15. bukan kesalahan

1.7K 172 19
                                    

"Bayi? Disini?" Renja mengusap perutnya, bertanya apakah benar perkataan jovan tentang adanya makhluk kecil di dalam perutnya.

"Iya. . . mas janji akan menjaga kalian berdua, mas janji gaakan membebankan kamu atas semuanya. Mas akan bertanggung jawab atas semua yang mas bisa. Maafin mas karna udah buat kamu menderita dan mengalami semua ini. Mas minta maaf. . . tolong beri mas satu kesempatan lagi untuk menunjukan bahwa mas bisa bahagiain dan jaga Kamu" sungguh, susah sekali rasanya jovan untuk sekedar mengutarakan isi hatinya. Ia sangat takut akan tanggapan  renja akan semua Ini.

Namun rahangnya yang Di takup dengan tangan mungil itu membuat jovan kembali menatap renja dan mendapatkan senyum manis.

"Kenapa mas minta maaf? Kan udah adek maafin waktu itu" renja dengan lembut mengeluh Rahang jovan. Kalau boleh jujur, kejadian yang membuatnya takut itu sudah lama berhasil renja singkirkan dengan afeksi yang diberi oleh jovan. Walau sesekali teringat, itu sudah membuat renja tak takut atau merasa tak nyaman lagi. Melihat sendiri bagaimana jovan berusaha memberi afeksi nya namun seolah menjaga jarak darinya membuat renja paham, bahwa jovan yang masih takut, bukan dirinya.

Renja sudah sembuh, ia sudah bisa berdiri dengan benar kembali. Maka ia ingin jovan juga begitu, berdamai dengan kesalahannya. Karna Renja dapat melihat bagaimana jovan tak bisa melupakan kesalahannya dan terus mengalahkan diri sendiri.

Renja sangat menyayangi jovan, tolong ingat itu. Mungkin ia terlalu mudah memaafkan. tapi sungguh  ia ingin Jovan tidak merasa bersalah lagi dan bisa memberinya perhatian tanpa menjaga jarak. Renja rindu saat tidur memeluk jovan, ia rindu saat jovan mengusap kepalanya. Rasa rindu itu menenggelamkan semua rasa takut nya.

Karna pikiran renja itu sederhana, ia akan selalu membiarkan hatinya mengambil alih. Jika ia takut, maka ia akan menunjukan ketakutannya. Maka ketika ia ingin jovan kembali, renja akan menunjukan pula bahwa ia menginginkan nya. 

"Kalau disini ada dedek bayi kenapa mas minta maaf? Memangnya ini salah ya? Padahal kan mama dan papa juga suka bayi, renja juga suka, kenapa minta maaf? Mas tidak suka?" karna Setau Renja kedua orang tuanya memang menyukai bayi. Mereka selalu mengungkit tentang kelahirannya, Betapa ia manis dan menggemaskan. Renja juga tidak tau apa yang buruk dari memiliki bayi, bukankah bayi itu membawa kebahagiaan, kenapa jovan terlihat takut?

"Dek. . . selama bayi itu ada disini Kamu harus jaga makan dan hati-hati. Kamu juga nanti akan sedikit sakit. Tapi Kamu harus tau bahwa selain itu mas akan tanggung semuanya, mas gaakan membebankan Kamu ketika bayi itu lahir, Kamu bisa lakuin apa yang Kamu mau. Mas akan jaga dan bahagiain bayi ini disaat bersamaan. Jangan berpikir mas yang ga terima bayi ini, mas cuma takut kalau Kamu ga mau mencoba menghadapi ini karna ini kesalahan mas. Tapi mas akan berterimakasih beribu kali jika Kamu mau mencoba nya. Mas janji akan selalu ada di samping Kamu"
Jovan berusaha memberi pengertian, tentang apa yang akan membebankan si manis selama ia mengandung. Namun jovan tak ingin mengatakan beban setelah itu, karna jovan sadar betul ini kesalahannya. Jadi jika ia harus menanggung dan membesarkan anak ini sendirian pun jovan akan dengan senang hati melakukannya. Karna jovan tau, tidak mungkin bagi renja mengurus seorang bayi disaat ia masih begitu muda, Di tambah dengan keterbelakangan yang ia miliki.

Jika pula suatu hari nanti widia dan damian mau menyerahkan Renja untuknya, ia akan dengan senang hati pula merawat keduanya sekaligus. Selelah apapun jovan nanti, ia yakin bahwa ia akan sangat bahagia bisa memiliki dua malaikatnya disampingnnya.

"Kalau begitu adek akan hati-hati kok! Sakit sedikit tidak apa-apa. Banyak pun tidak apa-apa. Asalkan dedek bayinya nanti lahir dengan baik dan lucu" renja membicarakannya dengan riang, entah ia paham apa yang akan terjadi kedepannya atau tidak. Namun disini justru renjalah yang terlihat sangat bahagia.

Mas ||Noren [ON GOING]Where stories live. Discover now