FO : Chapter 12

22 4 21
                                    

510 — Emotional Renegades

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

510 — Emotional Renegades

🎧🎧🎧

Rana dan Acha sedang berada di kantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang mulai keroncongan. Keduanya berbagi tugas, Rana yang memesan semangkok bakso, sedangkan Acha membeli es teh sebagai pelengkap. Sambil menunggu bakso yang di pesan, Rana mencari kursi yang bisa ia duduki bersama sang sahabat tercinta.

"Udah lo pesen baksonya?" Tanya Acha yang menenteng dua plastik tea jus di kedua tangannya. "Udah cintaaaa. Paling bentar lagi di anterin."

"Eh, Ran. Lo ada hubungan apa sih sama si anak band itu? Gue liat-liat kayaknya lo berdua lengket banget. Dan lo harus tahu, kemaren lo berdua tuh sempet rame di twitter base sekolah karena ada yang up foto kalian, terus captionnya gini, cokiber pulang sama siapa ya ini? Jangan-jangan pacaran ya lo berdua?" Acha nyerocos tanpa henti seraya menampilkan tampang penuh menyelidik. Ia bahkan menunjuk Rana dengan jari telunjuknya ketika melontarkan kalimat terakhir.

"Ngaco! Cowok gue cuma Haechan, tolong dicatat."

"Ya iyalah, orang yang lo update Haechan terus." Rana meringis kecil ketika sahabatnya itu paham betul mengenai tabiat dirinya. "Lagian itu dia cuma nganter pulang gue doang kok. Pada lebay banget, sampe masuk ke base segala."

"Ya lo kan tahu, zaman sekarang, dikit-dikit di foto terus di upload. Kita hidup di era dimana privasi udah nggak berlaku lagi. Btw, nganter apa nganter?" Rana mencebik kesal. Demi Tuhan, ekspresi Acha saat ini benar-benar mengundang ia untuk menimpuk wajah perempuan itu. "Terserah."

"Dih, bete gitu. Eh tapi ya, Ran, lo ngerasa nggak sih? Nggak cuma Yaza aja, si atlet taekwondo itu juga pelan-pelan kayak keliatan interest gitu sama lo. Gue sih kalo jadi lo, bingung milih yang mana. Sama-sama cakep, udah gitu berprestasi juga lagi." Acha mengelus dagu dengan dua jarinya, mengibaratkan jika ia tengah berpikir keras bagaimana kalo dirinya berada di posisi Rana.

"Udah ah, bawel lo, makin ngalor-ngidul aja omongannya. Tuh, baksonya lagi di anterin kesini, makan dulu kita."

Rana mulai menikmati baksonya dengan penuh hikmat. Tak mempedulikan Acha yang terus mengoceh meski mulutnya penuh dengan makanan. Padahal Rana sudah peringati untuk berhenti bicara agar tidak tersedak.

Di tengah-tengah kegiatan mereka yang sedang menikmati makanan, Kavi datang bersama salah satu temannya seraya membawa sebotol air mineral.

"Boleh gabung nggak? Tempat lain pada penuh."

"Maaf ya-"

"Boleh, boleh. Duduk aja." Belum sempat Rana menyelesaikan, Acha keburu memotong ucapannya. Rana pun menyikut lengan sahabatnya itu.

***

Bel masuk sudah berbunyi. Acha berusaha mengejar Rana karna langkahnya tertinggal jauh. Sepertinya perempuan berbandana itu ngambek dengan dirinya. Padahal, ia kan berniat baik, hanya mempersilahkan Kavi dan temannya duduk bersama mereka. Apa masalahnya? Batinnya.

Fight OverWhere stories live. Discover now