15. Couple Sebelah

817 80 11
                                    

Teuhaaa ~~~

I'm back:)

Enjoy teum 👀❤️

________________________________________________

Travis bersender tembok didepan toilet bioskop dengan kedua tangannya bersedekap sambil memeluk tas kecil milik Gaby.

Beberapa orang yang keluar masuk area itu melempar pandangannya pada Travis, namun tidak berkomentar apa-apa.

Laki-laki itu sendiri masa bodoh dengan orang-orang disekitarnya. Memang ada yang salah dengan dirinya?

Tak selang lama, Gaby muncul dari toilet wanita. Travis yang tidak sadar dengan kehadirannya, mengulum senyum melihat tingkah menggemaskan itu. Walaupun belum lama kenal, act of service laki-laki itu selalu membuat Gaby tidak bisa berhenti kagum.

Bahkan saat pertama kali Travis mengajaknya bertemu, Gaby sempat kaget karena wajahnya mirip dengan Ruto.

Namun yang membedakan adalah cara keduanya memperlakukan Gaby. Dulu saat masih berpacaran dengan Ruto, ya memang anak itu baik, perhatian, namun lebih sering cuek dan bersikap seadanya.

Sedangkan Travis, saat Gaby akan naik mobil, dirinya membantu membukakan pintu untuknya. Seperti sudah menjadi kebiasaan. Lalu saat keduanya makan di cafe, tidak sengaja di meja mereka terdapat bunga segar yang menjadi hiasan, namun karena Gaby alergi, sebisa mungkin ia menahan rasa gatal di hidungnya.

Beberapa kali gadis itu memalingkan wajah, mencoba menghindar aroma serbuk bunga yang mengganggu. Tak lama, tangan Travis meraih vas yang berisi beberapa tangkai bunga itu lalu memindahkannya ke meja lain.

Pernah juga, di pertemuan kedua mereka jalan bersama, Travis dengan sengaja tidak memberitahu Gaby akan membawanya ke sebuah tempat makan yang berada disebuah bukit. Tempat itu hanya bisa di datangi setelah melakukan reservasi. Karena letaknya yang lumayan tinggi dari dataran biasa.

Saat sampai di parkiran mobil, mereka berdua harus berjalan menanjak dulu untuk sampai ke tempat makannya. Gaby yang saat itu sudah keburu excited dengan pemandangan sekitar, tidak sadar kalau dirinya memakai flat shoes.

Sebelum mereka sampai diatas, tumit Gaby terasa perih. Ia sempat berhenti sesaat untuk mengurangi sakit akibat gesekan kulitnya dengan permukaan sepatu yang lumayan kasar.

Travis yang menyadari kalau ada yang salah dengan sepatu Gaby, langsung melepas sepatunya dan meminta agar Gaby memakai miliknya. Sedangkan Travis lanjut berjalan tanpa alas kaki, sambil menenteng sepatu Gaby.

Walaupun sepatu Travis sedikit kebesaran, itu membantu keduanya cepat sampai diatas. "Nanti gue ambilin sendal di mobil. Jangan pake ini lagi, lecetnya bisa tambah lebar"

"Tapi nanti lo capek bolak-balik Vis–"

"Santai, kan gak jauh banget. Daripada lo nyeker, sorry ya harusnya gue bilang kalo mau ngajak lo kesini. Jadi lo bisa prepare dulu"

Mendapat perhatian yang sebenarnya tidak seberapa, namun berhasil membuat Gaby berdebar hebat. Bahkan debarannya lebih dari saat dirinya pendekatan dengan Ruto dulu.

Dan sekarang, Gaby masih menikmati pemandangan disebelahnya. Mendapati Travis yang menunggu dirinya dengan memeluk tas yang tadi sempat ia titipkan. Gaby tidak bisa menolak pesona laki-laki itu lebih lama. Sepertinya setiap hal kecil yang Travis lakukan bisa Gaby jadikan memori manis.

"Maaf, gue lama ya?"

Suaranya membuat Travis menoleh dan tersenyum manis. "Gak kok, belum sampe kram kaki gue"

I'm Straight, But First Where stories live. Discover now