Chapter 1

979 87 30
                                    

Dilihat dari judulnya pun udah ketahuan ya tentang genre book ini. Habisnya sih seliweran di fyp tiktok ttg cerita fanfiction yg rada sikopat, author kan jadi fomo.

Kira-kira cerita ini bakal rame atau malah....bikin kalian semua kena mental? Yeah, kita liat aja nanti yaw tp tenang cerita ini tetep campuran ada aroma fantasinya gituuh, jd bkn sekadar sikopat biasa:v

Jangan lupa vote dan voment utk menyemangati author, jangan sepi nanti authornya males kek di book sebelah. Bahagia selalu readers author yg kiyowook~

****

Apa yang kalian pikirkan tentang kekuatan? 

Apakah hal itu berkaitan tentang kekuasaan? Ambisi? Keegoisan? Keserakahan? Atau malah kehancuran?

Jika kalian sempat berpikir seperti itu, artinya kalian salah paham. Keliru dalam mengartikan kalimat. Menyimpulkan segalanya dengan amat dangkal dan itu bukanlah kabar baik. 

Kekuatan diciptakan sebagai pertahanan diri. Kemampuan yang sejatinya digunakan untuk saling melindungi dan menyayangi. Kekuatan adalah bentuk kasih sayang yang bersifat alami. Tanpa cinta, kekuatan itu tidak akan bernilai. Kosong dan hampa bagaikan lembaran kertas yang tak memiliki arti. 

Dalam cerita ini, kalian akan memahami tentang kekuatan yang sebenarnya. Menjumpai berbagai macam makhluk dengan sifat yang beraneka ragam. Yang saling melindungi maupun yang saling menghancurkan. Mereka memiliki ambisi dan tujuannya masing-masing. Menggunakan berbagai macam jalan yang dipilihnya. 

Di sini, kalian akan menyaksikan sendiri. Memahami dan menilai. Betapa rendahnya manusia ketika dia diberi kekuatan yang mampu menghancurkan segalanya. 

Kekuatan itu terbagi menjadi tujuh. Petir, angin, tanah, api, air, tumbuhan, dan cahaya.

Manusia yang dikaruniai kekuatan sering disebut sebagai controller, seorang pengendali. Sedangkan manusia yang tak memiliki kekuatan sering disebut sebagai anti-power. Memandangi kasta sosial yang berbeda, maka kehidupan di antara mereka pun terpisah. Seorang pengendali akan tinggal di Kota Kekuatan, sedangkan mereka yang normal akan tinggal di Kota Anti Kekuatan. 

Maka, cerita pun dimulai. Berlokasi pada Kota Kekuatan. Lebih tepatnya terletak di Universitas Pengendali Nasional Tingkat 4. 

~''''~

"Yey, akhirnya selesai juga matkul kita. Telinga gue rasanya kek mau pecah woylah ngedengerin dosen, hoek mual juga jadinya." Blaze bergumam sembari memperagakan pose muntah, berjalan menyusuri koridor bersama dengan sahabatnya.

Mendengar keluhan lebay nan alay Blaze, Frostfire refleks memutar mata malas. "Nggak usah berlebihan ya, cuma sejam setengah doang kelasnya tuh."

Blaze pun nyengir, mengangkat kedua jari membentuk huruf V. "Hehe, habisnya gabut sih. Kira-kira yang lainnya udah kelar kelas belum ya? Gaslah ngapel mereka, beberapa bulan ini kita jadi jarang ngumpul."

"Hm, entahlah. Kita ke kantin aja, siapa tau dari mereka udah ada yang selesai. Di grub pun sepi-sepi bae mereka tuh, sibuk banget kayaknya."

"Hhh, yaudahlah yuk ke kantin. Laper juga kelas pagi, mana belum sempet sarapan pula."

Frostfire mengangguk, mengikuti Blaze menuju kantin kampus. Sesekali mereka saling diam, lebih memilih untuk fokus pada pikiran masing-masing. Memperhatikan sekitar, melihat mahasiswa lain yang sedang berlalu lalang. Setelah tiba di tempat tujuan, Blaze dan Frostfire memutuskan untuk memesan bakso cabai suci. Menu terkenal yang sangat best seller.

DEATH PUZZLEWhere stories live. Discover now