D

613 38 4
                                    

Book menghentikan langkahnya di depan sebuah apotek. Beruntung, ia pulang sesuai jadwal hari ini dikarenakan Godji yang meminta dirinya pulang lebih dulu dikarenakan kondisi Book yang menurutnya sedang tidak fit. Godji sampai-sampai memohon pada bosnya itu agar tidak terlalu keras pada Book. Sepertinya, Godji memang memiliki anggapan bahwa ada suatu hal yang terjadi pada Book melihat dari kondisi tubuhnya dan Book yang masih sering mual saat bekerja.

Book meremas tali totebag nya. Ia memikirkan ucapan Godji di siang hari tadi yang menganggap dirinya sedang hamil. Ia memandangi apotek tersebut yang masih buka. Akhirnya, ia memutuskan untuk melakukan saran dari Godji untuk memeriksakannya. Apakah benar saat ini ia sedang mengandung.

"P', saya perlu testpack." Ucap Book dengan lirih pada penjaga apotek itu, seorang wanita muda yang kini menatap Book dengan sinis.

"Berapa?." Tanyanya dengan ketus.

"Dua saja.. Ah, tidak sepertinya aku perlu banyak. Aku perlu lima buah." Jawab Book, ia meminta cukup banyak karena mungkin ia perlu meyakinkannya berulang kali.

Book memberikan beberapa baht untuk membayar beberapa testpack tersebut. Dalam hatinya ia berharap jika anggapan dirinya sedang mengandung adalah hal yang keliru.

_____________

Pria cantik itu kini memandangi dirinya di depan cermin. Ucapan teman kerjanya itu memang benar adanya, ada perubahan di tubuhnya. Ia menatap kedua pipinya yang kini semakin tembam ditambah perutnya yang memang terlihat membesar. Dengan cepat, ia mengambil testpack dari sebuah kantong plastik yang baru ia beli beberapa saat lalu.

Ia mewadahi urinnya untuk ia gunakan mengecek kebenaran itu. Dengan gemetaran, ia mencelupkan sebuah testpack ke dalam wadah yang berisikan urin tersebut dan tak lama kemudian hasilnya telah terlihat. Dua garis berwarna terang menyatakan bahwa dirinya sedang hamil.

Seketika, tubuhnya terasa lemas. Ia tidak percaya akan hal ini. Dengan tergesa, ia mengambil lagi sebuah testpack dari kantong plastik tersebut. Berulang kali ia melakukannya hingga testpack yang ia beli itu habis namun hasilnya tetap sama, saat ini ia memang sedang mengandung.

Tubuhnya ambruk, kedua mata cantiknya meneteskan air matanya. Jika ia hamil lalu bagaimana nanti, ia benar-benar tidak siap. Ia seseorang yang miskin, untuk makan pun ia sulit lalu apa jadinya nanti saat bayinya lahir. Tentu ia tahu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya saat ini, karena ia hanya tidur dengan pria itu. Teman kencan online nya yang kini hilang entah kemana. Ia menangis terisak, saat ini ia benar-benar merasa bingung dan kecewa pada pria yang telah membuat dirinya mengandung.

____________

Golden Puppy : Bunny, apa kabar?

Golden Puppy : Bunny, aku harap kau memaafkanku. Sungguh, aku tidak sengaja melakukannya.

Golden Puppy : Bunny, kenapa kau seperti ini?. Sudah lebih dari tiga bulan kau mengabaikanku.

Asap rokok mengepul di sebuah ruangan, seorang pria nampak menikmati rokoknya dengan sebuah smartphone di genggaman tangannya. Ibu jarinya menggulir layar smartphone tersebut, ia menyunggingkan senyumnya saat membaca beberapa pesan yang jumlahnya sudah mencapai ratusan tersebut.

"Benar-benar seperti anak anjing yang tersesat." Gumamnya, sambil masih memperhatikan layar smartphone tersebut.

Ia mengerutkan dahinya karena ia masih melihat jika pengirim pesan tersebut masih mengetikkan pesannya.

Golden Puppy : Bunny, bagaimana jika kita merencanakan pertemuan lagi?. Aku harap kau mau menemuiku dan memaafkanku.

"Oh, pantang menyerah ya." Sambungnya, lalu ia menaruh sebatang rokoknya di sebuah asbak berbahan logam dengan ukiran seekor naga. Ia memegangi smartphone itu sambil menyandarkan tubuhnya di sebuah kursi kebesarannya.

Dangerous AffectionWhere stories live. Discover now