The Song Of Gagaku

5 2 0
                                    

Lagu ini berasal dari penyesalan terdalam dari seseorang. Leluhur ke-5 mengatakan bahwa sampai dia mati lagu ini terus bersamanya. Inilah melodi kesedihan yang dia ciptakan.

•••••••••••••••

Tahun 779

Selepas menampilkan lagu untuk menyambut tamu kaisar kami para seniman gagaku dipersilakan untuk kembali ke ruangan untuk jamuan makan malam. Itu sangat melegakan sebab tenagaku terkuras habis karena menabuh taiko terlalu lama. Saat perjalanan ke sana aku mendengar beberapa rekanku membicarakan soal pernikahan juga tunangan.

Mereka akan mengambil cuti dan digantikan oleh para junior. Enak sekali mereka ini. Berbeda denganku yang penuh keraguan.

Benar semenjak aku ditunjuk sebagai pemain musik untuk istana. Aku mulai memikirkan banyak hal salah satunya romansa. Di sini memang banyak pelayan wanita berparas imut lengkap dengan lekuk tubuh bagus. Hanya saja aku masih ragu.

Ragu jika mereka tidak mencintaiku. Karena fisikku memang kurang menarik di mata beberapa orang. Siapa juga yang mau berkencan dengan pria bergigi tongos pun tahi lalat di beberapa bagian wajah.

Hah, rasanya menyebalkan sekali.

Walaupun begitu aku masih optimis dengan rasa ragu juga kesendirian ini. Toh, masih banyak yang melajang jadi tidak sepi juga.

Nah, awalnya memang begitu, tetapi semakin lama bermain gagaku. Teman-temanku mulai pensiun karena menjadi kepala keluarga. Mereka mulai menjalani kehidupan baru dengan pekerjaan baru.

Di antara pejabat senior gagaku hanya aku dan Yorimoto yang tersisa. Kami seperti pengasuh untuk anak-anak baru. Kadang kami selalu bertukar cerita tentang tabiat anak baru atau membicarakan kehidupan rekan-rekan kami yang sudah menikah.

Hingga Yoritomo si sialan itu melamar puteri dari pejabat dalam istana kekaisaran. Dengan bangganya dia mengatakan kalau mereka akan menikah musim semi tahun depan.

Ahk, brengsek.

Aku sendirian lagi di sini. Yoritomo pasti berhenti juga karena kudengar calon mertuanya mendukung Yoritomo untuk ujian masuk pejabat ketimbang menjadi seniman gagaku.

Lama kelamaan aku sudah muak dengan rasa sepi ini. Aku sangat takut sebab teman-temanku mulai pensiun dini dan menikmati kehidupan berumahtangga.

Mereka keenakan dalam kehidupan patriarki. Memiliki istri cantik dan anak-anak manis. Hidup mereka akan makmur sampai tua.

Sementara aku seorang diri tanpa siapa pun. Kalau soal keluarga mereka sudah wafat karena penyakit.

Ahk, ini tidak bisa dibiarkan. Bagaimana caranya untuk dicintai? Sedangkan aku takut juga memainkan perasaan wanita. Tidak mau dipanggil si brengsek yang seenaknya saja.

Benar-benar kerepotan diriku ini.

Hah, kalau begini di hari tua nanti aku tidak akan bisa merasakan kehangatan dikelilingi keluarga.

Karena memikirkan hal ini terus menerus maka kuputuskan membuat alunan melodi yang mampu menenangkan jiwaku.

Ya setidaknya rasa takut akan hidup sendirian juga memikirkan kisah cinta bisa mereda sejenak.

Tertanda,

Takeshiko Myoi

••••••••••••••••••

Jadi, leluhurku adalah jomblo yang overthinking karena ditinggal teman-teman menikah. Malang sekali. Namun, aku bangga karena dia seorang seniman gagaku! Iya itu pemain musik istana kekaisaran. Berkat pengabdiannya dia diberi uang pensiun cukup banyak. Setidaknya harta kekayaannya bisa mencukupi tiga generasi dari keluarga utama dan keluarga cabang Takeshiko~
.
.
.
.

Ps: Menurut catatan sejarah Gagaku mulai diresmikan pada tahun 701 di bawah undang-undang Taiho! Seni ini masih diwariskan hingga sekarang di beberapa kesenian tradisional.

20 SesonWhere stories live. Discover now