15. ada, tapi tidak dengan perannya

6.8K 334 8
                                    

" DARI MANA AJA KAMU, LUPA KALO MASIH PUNYA KELUARGA! MAU JADI APA HAH? GELANDANGAN!"

Alana memejamkan matanya.

Dia baru pulang dari rumah sakit setelah Marvel tidur, di sana juga udah ada orang tua Marvel.

" GAK PERNAH BIKIN ORANG TUA BANGGA! NYESEL MAMA NGELAHIRIN KAMU!!"

"STOP!!" Alana berteriak keras.

" ALANA GAK MINTA BUAT DILAHIRKAN, ALANA GAK PERNAH MINTA BUAT LAHIR DARI RAHIM MAMA, ALANA GAK PERNAH MINTA LAHIR DI KELUARGA INI, ALANA JUGA NYESEL LAHIR DARI RAHIM MAMA!!"

" ALANA CAPEK!! GAK PERNAH DIAPRESIASI, TAPI SEKALINYA BUAT SALAH DIMARAHI SEAKAN MANUSIA PALING HINA!!!"

" Dari kecil Alana cuma sama bibi, Alana cuma makan masakan bibi. Alana iri sama temen-temen yang diantar jemput orang tuanya, sedangkan Alana cuma sama bibi. Alana selalu dibully dan diejek gak punya orang tua kayak mereka, padahal Alana punya, cuma gak ada peran mereka sebagai orang tua. Pas ngambil raport dan acara kelulusan Alana pernah gak kalian datang?"

Vanya dan Yudha hanya diam membisu, ucapan Alana seakan menampar mereka.

" Abang mana tau rasanya tumbuh dewasa tanpa hadirnya orang tua," Alana tertawa kecil.

Daven menatap Alana dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Nyatanya kalian cuma tau nama Alana, tapi gak tau siapa Alana yang sebenarnya. Alana yang takut kegelapan, Alana yang takut hujan, Alana yang takut kucing, Alana yang takut ketinggian, Alana yang suka susu strawberry, Alana yang suka menulis, Alana yang suka warna biru, Alana yang suka udang, Alana yang gak punya temen, Alana yang selalu sendirian, Alana yang selalu nyakitin dirinya sendiri, Alana yang selalu dikucilkan, Alana yang gak punya rumah untuk bersandar, Alana yang gak punya seseorang buat dengerin curhatan nya."

" Kalian gak akan paham sesulit dan sesakit apa hidup dengan trauma dan trust issue."

" Bahkan untuk tenang aja Alana harus minum obat."

Alana menatap Yudha.

" Pa, katanya cinta pertama anak perempuan itu Ayahnya, tapi kenapa Alana enggak? Papa gak pernah ada untuk Alana, Papa gak pernah usap air mata Alana saat Alana nangis, Papa gak pernah melindungi Alana dari laki-laki yang berniat nyakitin Alana. Apa Papa gak mau melindungi putri kecil Papa?"

Yudha hanya membisu dan memalingkan wajahnya dari Alana.

Alana berpaling menatap Vanya.

" Ma, Salsa beruntung ya punya Mama yang bisa diajak tukar pendapat, Salsa beruntung setiap pagi selalu dibangunin Mama nya, Salsa beruntung setiap hari bisa makan masakan Mama nya. Alana juga mau, tapi gak bisa."

Aliran darah Vanya berdesir mendengarkan kata demi kata yang keluar dari bibir putrinya.

" Alana pulang mau istirahat, tapi Alana lupa kalo Alana gak punya rumah buat bersandar."

Alana berlari keluar rumah, meninggalkan keluarga nya yang masih mematung.

" ALANAAA!!"

Daven tersadar, dan langsung mengejar Alana.

Tersisa Vanya dan Yudha yang hanya diam ditempat sambil memikirkan sikap mereka selama ini.

~~

3 • 12 • 2023

Ruang Tanpa Suara [END]Where stories live. Discover now