14. membaik?

1.6K 188 34
                                    

Yang berlalu seolah menjadi mimpi buruk belaka. Jovan tidak menyangka bahwa ia bisa kembali sarapan bersama keluarga pramana ini setelah apa yang ia perbuat. Renja pula seolah kembali kepada dirinya yang dulu. Ceria, dan suka berceloteh riang.

Sebulan berlalu setelah jovan menangis menumpahkan beban nya di pundak Renja, semua seolah membaik. Kini ia dapat kembali melihat senyum yang begitu ia senangi, senyum manis dengan binar indah di mata renja. 

"Buk yena sebentar lagi datang, adek siap-siap gihujar widia.

Renja mengangguk patuh, ia kembali dari Mengantar tas jovan yang ketinggalan saat si dominan akan berangkat, Untung jovan baru menyalakan mobil dan renja melihat tas berisi laptop itu.

"Adek udah mandi, tinggal ganti baju aja kan ma?"  renja bertanya riang, ia senang memikirkan akan belajar bersama yena.

"Iya, baju nya sudah mama letakkan di atas kasur" widia mengusap sekilas rambut si manis sebelum menyisakan ruang belajar renja. Ya, sedikit cemilannya dan minuman untuk anaknya juga guru bernama yena tersebut.

Yena adalah guru yang widia Carikan untuk renja. Setelah semua membaik, widia memutuskan agar renja kembali home schooling. Widia telah mengetahui semuanya, tentang pergaulan anaknya, juga teman-temannya.

Jovan Maupun damian masing-masing menyelidiki diam-diam apa saja yang renja alami selama di sekolah nya. Dan semua terungkap, ditambah  sextoys yang menjadi salah satu pemicu malam nafas itu terjadi. Jovan benar-benar menggalinya.

Dan itu sama sekali tak sulit, dean dan falen sudah diberikan peringatan dan di skors karna Ke lakukan mereka. Karna itu pula, widia menjadi was-was dan memutuskan agar Renja belajar dirumah. Lagi pula, memang itu yang terbaik mengingat apa yang sudah Dilalui si manis. 

"Sayang, buk yena udah datang. Mama berangkat ke-butik ya"  widia menghampiri renja yang sudah siap di ruang belajar nya, sekaligus Mengantar yena.

"Mama hati-hati yaa" renja memberikan senyum manisnya, membuat yena ikut gemas mihatnya. 

Memang butiknya sudah lama widia alihkan sementara kepada kakaknya. Widia memiliki satu kakak, bernama jesi. Namun kejadian yang menimpa renja sama sekali tak ada yang tau kecuali Damian, jovan dan dirinya. Widia menutup rapat-rapat hal itu dari luar. "Anak mama juga belajar yang benar Ok?"

"Ok!"
Pagi itu berjalan dengan baik, semua kembali ke tempat nya. Namun siapa sangka damian, jovan bahkan widia harus berlari  kesetanan meninggalkan kerja mereka saat mendapati salah satu pembantu dirumah mereka menelpon dan mengatakan renja dilarikan ke rumah sakit.

"Dimana—dimana renja!" widia bertanya panik saat sampai Di depan ruangan renja dirawat.

"Mohon tenang nyonya, anak anda baik-baik saja. Mohon satu orang saja yang menjenguk, kepala keluarga bisa ikut saya untuk informasi terkait pasien" dokter tersebut membiarkan widia masuk, dan jovan juga damian mengikutinya.

"Silahkan duduk pak" damian dan jovan duduk Di depan dokter tersebut.  Tidak bohong, mereka cukup khawatir karna sampai Di panggil ke ruangan khusus seperti ini.

"Saya tidak akan bertele-tele. Mungkin ini menjadi kabar baik, namun melihat kondisi pasien yang masih remaja, juga imunnya yang lelah, mungkin juga ini kabar buruk.  Anak anda mengandung, usia kandungannya 2 bulan  dan masih sangat rentan, di tambah umur pasien masih tergolong sangat muka untuk mengandung. Saya akan memberikan resep, beserta hal lainnya  untuk berjaga-jaga. Saya harap pihak keluarga dapat menerima ini, dan mungkin menenangkan pasien jika ia berkemungkinan menolak hal  Ini. Bagaimana pun, selamat atas kehadiran bayi nya." karna bagaimanapun bayi yang hadir tetap harus dirayakan, begitu lah perinsipnya selama menjadi dokter.

Mas ||Noren [ON GOING]Where stories live. Discover now