8. Yang Datang

994 120 22
                                    


Warning : 18+

___________________________________________


"Hai, Oyi gemas..." Marsha mengeluarkan hamster berwarna putih dengan sedikit corak coklat itu dari kandangnya. Sudah dua bulan semenjak Azizi memberikan makhluk tergemas itu kepada dirinya. Sedikit meringankan beban Marsha saat ini. Marsha belum melakukan apapun sekarang, tapi hidupnya mulai ia tata sedikit demi sedikit.

Kemarin, Azizi menemuinya untuk mengajak Marsha pergi jalan-jalan, Azizi banyak menceritakan kegiatannya akhir-akhir ini setelah diterima menjadi juru masak di sebuah restoran cukup terkenal.

"Dek..."

Marsha segera menoleh kepada Mas Oniel yang ada diambang pintu. Meski sekarang Mas Oniel sudah punya rumah sendiri, Mas Oniel masih sering datang ke rumah di hari-harinya yang tidak terlalu sibuk, kadang-kadang Kak Indah juga datang, sehingga rumah ini tidak hanya diisi oleh Marsha dan Handa saja.

"Iya, Mas Oniel?"

"Ada Azizi tuh, di depan."

"Oh, oke. Aku ke sana."

Kehadiran Azizi selalu menjadi tanda tanya untuk seluruh anggota keluarga Marsha dan Marsha selalu menegaskan bahwa ia dan Azizi memang sudah berteman sejak lama. Awalnya, Mas Oniel merasa kaget ketika mengetahui bahwa Azizi Bagja masih satu keluarga dengan Aldo. Bukannya apa, tapi, tentu saja ia menaruh rasa curiga begitu tinggi, bisa saja niatnya tidak baik kepada Marsha. Lagi-lagi Marsha menegaskan, bahwa Azizi tidak seperti Aldo dan mereka akan berteman, sampai kapanpun mereka berteman.

"Hai." Marsha melambaikan tangannya pada pria yang kini duduk bersama Handa di ruang tamu, kelihatan sedang membuka sesuatu.

"Hai, Sha."

"Sha, lihat, Azizi bawa makanan kesukaan kamu. Katanya masak sendiri. Kok Handa enggak percaya dia masak sendiri." Kata Handa dengan bercanda.

Marsha hanya tersenyum. Seperti begitu mudah untuk Handa menerima kehadiran Azizi dan Azizi begitu mudahnya juga ia mendapatkan hati Handa dengan cara begitu sederhana.

Bukannya ingin membandingkan, Marsha tahu betul bagaimana Handa banyak berkomentar soal hubungannya bersama Aldo pada dahulu kala, sebagai seorang ayah, tentu saja Handa selalu merasa resah jika Marsha pergi bersama Aldo—bahkan jika mereka pulang terlalu malam, Aldo sama sekali tak pernah berani menampilkan wujudnya di depan Handa untuk basa basi menjelaskan kenapa mereka pulang terlambat atau sekadar meminta maaf.

"Dia memang Chef, Nda. Masakannya enak-enak."

"Oh... baru tahu lho, Handa. Kalau kamu ini Chef. Pantesan mukanya ganteng gini mirip mirip sama... itu lho... Chandra Yudasswara."

"Tua amat, Handa, referensinya." Oniel bergabung bersama Indah yang menyusul membawa nampan berisi gelas-gelas teh hangat. "Ini sih, mirip Chef Juna."

"Iya, Juna. Junaedi." Celetuk Marsha.

Azizi mengedarkan pandangan pada Marsha yang duduk di sebelah Kak Indah, kemudian tersenyum kecil.

"Marsha nih... makasih lho, Nak Azizi. Enak semua ini, Handa icip semuanya."

"Makasih Handa, kalau diterima masakan saya. Ini memang buat Handa dan keluarga."

"Memang hobi dari kecil atau gimana, Zi? Aku kayaknya harus banyak belajar dari kamu nih."

"Kebetulan karena hobi sih, Kak Indah. Sama ada dorongan juga, kalau masak jadi keingat sama Mama." Azizi menjawab dengan sopan.

Sampai Jumpa bukan Selamat TinggalOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz