Chapter 10 🦋 berduka

509 67 5
                                    

Keesokkan hari nyaSetelah semua prosesi pemandian selesai, Jivanka di minta untuk mencium mama nya untuk terakhir kali nya sebelum mama nya di bawa ke pemakaman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keesokkan hari nya
Setelah semua prosesi pemandian selesai, Jivanka di minta untuk mencium mama nya untuk terakhir kali nya sebelum mama nya di bawa ke pemakaman.

"Anak nya mana?" Tanya bu endang selaku pengurus jenazah.

Mendengar itu, Jivanka langsung mendekat dibantu oleh Airin dan Wenda yang memapah Jivanka.

"Silahkan mama nya di cium dulu nak, sebelum kain kafannya di tutup. Air matanya jangan sampai netes ya" ucap bu Endang.

Jivanka tidak menangis, malahan Teman-temannya yang meneteskan air mata serta kerabat yang datang. Mereka meneteskan air mata ketika melihat Jivanka mencium mamanya dengan sangat tegar walau hatinya sangat hancur.

"Mama harus bahagia ya disana, surga menantimu." ucap Jivanka lalu mencium mama nya untuk terakhir kalinya.

Setelah selesai, bu Endang pun langsung menutup kafan mama Jivanka dibantu oleh rekannya.

30 menit kemudian semua prosesi mulai dari memandikan, mengafani dan menyolatkan pun selesai. Kini Jivanka sekeluarga besar serta kerabat mengantarkan almh. mama Arnis ke peristirahatan terakhirnya yang terletak tidak begitu jauh dari rumah nya sekitar 3.5 km.

Didalam mobil Jivanka hanya diam dengan tatapan kosong penuh duka sambil memeluk peti mama nya, ditemani oleh Airin, Wenda dan Arsya sepupu si Jivanka serta ada papa juga yang duduk disebelah sopir ambulance. Mereka semua pada mengantarkan mama Arnis menggunakan mobil-mobil pribadi yang mereka miliki.

"Mama gue kok diem aja sih? Gue kan udah datang dan meluk dia, kenapa nggak respon?" Tanya Jivanka dengan terus memeluk peti mama nya.

Airin, Wenda dan Arsya tidak merespon, mereka pun bingung mau ngejawab apa.

"Sya mama gue kenapa diem terus, gue kan pengen di peluk juga" sambungnya lagi dan Airin pun memeluknya untuk menenangkan Jivanka yang kembali menangis saat mendapatkan pelukan dari temannya.

"Ji mama kamu sudah tenang disurga, kamu yang sabar ya" ucap Arsya.

"Udah jangan nangis, kasihan mama disana." Airin terus memeluk Jivanka, ia tau saat ini Jivanka sangat hancur jadi ia membutuhkan pelukan hngat yang mampu menenangkan dirinya.

"T-tapi kalau nggak ada mama, gue gimana? Ada mama aja hidup gue berantakan, apalagi nggak ada m-mama"

"Gue ngerti, tapi kamu nggak boleh nangis terus. Gini-gini kamu dengerin aku, kalau kamu kangen mama kamu bisa peluk aku atau bahkan Wenda untuk menghilangkan rasa kangenmu. Iya aku tau, mama nggak akan pernah tergantikan tapi kita bisa melepas rindu dengan melampiaskan pelukan ke seseorangkan?"

Jivanka hanya menganggukkan kepalanya setelah mendengar perkataan Airin.

"Yaudah peluk aku untuk mengurangi rasa sedihmu, mama juga nggak mau ninggalin kamu tapi kan semua ini sudah takdir dan kita juga nggak tau kapan kita dipanggil"

SCANDAL || blackvelvet Where stories live. Discover now