[ XX ] Dusty Room

866 117 37
                                    

⚠️⚠️⚠️

This episode contains a lot of violence, torture , shooting, and full of angst :')

Please make sure you are strong enough before reading this 🫶

. . .

"Mereka ada karena derita. Mereka datang di tengah kekejaman yang menimbulkan trauma. Dan mereka hidup sebagai naungan."

. . .

[•My Neighbor is Acting Weird•]

    

Aku tidak pernah mengira akan bertemu dengan momen paling buruk yang bahkan tidak sekalipun terpikirkan oleh bayanganku sebelumnya.

Berada di bawah tekanan orang-orang yang terus menodongkan senjata api besar itu kepadaku, membuatku tidak lagi berdaya terlebih untuk melindungi Cheri yang sudah mereka renggut dari tanganku dan dibawa pergi dari pandanganku yang sudah berkali-kali mengabur.

"Lepaskan anak itu! Jangan sakiti dia! Dia hanya anak kecil tidak bersalah!!"

"Diam!!"

Aku memekik kesakitan kala hantaman keras menyapa wajahku. Mereka memukulku dengan senjata api besar itu. Kepalaku seketika pening dan bisa kurasakan asin merembas di bibirku.

Kemanusiaan sudah tiada di sini.

Bagaimana mereka menggeretku tanpa pedulikan kakiku terseret-seret, bagaimana mereka juga menjorokku dengan kasar sehingga aku jatuh tersungkur, dan bagaimana mereka memakiku sebelum membanting pintu di belakang sana, meruntuhkan hampir seluruh nyaliku untuk melawan.

Sepetak ruang kosong yang begitu sempit dan nyaris gelap seketika membuatku sesak. Lampu yang menyala terlalu redup di langit-langit sekitar tiga meter dari kakiku berpijak, lebih dari cukup membuatku bergetar gamang sehingga aku lekas menggedor pintu menggunakan seluruh tenagaku.

"Buka pintunya! Keluarkan aku dari sini!!" mengguncangnya dengan brutal yang justru menyulut emosiku hingga ke ubun-ubun. "BUKA PINTUNYA, SIALAN!!"

Aku kalut bukan kepalang. Pikiranku tak lagi melepaskan Cheri yang entah dibawa ke mana oleh orang-orang itu. Bagaimana keadaan Cheri? Apa yang akan mereka lakukan terhadap Cheri?

Bagaimana jika mereka menyakiti Cheri?

"Nuna ... huhuhu ... Nuna...."

Suara tangisan itu kembali terdengar membuatku menoleh. Menyadarkanku bahwa dinding di sebelah kananku berupa kaca yang menampakkan ruangan di sebelah petakan ini sehingga aku langsung mendekat. Menggedor keras di sela napas memburuku seraya memanggil-manggil anak itu.

"Cheri! Cheri! Aku di sini!!"

Aku tercekat melihatnya diseret oleh dua orang bertubuh besar itu lalu memaksanya duduk di sebuah kursi tepat di tengah ruangan. Anak itu sempat memberontak, namun bentakan keras salah satu dari mereka berhasil membuatnya menciut ketakutan dan hanya bisa tergugu membiarkan kedua tangan dan kakinya diikat oleh logam kuat yang menempel pada kursi itu.

Itu bukanlah kursi biasa....

Apalagi mereka memasangkan semacam elektroda di beberapa titik tubuh Cheri, termasuk kedua pelipisnya, aku menggeleng ketakutan membayang- kan apa yang hendak mereka perbuat pada anak itu.

"Tidak ... lepaskan dia! Jangan sakiti Cheri!! LEPASKAN DIA!!"

Pukulan demi pukulan yang kulakukan pada kaca ini semakin menakutiku. Benda ini berlapis teramat tebal dan sepertinya mereka tidak mendengar setiap kerusuhanku.

My Neighbor is Acting WeirdWhere stories live. Discover now