, wleee." Ledek Jaleo sembari dia berjalan cepat menuruni undakan tangga. Dan saat berdiri tepat di depan pintu pesawat, Jaleo langsung menurunkan Nacia.

Nacia langsung saja menjewer telinga Jaleo dengan kencang. Yang kali ini serius. Tujuannya adalah membuat Jaleo kesakitan.

Saat Nacia melihat Jaleo kesakitan sampai merintih memohon ampun, baru Nacia melepaskan jewerannya. Wanita itu melenggang masuk ke dalam pesawat, tanpa menghiraukan Jaleo yang sudah memegangi telinganya karena kesakitan.

Saat Nacia masuk ke dalam, dia langsung di sambut oleh dua pramugari cantik dengan seragam yang serupa.

Nacia membalas senyuman mereka dengan setengah malu malu. Pasalnya mereka pasti melihat pertengkaran kanak kanak antara dia dengan suaminya.

Nacia di bimbing masuk ke dalam. Pun dengan Jaleo yang di bimbing oleh salah satu pramugari cantik itu untuk masuk ke dalam pesawat.

"Untuk nona Nacia, silahkan." Pramugari itu mengarahkan Nacia pada salah satu kursi yang berada di dekat jendela pesawat. Lalu pramugari itu memberikan satu selimut tebal pada Nacia. "Ini selimutnya, Nona."

Nacia membalas kebaikan pramugari itu dengan ucapan makasih. Dan kemudian Jaleo di arahkan oleh pramugari untuk duduk di kursi tepat di samping Nacia.

"Untuk tuan Jaleo, silahkan." Pramugari itu menunjuk pada satu kursi yang berada di samping Nacia. Jaleo juga mendapatkan selimut.

"Makasih, mbak— Dea?" Jaleo menyebut name tag yang terpasang di dada perempuan itu.

Pramugari itu tersenyum malu, "sama sama." Ucapnya, sebelum dia melenggang pergi.

Jaleo kemudian menoleh pada Nacia yang anehnya sudah tertidur lagi. "Lah? Udah tidur lagi? Capek banget apa ya?" Gumamnya.

Jaleo kemudian menoleh ke samping, ada Serena yang tertidur sendirian, kemudian di dua kursi depan ada Pras dan Dirga yang tertidur terpisah.

Pesawat ini memiliki kapasitas untuk mengangkut 10 orang. Fasilitas di dalamnya juga nampak lengkap. Bisa dibilang ini pesawat pribadi milik Roman dan keluarganya.

Jaleo merasa ada yang memandanginya terus menerus di belakang. Pria itu menoleh ke belakang, dan menemukan pramugari yang mengantarnya, sedang menatapnya sembari tersenyum.

Jaleo hanya meresponsnya dengan senyuman, sebelum dia menarik selimut dan tertidur sembari memeluk lengan istrinya.

"Night, istri sachet. Maaf hari ini aku kumat nakalnya. Jangan capek capek ya ngurus suami mu ini." Gumam Jaleo.

Sedangkan Nacia yang sebenarnya tersadar dan hanya pura pura tidur itu menggerutu dalam hati.

"Dasar Botuna! Bocah tua nakal." Gumam Nacia dalam hatinya.

Jal jangan berulah deh 😭😭😭

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jal jangan berulah deh 😭😭😭

Bini lo kalo ngamuk kayak maung soalnya 😭😁

Tapi ak suka kalo Jaleo dan Nacia berantem.🤤🤤 rasanya nano nano..

Spam komen 3K kalo gk mau ada konflik!

Spam komen 2K kalo mau cepet update!

Jaleo : sehari nggak berantem itu ibarat makan nasi tanpa nasi 😁🫰🏻🤓

Jaleo : sehari nggak berantem itu ibarat makan nasi tanpa nasi 😁🫰🏻🤓

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Midnight LoveWhere stories live. Discover now