B

853 46 5
                                    

Warning : 21+

Book tersenyum dengan gugup dan kini ia duduk berhadapan dengan pria tampan itu.

"Um.. Itu.." Book benar-benar tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi. Padahal selama mengobrol secara online ia bisa berbicara begitu banyak pada seseorang dengan nickname golden puppy itu.

"Pasti kau sangat bosan karena lama menunggu." Ucap pria tampan itu memecah keheningan namun Book segera membantah ucapan pria itu, karena bagi Book tentu ia tidak ingin menyinggung perasaannya meskipun yang diucapkan pria itu benar karena Book sempat lama menunggu.

"Ah, tidak kok. Hanya beberap menit." Ucap Book sambil tersenyum, paras cantiknya terlihat semakin cantik dengan senyumannya yang indah. Dari kedua matanya dapat dilihat jika ia sangat senang karena telah bertemu dengan teman kencan online nya yang selama ini selalu berbicara secara anonim.

"Kau ingin pesan?." Tanyanya, karena tentu Book belum memesan apapun dan Book dapat melihat segelas Iced Americano di meja. Menurut Book, pria tampan itu memiliki selera yang tentunya sangat berbeda dengan dirinya.

"Um.. Itu.. Nanti saja.." Jawab Book dengan gugup, dapat dilihat dari gesturenya jika Book adalah seseorang yang pemalu.

"Biar aku pesankan untukmu. Kau mau apa?." Tanyanya, seketika tubuh Book bergetar karena pria itu mengucapkannya dengan suaranya yang rendah.

"Tidak perlu, biar aku saja." Book semakin gugup, ia benar-benar harus mengendalikan dirinya untuk tidak memalukan di hari kencan pertamanya ini. Karena sebetulnya, disaat ia gugup ia akan terlihat kikuk.

Book bergegas untuk memesan, dalam hatinya ia benar-benar harus mengendalikan dirinya agar tidak bersikap memalukan.

Sesampainya di meja pesanan, Book tentu disambut oleh pelayan cafe dan Book mulai melihat daftar menu yang diberikan. Ia nampak bingung karena sebetulnya ia tidak bisa minum kopi, ia bukan tidak menyukainya hanya saja jika ia meminumnya maka perutnya akan terasa sakit.

"Kau sudah pesan?." Book terperanjat saat pria itu memeluk pinggangnya yang ramping dan Book menelan ludahnya kasar karena saat menoleh pria itu begitu dekat dengannya bahkan ia bisa mencium aroma parfumnya yang maskulin, aroma woods yang begitu hangat namun juga memberi kesan yang misterius. Dan nampaknya pria itu bermaksud untuk menyusul Book saat memesan.

"Belum." Jawab Book sambil menundukkan kepalanya.

Namun, tentu ia tersadar jika ia tidak ingin membuat teman kencannya untuk lama menunggu. Akhirnya ia memesan segelas strawberry smoothies, sebenarnya ia malu dengan apa yang ia pesan. Ia takut jika teman kencannya itu akan merasa risih dengan seleranya yang terkesan tidak dewasa.

"Kau suka?. Seleramu bagus." Ucapnya sambil tersenyum. Book menatap pria itu tidak percaya. Ia tidak percaya ternyata teman kencannya itu akan memujinya.

___________

Book menggosokkan kedua tangannya yang basah oleh keringat ke atas pahanya yang terbalut oleh celana jeans, rasa gugupnya semakin menjadi karena sejak tadi teman kencannya itu hanya menatapnya dengan intens. Dalam benaknya, ternyata sifat teman kencannya itu sangat berbeda dibandingkan saat berbincang secara online yang menurutnya terkesan lebih dingin. Namun, Book beranggapan mungkin ia seperti itu karena memang terkadang setiap orang akan menyembunyikan sifat aslinya bukan?. Sama sepertinya saat ini yang tidak banyak bicara dibandingkan saat mengobrol melalui aplikasi tersebut.

Dan Book sempat beranggapan apakah mungkin teman kencannya itu merasa kecewa akan dirinya yang berpenampilan lusuh seperti ini, dan ia juga beranggapan bahwa mungkin pria ini sudah tahu bahwa dirinya adalah orang yang miskin karena saat membuka dompetnya tadi, ia sempat melihat dompetnya dan dompet milik Book sudahlah sangat rusak. Namun pria itu meskipun tidak membahasnya dan segera membayar tagihan Book, tetapi Book tetap dengan overthinking nya.

Dangerous Affectionحيث تعيش القصص. اكتشف الآن