Ini bukan karena baper, ya. Aku suka kalau kalian mau komen diceritaku, tentang apa yang kalian rasakan setelah selesai membaca disetiap chapter❤️
Begini, bayangkan saja deh.
Lavandra, karakter seorang anak berusia lima belas tahun, setiap disekolah pasti dihina. Tak jarang juga mendapat kekerasan fisik.
Tudak punya teman, dijahilin, dan dia tidak punya tempat untuk mengadu.
Mungkin hanya Salsa.
Lava tidak pernah mendapat perhatian ataupun kasih sayang dari sosok ibu. Selama lima belas tahun dia hidup.
Bayangkan saja. Jika anak seusianya masih bergantung pada ibu, Lava menjalani hidupnya, melakukan apapun untuk dirinya, sendirian. Ditambah mengurus Salsa.
Jika anak-anak yang lain, makan tinggal makan, pakai baju bersih juga tinggal pakai, membeli apapun tinggal minta, berbeda dengan Lava.
Mau menyuap nasi saja ia harus meminta kepada tetangganya. Baju menunggu anak tetangga membeli yang baru, atau sudah tidak muat. Bisa membeli jajan pun harus menunggu uluran orang lain.
Mungkin, banyak yang membalas. Kenapa tidak bekerja saja?
Pemikiran Lava tidak sampai kesana.
Hadirnya Medina dihidup Lava, membuat sisi kekanakan Lava muncul begitu saja.
Kayak 'ini yang selama ini Lava pinginin'.
And, Lava hanya terlalu nyaman saat merasakan kasih sayang seorang ibu untuk pertama kalinya.
Kalian membacanya dari awal?
Masih ingat chapter dimana Lava dihina Aken? Lava menangis dihadapan Salsa dan mengadu?
Apakah Lava diberi pelukan seperti saat mengadu pada Medina?
Dan dihari yang sama, Lava harus melihat karakter salsa bunuh diri.
Sampai disini, bagaimana karakter Lava menurut kalian?
![](https://img.wattpad.com/cover/352148849-288-k955756.jpg)
YOU ARE READING
Bukan Lava Cake [Completed]
RandomLava si anak tengil. Mungkin jika melihat dari sikap Lava sekilas, kalian akan mengatakan seperti itu. Lava si anak pembangkang, tidak memiliki sopan santun, dan memiliki tutur bahasa yang kasar. Kalian tau, kan? Dibalik kerasnya cangkang kepiting...