열여덟 : Unexpected Things (II)

1.1K 173 20
                                    

[Chapter sebelumnya]

Bahkan sebelum ia membuka, pintu sudah terbuka lebih dahulu, menampilkan wajah Sierra yang pucat. Roxana juga bisa melihat Achille ada dibelakang ibunya.

"Ah, Ibu? Ada ap—"

"Asher!"

"Huh?"

"Asher kembali!"

"Apa?"

Sudah setengah tahun yang lalu Asher menghilang. Dan dia kembali, di kamar Adriana.

Dengan kondisi berlumuran darah.

·

·

·

·

"Asher!"

Pintu kamar Adriana terbuka dengan kasar akibat Roxana, mungkin saja hampir hancur karena ia tidak menahan kekuatannya. Dia terhenyak melihat kondisi Asher. Kemeja putihnya compang-camping dengan noda darah merah pekat, celana robek hingga paha sampai bisa terlihat dengan jelas bekas-bekas luka sayatan di kaki dan memar.

Sedangkan wajahnya tidak terluka sedikitpun, seakan di sengaja.

"Dokter! Panggilkan dokter!"

Di antara semua orang yang panik dan dalam keadaan syok, Roxana berkata dengan tegas pada pelayan. Mata merahnya tampak menggelap dengan amarah yang menyulut.

Dion tidak berbeda jauh dengan kondisi Roxana, yang sudah datang lebih dahulu. Tatapan matanya tampak kosong, namun jauh dari sana terlihat sangat kejam.

[D] Bajingan. Jika saja aku lebih kuat saat ini—

[R] Kakak… aku akan melindungimu.

Mereka menyadari kesalahan mereka. Tidak mungkin mereka diberikan sesuatu secara gratis tanpa ada konsekuensi apapun.

Ini kesalahan fatal. Tidak seharusnya mereka terlena oleh kenikmatan sementara.

Tepat di hari itu, pertengahan musim panas, di siang hari yang terik, kedua anak Agriche berjanji di dalam hati mereka.

Aku tidak akan membiarkanmu menghilang—

—fragmen tersembunyi. [R, D]

*

Setelah tiga hari di rawat penuh, Asher terbangun dari tidur panjang nya pada tengah malam. Kala itu, Roxana yang berjaga. Memang, mereka—Achille, Roxana, Dion—bergantian menjaga Asher, walau ibu mereka menyuruh untuk beristirahat juga.

Roxana merasakan usapan lembut pada kepalanya, membuatnya terbangun dengan tersentak dan waspada. Sontak saja ia meriah lengan yang mengusap kepalanya dengan kasar dan menekan sang pelaku—

—dan baru sadar jika itu adalah Asher.

"Kak Ash?!" Mata Roxana membulat kaget, tidak menyangka menyudutkan kakaknya sendiri. Buru-buru dia bangun dari tubuh Asher yang ia tindih dan menatap horor pada lengan Asher yang memerah. "Kakak!! Maafkan aku—biarkan aku pang—"

"Ssst." Asher menyela. Tatapan mata nya tampak kosong, namun dia tersenyum begitu lembut hingga menghangatkan hati Roxana. "Tidurlah." ujarnya dengan suara serak, mengetuk kening Roxana dengan jarinya, menimbulkan cahaya putih ungu samar.

Sebelum Roxana kembali berkata, matanya perlahan menggelap dan ia pun jatuh tertidur.

Asher, masih tersenyum, mengusap kepala Roxana dengan penuh kasih sayang. Dengan sisa tenaganya, dia membantu Roxana untuk tidur di kasur dan menyelimuti nya. Tertatih-tatih Asher turun dari kasur, kemudian berjalan menuju pintu kaca menuju balkon.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Asher: Survive in The Agriche Family!Where stories live. Discover now