Berbeda hal nya dengan Tuan Lee, pria tua itu tampak tersenyum tipis melihat raut wajah mereka semua yang tampak tak bersahabat itu. Tak dapatkan di Pungkiri siapa yang tidak marah saat bungsu mereka diambil secara paksa. Tanpa sadar ia pun merasakan hal yang sama, merindukan cucu bungsu nya itu. Sepertinya keluarga putra ketiga nya itu sudah mulai berubah dari sebelumnya jika dulu mereka memprioritaskan Archie, namun sekarang berbeda. Justru Marvel yang menjadi prioritas utama mereka saat ini. Termasuk Zelixon putra bungsunya juga melakukan hal yang sama. Namun yang membedakan adalah, Zelixon memang sedari dulu selalu menaruh perhatian nya pada bungsu nya James. Sejak kelahiran Marvel, pria muda itu sangatlah antusias termasuk dirinya. Tapi sekejap semua nya berubah kalah tangisan pertama Marvel saat lahir justru malah menjadi hembusan nafas terakhir dari menantunya, Charlotte. Wanita penuh kharisma itu menghembuskan nafas terakhir nya tepat setelah melahirkan Marvel.

James saat itu tampak tak percaya akan semua hal itu, dan malah menyalahkan semua nya pada bayi tak bersalah itu. Beruntung saat itu Tuan Lee, kedua kakak James Dan Zelixon. Masih bisa berpikir dengan baik, karena pada dasarnya mana ada Bayi mungil yang membunuh ibu nya sendiri. Mereka menenangkan James yang saat itu sangat lah murka atas kematian wanita yang ia sangat cintai itu.

"Roda selalu berputar dari waktu ke waktu, dan kuharap hal yang terjadi di masa lalu tidak terulang lagi pada masa kini dan masa depan," Tuan Lee berbicara tenang dengan menyesap santai kopi hitam milik nya. Pria tua itu mengetuk ngetuk ke lima jari nya di atas meja secara bergantian. Sedikit melirik ke arah James yang juga ikut melirik nya dengan tatapan datar nya.

"Benar Ayah, kuharap tak ada lagi orang yang memiliki otak dangkal seperti di masa lalu. Sungguh mengerikan bukan, jika masih ada yang seperti itu." Tukas Jacob. Yang kini tengah menuangkan teh hijau milik ke dalam gelas kecil milik nya. Putra sulung Tuan Lee itu sungguh sangat menusuk saat berbicara walaupun orang lain sering terkecoh mengira pria tegas itu hanya bercanda di dalam ucapan nya, walaupun mereka merasa hanya candaan Namun tetap saja mental mereka jatuh saat itu juga. Namun mereka salah, di balik ucapan nya yang hanya menampilkan wajah datar nya. Percayalah jika Jacob itu lisan nya sangat lah tajam. Seperti kata pepatah, 'mulut mu harimau mu'. Bagai sebuah belati yang tepat menusuk ke jantung lawan.

James yang memang sudah tau tabiat dan sisi gelap seorang Jacob hanya menggeram rendah. Tatapan Jacob dan James bersinggungan, James menghisap nikotin di sela jari nya lalu menghembuskan nya tepat di ke arah wajah Jacob, jarak mereka memang jauh namun Jacob tau. Pria itu sengaja menghembuskan asap Nikotin itu ke arah nya. "Siapa kau berani membicarakan tentang ku, aku ini James. Bukan para lawan bicara mu yang lemah itu. Yang selalu termakan hati karena kata kata silet mu itu, tapi kau tidak bisa menjatuhkan ku dengan ucapan sampah mu itu." Tampik James, Sorot mata pria itu menampilkan ketidak sukaan di dalamnya.

"Oh, ayolah adik. Aku hanya berbicara, lalu mengapa kau harus membalas ucapan ku. Seingat ku jika ucapan mereka tak menyindir kita, seharusnya kita diam saja bukan? Biarkan mereka berbicara apapun, tapi kita harus tetap di jalan kita. Memilih dengan baik, inti nya. Memilih dengan mata terbuka
lebar." Jacob menyeringai setan, persis copian Tuan Lee. Namun sorot mata nya tetap lah datar.

"Diam lah Jacob, atau timah panas ku ini bersarang di otak. Sok Jenius mu itu," James mengarahkan Revolver berwarna emas milik nya ke arah Jacob. Membuat Archie yang memang gadis tolol, penakut dan sok itu langsung berteriak histeris dan berusaha menggapai James, takut insiden berdarah terjadi.

"Dad! Jangan, Archie gak mau lihat Daddy bunuh orang." Pekik gadis itu. Yang hanya di hiraukan oleh James termasuk mereka semua. Seperti hal nya, Archie itu hanya sebuah arwah yang gentayangan mencari ketenangan di Mansion utama Andromedes.

MARVELO ANDROMEDESWhere stories live. Discover now