[ VI ] Blake

720 138 21
                                    

⚠️ this episode contains a lot of harsh words, adult setting (club, mentioning cigarette and alcohol), and violence that might disturbing ⚠️

. . .

"Malam itu menjadi titik balik di mana aku mengakui bahwa Choi Seungcheol tidaklah berbohong."

. . .

[•My Neighbor is Acting Weird•]

      

Terkadang orang baru akan percaya terhadap sesuatu yang menurutnya mustahil setelah melihat kebenarannya dengan mata kepala sendiri. Mungkin aku salah satunya. Dan malam itu adalah waktu di mana aku sungguh percaya bahwa kepribadian ganda itu memang nyata.

Sebab aku melihat dengan mataku sendiri, bagaimana sosok yang sebelumnya kuawasi seharian penuh dalam wujud Seung Cheri si anak delapan tahun, berubah seratus delapan puluh derajat menjadi sosok mengerikan dan nyaris membuatku menangis ketakutan.

Bagaimana dia mencekal layaknya hendak meremukkan tanganku, menghempasku dengan kekuatan yang tak dapat kutolerir hingga tubuhku terhempas jatuh ke lantai, menyadarkanku bahwa dia bukan lagi Seung Cheri maupun Choi Seungcheol. Dan aku hanya bisa beringsut mundur ketika dia turun dari tempat tidur, berdiri bak elang menyongsong angin yang siap menerkam mangsanya.

"So it's you."

Mulutku terlanjur kelu akan gamang yang sudah menggerayangi. Melihatnya memiringkan kepala dengan ekspresi datar namun penuh intimidasi. Lalu pergi begitu saja seakan hanya itu yang ingin dia lakukan terhadapku;

Menakutiku sampai sekujur tubuhku gemetaran dan tidak lagi tidur tenang. Dengan menunjukkan eksistensinya kepadaku.

Malam itu menjadi titik balik di mana aku mengakui Choi Seungcheol tidaklah berbohong. Bahwa dia memanglah memiliki kepribadian ganda dan tidak hanya Seung Cheri, melainkan pribadi lain bahkan yang paling berbahaya sekalipun berada di dalam tubuhnya.

"Nona."

Kesadaranku seperti dipaksa kembali siaga. Mendapati diriku masih berdiri di tempat namun sudah menjadi tontonan wajah-wajah jenuh hingga kesal di dalam elevator yang entah sejak kapan sudah terbuka.

"Kau tidak mau masuk?"

Lebih memalukan lagi, sang penyapa dengan wajah ramahnya itu ternyata tokoh paling disegani sehingga tidak ada yang berani membuka mulut meski aku sudah menyita banyak waktu. Maka aku bergegas masuk dengan canggung seraya menggumamkan kata maaf beberapa kali.

Sepertinya setelah ini aku akan dicap sebagai karyawan buruk lantaran membuat CEO Choi Seungjo menungguku yang terlalu asyik melamun. Sungguh memalukan!

Begitu elevator berhenti di lantai lima, para karyawan segera berhambur keluar lalu dengan kompak membungkuk hormat pada sang pemimpin hingga pintu kembali menutup. Menyadarkanku bahwa kini tersisa diriku seorang sebagai rakyat kecil di sini.

Seharusnya aku ikut turun saja dan menunggu elevator berikutnya. Mereka juga pasti berencana demikian karena memang tidak biasanya kami berbagi elevator dengan pemimpin perusahaan!

"Tuan Besar Choi Sunggeun ingin bertemu dengan Anda sore ini. Apakah beliau sudah mengabari Anda lagi?"

"Mungkin membicarakan pertemuan besar akhir bulan nanti. Aku tidak yakin bisa datang sore nanti."

"Ah, ya. Jamuan makan malam bersama Wakil Direktur Jo Jinhyuk akan dilaksanakan pukul enam nanti. Mungkin saya bisa pindahkan jadwal—"

"Tidak perlu. Wakil Direktur Jo terlalu sibuk. Aku bisa temui Kakek kapan saja. Lagipula beliau pasti lebih ingin menanyakan si bungsu lagi."

My Neighbor is Acting WeirdTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon