Prolog

457 29 1
                                    

Bulan dilangit bersinar cerah, menerangi bumi yang luas ini. Di temani alam yang indah ini.

Gadis itu merengek kesal pada lelaki itu, lantas bagaimana ia bisa menerima bahwa sebentar lagi ia akan menjalin hubungan yang serius dengan lelaki itu.

"Kak, lo kuliah?" Tanya gadis itu.

"Iyalah, Meisya, yakali gue gak kuliah, mau jadi apa ntar gue" sahut lelaki itu.

Meisya berpikir sejenak, "berarti kalo lo itu kuliah, berarti gue juga bisa kuliah juga dong?"

Lelaki itu menggelengkan kepalanya, "kalo masalah itu gue gak tau, coba tanyain orang tua lo, tapi lo inget-inget dulu, Mei, tujuan orang tua kita ngejodohin kita atas perkara apa."

Meisya menundukkan kepalanya, "iya juga sih, kak."

"Kapan lo lulusan?" Tanya lelaki itu lagi.

"Minggu depan" sahut Meisya.

"Lo ingetkan kapan pernikahan kita?" Tanya lelaki itu mengingatkan Meisya.

"2 minggu setelah hari kelulusan gue, Kak" sahut Meisya dengan nada yang tak bersemangat.

"Kak, nama panjang lo siapa, sih, kok, bisa di panggil Willi?" Tanya Meisya penasaran.

Willi terkekeh pelan, "lo kepo? Nama gue William Jafrino Raharja, di panggilnya seperti yang lo tau. Nama panjang lo apa?"

"Elina Meisya Aurelia" sahut Meisya.

Begitulah rencana orang tua mereka untuk menikahkan mereka. Meisya sebentar lagi akan melaksanakan kelulusan SMA-nya, sedangkan Willi baru saja menyelesaikan tahun kedua dalam perkuliahannya.

Meisya sangat ingin kuliah, namun ia mengerti keinginan sang Ibu, karena sang Ibu dan Ibu dari Willi yang pada mulanya mengusulkan rencana perjodohan ini.

Awalnya Meisya bersikeras untuk menolak perjodohan ini, namun sang Ibu terus-menerus meyakinkannya, pada akhirnya ia tak nyaman hati dengan sang ibu, dan ia menerima perjodohan ini.

Di samping itu, ada Willi yang sudah pusing memikirkan kuliahnya, ia pun menjadi ikut pusing memikirkan perjodohan ini. Willi takut jika nanti ia sudah menikah dengan keadaan ia kuliah, istrinya tidak akan terurus. Meskipun usianya sudah mulai matang untuk menjalani kehidupan pernikahan, ia belum tentu yakin akan bisa menjalaninya dengan baik.

"Lo yakin, Mei?" Tanya Willi kepada Meisya.

Meisya menggelengkan kepalanya, "gak tau, kak."

Willi tersenyum sambil melirik Meisya, ia merangkul gadis cantik itu, "Mei, gue paham, pasti bagi lo sulit, sama, Mei, gue juga sulit nerima kenyataan ini. Makanya kita harus jalani baik-baik, ya."

Meisya tersenyum menatap calon suaminya, "makasih, Kak."

Willi mengaitkan rambut Meisya pada telinga gadis itu, "sama-sama, Mei."

🎸🐻

Elina Meisya Aurelia

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Elina Meisya Aurelia

William Jafrino Raharja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

William Jafrino Raharja

MarriedWhere stories live. Discover now