[ XIV ] His Own Rules

626 120 6
                                    

. . .

"Yang aku tahu, aku ingin Cheri terus berada di sisiku dan menjadi tempat ternyamannya untuk kembali."

. . .

[•My Neighbor is Acting Weird•]

       

Aku harus ikut meringis kala Seungkwan merintih atas kerja tanganku yang sepertinya tidak hati-hati. Entah sudah kali keberapa aku mengesah berat melihat wajahnya sudah dipenuhi luka akibat dari pertarungan beberapa saat tadi. Bibirnya bahkan nyaris robek kalau tidak segera dikompres dengan es.

"Sudah kubilang lebih baik kita ke rumah sakit saja. Bukan hanya wajahmu tetapi tubuhmu pasti juga terluka!"

"Aku hanya akan ke rumah sakit kalau sudah tidak bisa berjalan." Seungkwan segera menyandarkan dirinya pada sofa setelah aku berhasil menutup beberapa lukanya dengan plester. "Tenang saja. Pukulannya tidak sekeras yang kau kira. Dua hari kemudian aku akan sembuh."

Tetap saja itu tidak meredakan cemasku. Dia bahkan masih tampak kesakitan tiap memindahkan bungkus es yang sedari tadi menenangkan lebam-lebam di wajahnya. Rasa bersalah menyusup terlalu banyak karena dia harus terlibat pada masalah ini.

"Maaf. Kalau saja aku lebih cepat mencegah, kita tidak perlu mengalami ini. Aku sempat lengah saat Seung Cheri tiba-tiba berlari," ucap Seungkwan di sela aku membereskan peralatan obatnya.

"Tidak ada yang dapat memprediksi hal itu. Jadi bukan salahmu," balasku berusaha tetap tenang.

Ini salahku. Seandainya aku bisa lebih meyakinkan Ibu, Cheri tidak perlu dibawa kemari dan membuatnya harus mengalami kejadian seperti tadi, apalagi sampai melibatkan Seungkwan.

Seandainya aku bisa lebih kuat melindunginya, Cheri tidak perlu berakhir memanggil Alpha Blake untuk mengambil alih....

"Itu adalah kali pertama aku melihatnya berubah. Dia yang sebelumnya menangis histeris setelah melihatmu disiksa, tiba-tiba terdiam sebelum menerjang orang-orang itu dengan brutal," ujar Seungkwan pelan. "Aku melihatnya dengan jelas bagaimana matanya berubah. Wujud Seung Cheri seakan-akan ikut menghilang bergantikan Alpha Blake. Padahal dia masih orang yang sama."

Aku terdiam hingga sunyi di ruangan ini terasa begitu pekat. Hal yang masih kuingat adalah bagaimana dia menatapku teramat tajam di saat kakinya masih menginjak tangan bajingan itu tanpa ampun, merapalkan dua patah kata layaknya perintah agar aku menyingkir saat itu juga.

"Go away."

Entah apa yang dia lakukan terhadap ketiga orang itu. Aku tidak dapat berpikir jernih selain membawa Seungkwan pergi dari sana sebelum dia sekarat. Walau setelahnya temanku ini malah memintaku berputar balik demi kembali ke apartemennya.

"Dia tidak akan membunuh mereka, kan...?"

Satu ketakutanku mengenai Alpha Blake yang berbahaya, bahwa dia bahkan mampu melumpuhkan tiga orang itu dengan cepat seorang diri. Tidak menutup kemungkinan bahwa dia mampu menghabisi nyawa ketiganya sekaligus karena sudah menyakiti Cheri.

"Cheri pernah berkata bahwa para alter akan datang saat dia kesulitan. Itu adalah waktu di mana dia akan bertukar alih dengan salah satunya. Pria bernama Choi Hansol itu juga pernah memberi tahu bahwa Alpha Blake merupakan pertahanan para alter. Tapi dia hanya akan bertukar pada Cheri."

Masih tidak ada balasan dari Seungkwan. Membuatku semakin menerawang jauh, mengucap, "Bukankah itu aneh?"

"Semuanya memang begitu aneh karena kita tidak pernah mengalami apa yang Choi Seungcheol alami."

My Neighbor is Acting WeirdWhere stories live. Discover now