Chapter 15

94.1K 4.8K 30
                                    

Ayra membuka matanya dan mengerjapkannya beberapa kali. Sebelum membuka matanya lebar dan menatap ke samping ranjang.

Tidak menemukan sosok yang diharapkannya ada.

Kesadaran Ayra langsung terjaga dan mengangkat kepalanya. Menatap pintu kamar mandi yang tertutup dan lampu terlihat tidak menyala.

Menandakan jika tidak ada orang di dalam sana. Ayra mengernyitkan keningnya dan menarik rapat selimut yang membungkus tubuhnya.

Tubuhnya terasa ringan dan lelah sekaligus. Mengingat hal itu kedua pipinya terasa memanas dan membuat Ayra mengantupkan bibirnya.

Tidak seharusnya Ayra berpikir hal itu di pagi hari seperti ini. Walaupun dengan jelas tanda apa yang mereka lakukan tadi malam.

Ayra mendudukkan tubuhnya dan menatap kamar yang terlihat bersih. Tidak ada baju yang berserakan seperti tadi malam.

Gideon sudah membereskannya sebelum pergi. Ayra merasa pipinya kembali memanas dan ia segera menggelengkan kepalanya.

Memilih beranjak dari ranjang dan mencari keberadaan suaminya itu. Tidak biasanya Gideon akan hilang begitu saja.

Ayra tidak bangun sesiang itu sampai pria itu sudah berangkat kerja. Ayra adalah pegawai kantoran dulu dan bangun pagi sudah menjadi kebiasaannya.

Seharusnya Gideon belum berangkat kerja saat ini. Ayra berjalan menuju lemari pakaian dan mengenakan baju terusan rumahan yang dia punya.

Sebelum berjalan keluar kamar dan menatap ke sekeliling rumah. Menemukan Gideon yang tengah mengincipi sesuatu dari sendok sayur yang dipegangnya.

Pria itu terlihat tampan dengan apron di tubuhnya tak lupa Gideon sudah menggunakan kemeja kerjanya. Jas formalnya terlihat tergantung di kursi bar dapur.

Ini adalah pemandangan Ayra setiap paginya. Sebelum berangkat kerja pria itu akan memasak untuk sarapan mereka berdua.

Untuk bekal yang dikirimkan Ayra ke kantor pria itu adalah hasil masakan Ayra bersama Lyn. Atau mungkin lebih tepatnya masakan Lyn yang dikirimkan untuk bekal suaminya itu.

Kemampuan memasak Ayra tidaklah sebagus itu dan sepertinya Ayra tidak sepercaya diri itu untuk memberikan makanannya untuk Gideon.

Ayra berjalan mendekati pria itu dan Gideon terlihat mengambil mangkuk dan memindahkan masakannya ke dalam sana.

Saat Ayra sampai di kursi bar dapur. Pria itu berbalik dan menyadari kehadirannya. Senyuman Gideon langsung merekah dengan sumringah.

Bahkan Ayra merasa jika senyuman itu terlalu lebar daripada biasanya. Namun Ayra harus mengakui jika pria itu terlihat lebih cerah daripada beberapa hari sebelumnya.

Jawaban tentang perubahan Gideon hari ini seolah menghampiri Ayra dan membuat kedua pipinya terasa memanas. Hal itu tak luput dari tatapan Gideon dan membuat pria itu mengernyitkan keningnya.

Namun seolah terkoneksi senyuman Gideon terlihat di bibirnya dan membuat Ayra langsung mengalihkan pandangan matanya.

"Selamat pagi, Sunshine" sapa Gideon dengan senyumannya.

Pria itu mendekati Ayra dengan senyumannya dan mengulurkan tangannya. Ayra dengan wajahnya yang terasa panas menerima uluran tangan itu.

Gideon membantunya untuk duduk. Sebelum pria itu membalikkan badan dan mengambil semangkok sop panas yang terlihat mengepul.

Dengan cekatan Gideon menyajikan di depan Ayra dengan semangkuk kecil nasi serta air mineral.

"Aku takut kau mual ketika bangun karena kegiatan kita tadi malam. Jadi aku memasakkan sop hangat untukmu" ucap pria itu yang membuat Ayra mengantupkan bibirnya.

Scandal of BillionaireWhere stories live. Discover now