Prolog

42 23 7
                                        

Haloo, follow dulu sebelum baca yaa!!




***






BRUKKKK

Jani tersungkur mengenaskan, dengan lutut yang mencium aspal. Dada Jani kembang kempis. Emosi, bad mood, kupingnya sudah siap mengeluarkan uap.

Ini sih definisi udah jatuh, tertimpa tangga. sudah kesiangan, keserempet motor pula. malang kali nasib kau jan.

"PUNYA MATA GAK SIH!!" teriak Jani, dilihatnya seorang laki-laki berada di moge nya dengan helm full face.

"Lo nya aja buta. galiat lo motor gue segede ini." jawab Bima santai, lalu ia buka helmnya kemudian turun, hendak membantu Jani yang masih setia di aspal.

Jani berdiri, kemudian berjinjit menjambak rambut Bima dengan kasar. "KURANG AJAR YA LO!! UDAH SALAH! MALAH NYALAHIN GUE!!!"

Bima mengaduh, sembari meringis. "Aduh!!!! anjing sakit bego!!! lepasin tai!!"

Jani semakin Gencar, ia tetap menjambak rambut Bima. Dada Jani kembang kempis, mukanya sudah merah seperti tomat busuk. "MAKAN TU!!! LO TU KAYA SETAN!! PAGI PAGI UDAH BIKIN ORANG KESEL!!"

Bima tahan tangan Jani sekuat tenaga. "Ini rambut gue nanti rontok semua woi!!! anak anjing!"

"LO ANAK ANJING!!"

Jani menurunkan tangannya, kemudian dia pelototi Bima. "Mulut lo jaga!!!!"

Bima mengusap usap kepalanya yang masih sakit, ia tatap datar Jani. "Lo juga bego!"

Jani berdecak,"Ck! lo tuh bukannya minta maaf, tolol!"

Bima menghela nafasnya panjang,"Lo yang tolol. gimana mau minta maaf, rambut gue aja lo jambak jambak bego!"

"Nyenyenye, bacot!" Ujar Jani menye menye.

Bima mengangkat satu alisnya, merasa lucu. kemudian ia ulurkan tanganya, "Sori,"

Jani memincing, "Lo emang goblok ya? orang minta maaf mana ada begitu, stress nih anak."

Bima menipiskan bibirnya. "Ya terus lo mau nya apa cebol!"

Jani kembali melotot, "LO BILANG APA? HAH!?!! MULUT LO YAAA KURANG AJAR!!" kembali dia ingin menjambak rambut Bima, dengan sigap Bima menahannya. "Ck!!! lo mau masuk kaga? liat udah jamberapa? jangan marah marah mulu bego!"

Jani menatap kesal Bima, lalu menunjukkan jari tengahnya. hendak melangkah, namun...

BRUKKK




Jani meringis, kembali tersungkur diaspal sembari memegangi pergelangan kakinya. "Bundaaaa,"

Bima melihatnya pun ikut panik, kemudian berjongkok. "Hey! kenapa?"

Jani menekuk bibirnya, ingin menangis. Bima juga panik dibuatnya. "Syutt, jangan nangis elah! tadi juga marah marah, sekarang nangis,"

Jani menangis, ini beneran nangis. matanya memerah mengeluarkan air mata.

Bima bingung, "Gue bantu ke uks ya?" tanyanya.

Jani diam, karena tak sanggup menjawab. sakit sekali, kakinya pasti kembali terkilir, kurang ajar emang Bima.

"Sori ya," Bima membantu Jani berdiri, ia lingkarkan satu lengannya di belakang leher Jani, dengan satu tangan lagi yang melingkar dipinggang Jani. kemudian berjalan pelan, memampah Jani menuju ke UKS meninggalkan mogenya begitu saja.

Jani menahan nafasnya sejenak. wangi parfum Bima terasa di indra penciumannya. sangat wangi, hingga tak sadar dirinya telah sampai di UKS.

"Hey? nama lo siapa? ini udah sampe," Bima membuyarkan Jani, didepan pintu UKS mereka berdiri.

"Lo tuh emang bego!! Lo mau ninggalin gue di depan pintu, terus gue ngesot kedalem?" jawab Jani ketus. emang bego gasi?

Bima menggaruk dahinya, "Ya iyaa, yauda."

Bima membuka pintu UKS, terdapat beberapa siswa juga didalamnya. entah itu sakit, atau nyakit dah. Bima menuntun Jani, kesalah satu bilik kemudian dengan pelan Jani duduk.

"Lo gapapa gue tinggal?" Tanya Bima, melihat Jani yang tengah meringis sakit.

Jani menatap Bima datar, "Serah! gue bisa ngobatin sendiri,"

Bima merutuki dirinya, kemudian meringis pelan. "Sori sori, gue cariin obat dulu yaa,"

Jani mendengus kasar. Ganteng ganteng bego. batinnya

°°°°°°

fyi, aku udah nulis dari taun 2019 sebenernya. tapi terbengkalai wkwk, 3 taun berenti nulis. semua ceritanya aku unpublish. sekarang ngidie aja pengen nulis, hope you like this guys!

ini murni pikiran ku ya, kalo ada samaan tokoh atau apa, murni karena ketidaksengajaan :*

jangan lupa vote

ComplicatedWhere stories live. Discover now