열 : New Personal Servant (1)

3K 538 73
                                    

Sudah seminggu sejak mereka bertiga diajak Asher ke ruang pribadi nya, sejak itu juga mereka kadang mereka mampir ke sana untuk mencari Asher. (Kadang Dion suka diam-diam masuk lewat sana, tapi gagal karena pintunya dikunci. Jendela pun dikunci juga.)

Asher menghabiskan waktu nya bermain dengan mereka bertiga, atau kadang tidak sengaja ketemu Maria, ataupun seharian menjalankan tugas dari Lant.

Sebulan, dua bulan, tiga bulan ... enam bulan. Waktu terus berjalan, tidak terasa sudah memasuki musim gugur, dan Asher sudah berada di sana selama setengah tahun lewat dua bulan.

Bagaimana rencana bund#r nya?

Gagal total.

"Tuan muda, tolong kenakan pakaian yang hangat. Udara hari ini lumayan dingin." ujar Mary, memberikan mantel putih tanpa lengan. "Tapi Mary, aku sudah pakai..."

Mary menggeleng, tetap keras kepala memasangkan mantel putih tanpa lengan pada Asher.

Asher mendengus. "Hari ini jadwal ku?" tanya Asher, meminum teh hibiscus nya dengan nikmat. Matanya menatap ke arah bawah, dirinya sekarang berada di balkon.

"Siang ini jam Anda kosong sampai sore, malam nya Anda di ajak untuk makan malam bersama."

Asher mengangguk. "Dimana Roxxie?"

"Nona muda Roxana sepertinya berada di..."

"Kak Ash!" seruan dari bawah memotong perkataan Mary. Asher melihat ke bawah, menemukan Roxana sedang melambaikan tangannya. Asher terdiam sejenak, lalu menyeringai pada Mary.

Mary yang menyadari itu, mendadak berkeringat, wajahnya datar namun tertekan.

"Tuan muda, tolong jangan..."

"Sampai jumpa, Mary!" Asher menyela, melompat dari balkon. Mary berteriak tertahan, tentunya dalam hati.

Oh Tuhan, jika engkau ada. Kenapa hamba mendapatkan majikan seperti ini?

***

"Kak Ash!" Roxana menjerit kecil, kagum ketika Asher dengan berani melompat dari lantai 3. Tentunya ia selamat, dengan sihirnya. Asher terkekeh pelan, mengelus rambut pirang emas milik Roxana.

Roxana menatap kagum pada ketampanan sekaligus kecantikan Asher. Tampan tapi cantik, gimana tuh?

"Mau menghabiskan waktu di rumah kaca? Oh, tentu dengan bunga yang bukan racun." Roxana tertawa, lalu mengiyakan ajakan Asher. Mereka berdua berjalan, dengan bergandengan tangan. Sekali-kali ada pelayan menyapa mereka.

Sesampainya di sana, Asher melepaskan mantel nya-karena rumah kaca sudah ada penghangat. Asher menarik kursi untuk Roxana, ala-ala butler cafe #asek

"Achille dimana?" tanya Asher. Ia mengangkat tangan, memerintahkan pelayan untuk membawakan makanan.

"Kakak di perpustakaan," jawab Roxana, melirik Asher dari atas sampai bawah. Tunggu. Ada yang menarik perhatiannya.

Perban .. di paha?

Walau hanya terlihat sedikit, tapi Roxana yakin jika itu perban. Mungkin kakak nya yang satu ini agak gila, memakai celana sepaha di musim gugur yang terasa dingin ini. Namun, hari ini kakak nya lebih menawan dari biasanya. Rambut putih lebih dari sebahu di gulung setengah, sisanya dibiarkan tergerai. Anting bulan-sabit berwarna hitam-ungu, kacamata bulat dengan rantai bertengger manis di hidungnya.

Satu dua ti .. leher, lengan kiri, paha kanan, dan ..

"Sepertinya bakat mesum semakin terlihat, ya, Roxxie." Asher tertawa geli, membuat Roxana sadar jika ia memperhatikan Asher dengan tatapan aneh. Segera ia berdehem, meminum tehnya dengan anggun.

Asher: Survive in The Agriche Family!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang