Chapter 2

132K 6.2K 20
                                    

Jam segini kalau besoknya libur baru bisa lanjut ini itu hehe

Behhh kegiatanku tuh padet banget dan masih sulit buat di jadwalin

Mulai dari Kerja, Kuliah, Jualan, dan bahkan Nulis begini

Emang harus ngumpulin banyak cuan wkwk...

Okee deh...

Selamat menikmati cerita ini dan doakan semoga cepat update serta bisa melanjutkan.

Terima kasih

Big luv Ififah75

*-*-*

Ayra menutup pintu apartemennya dan terdiam beberapa saat. Pikirannya terus berputar dan membuatnya merasa tertekan.

Tekanan dalam hidupnya hari ini membuat Ayra merasa mual. Semuanya terlalu tiba-tiba dan membuatnya tidak bisa bernapas.

Kenyataan bahwa di dalam perutnya tengah berkembang bayi mungil yang meminta untuk dirawatnya. Kemudian ia harus menerima kenyataan jika ayah bayi itu merupakan bos di tempatnya bekerja.

Suara baritonnya benar-benar melekat dalam ingatannya dan sukses membuat Ayra semakin ingin menangis.

"Kau..." Bisik Ayra yang membuat sosok pria itu berdiri dari tempatnya.

Berjalan menghampiri Ayra yang berdiri kaku. Kedua kakinya seolah mati dan tak bisa digerakkan untuk kabur dari sini.

Matanya terpaku pada sosok pria yang berderap mendekatinya. Menatap sosok pria yang diyakininya tidak akan ditemuinya lagi.

Kilasan wajah pria yang terbaring di sampingnya di kamar hotel beberapa waktu lalu melintas di dalam ingatannya.

Pria itu jelas sama dengan sosok pria yang berdiri di hadapannya. Dengan senyuman yang mengandung banyak makna dan membuat siapapun lari terbirit-birit.

"Kau harusnya memiliki sopan santun, Ms. Colten. I'm the boss"

Ayra langsung mengalihkan pandangan matanya. Sebelum suara decakan terdengar dari bibir pria itu.

"Nyatanya kau memang tidak memiliki sopan santun bukan ? Meninggalkan pria yang telah menyenangkanmu begitu saja"

"Aku... Saya, tak memiliki kewajiban untuk menunggu. Itu... Malam itu sebuah kesalahan" senyuman puas terlihat di wajah Mr. Leviero kala mendengar bantahan Ayra langsung.

Ayra tak diharuskan untuk menunggu pria yang menghabiskan malam dengannya hingga terbangun.

Nyatanya hari ini merupakan kesalahan dan seharusnya memang tidak pernah terjadi. Namun jelas terlihat pria di depannya tidak terima setelah di tinggalkan begitu saja.

"Kau memiliki kewajiban, Ms. Colten. Kau memiliki hutang memberikan penjelasan padaku. Apa yang kau masukkan ke minuman itu. Kau menjebakku ?"

Tubuh Ayra kaku dan kakinya seketika mundur satu langkah karena tersentak kaget. Tubuhnya memiliki insting untuk kabur ketika pria itu memberikan pertanyaan yang membuatnya meremang.

Namun nyatanya pria itu tidak akan melepaskannya dengan mudah. Boss besarnya itu bergerak maju dan menahan tangannya. Mereka begitu dekat dan membuat tubuh Ayra terasa memanas.

"Kau menaruh obat dan menjebakku" bisikkan Mr. Leviero membuat Ayra menggeleng dan berusaha melepaskan lengannya.

"Aku...tidak... Kau yang meminumnya dan aku tak mengenalmu. Mr. Leviero, semua ini... Semua ini salah paham dan seharusnya kau tak terlibat dan aku tak memiliki hutang padamu. Kau... Tidak dirugikan di sini. Sedikitpun tidak" jelas Ayra dan sebelah alis tebal pria itu terangkat.

Scandal of BillionaireOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz