"K-ki-kita g-gak ma-main hu-jan. K-KAK!! E-ELEN DA-DATENG!" Teriaknya memanggil El berharap laki-laki itu keluar.

"CK! Nggak diajarin sopan santun ya kamu?! Bisa-bisanya teriak di depan rumah orang!"

"A-aku ma-mau ma-main sa-sama ka-kak El."

"EL-NYA SAKIT. NGERTI BAHASA MANUSIA GAK SIH?! MINIMAL KALAU NGGAK BISA NGOMONG, TELINGANYA JANGAN BUDEK!"

Mata sembab Elen menatap Luna dengan tatapan benci. Kenapa ya ibunya El gak pernah bisa bicara lembut kepadanya? Padahal Elen selalu lembut kalau bicara ke Tante Luna.

"Tan-tante, se-sekali a-aja i-izinin k-kak E-el ma-main sa-sama aku." Elen menyatukan tangannya berharap Luna mau memanggilkan El untuknya.

"APAAN SIH?! KAMU MAU BIKIN EL MAKIN SAKIT?! DASAR EGOIS!!" Bentak Luna, "SANA PERGI!"

Usir-nya sambil mendorong bahu Elen. Elen yang tak siap pun terdorong ke belakang. Untung saja tidak jatuh. Ada tangan yang mendekapnya dari belakang.

"Anda jangan kasar sama anak kecil," Ucap orang itu menatap Luna penuh amarah.

"Kamu siapa ngatur-ngatur saya?!" Sahut Luna tak mau kalah.

"Bukan orang sini kan? Makannya gak tahu siapa anak cacat itu! Dia itu pembawa pengaruh buruk ke anak saya. Udah haram, bapaknya gak tahu siapa, cacat lagi. Emang karma bapak ibunya tuh!" Lanjutnya sewot.

Belum sempat mendengar jawaban Gavin, Luna kembali masuk ke dalam rumah sambil membanting pintu. Berhadapan dengan Elen itu menguras emosi banget.

"Hiks, hiks," Tangis Elen.

Merasa orang yang Gavin dekap sedang menangis, dia menunduk. Gavin mensejajarkan tubuhnya kepada Elen.

"Hai?" Panggilnya dengan kedua telapak tangan memegang wajah Elen dimasing-masing sisi. Ibu jarinya mengusap air mata yang harusnya tidak boleh Elen dijatuhkan.

"Anak cantik nggak boleh nangis."

•••••

Kini, Gavin dan Elen sedang berada ditepi danau tak jauh dari perkampungan. Air yang separuh keruh itu membuat Gavin merinding seram. Berbeda dengan Elen, gadis kecil itu asik menikmati udara yang segar ini. Juga dengan tenangnya air danau.

Sayangnya, tiba-tiba pikiran Elen bertanya soal orang yang berada disebelahnya saat ini. Dia lupa kalau sedang bersama orang asing.

"O-om si-siapa?" Tanya Elen. Dia berusaha membuka topik sebab merasa orang yang berada di sebelahnya ini gugup.

Mendengar kalimat pertama yang Elen sampaikan kepadanya membuat hati Gavin ngilu. Ini putrinya kah? Putri yang dia suruh gugurkan kala itu?

Akhirnya, setelah bertahun-tahun Gavin bisa mendengar suara indah Elen. Kayak tahun-tahun kemarin sadar aja kalau dah punya anak. Walaupun awalnya Gavin cukup kaget dengan wicara Elen, dia sadar semua ini terjadi juga karenanya.

Tanpa persetujuan Elen, Gavin memeluk erat tubuh ringkih gadis kecil itu dari samping. Lagi-lagi air mata Gavin keluar. Elen yang dipeluk pun hanya diam menerima pelukan itu.

"Katanya Elen cari-cari Papa terus?" Elen mengangguk di dada Gavin. "Sekarang Papa udah disini. Elen seneng gak?"

Hening.

Gadis kecil itu bergeming, "Pa-papa?" Tanyanya.

"Iya, Sayang."

"O-om, Pa-papa aku?" Tanya Elen memastikan. Dia masih tidak bisa percaya.

Gavin mengurai pelukannya. Ia pegang kedua bahu Elen dengan tatapan lekat menatap gadis kecil itu.

"Papa minta maaf karena udah jauh dari Elen selama beberapa tahun ini. Papa tahu, maaf Papa gak cukup buat Elen, iya kan? Gak apa, Elen boleh kok hukum Papa sesuka Elen. Asal Elen jangan tinggalin Papa."

Mata indah Elen yang sedikit sembab itu membalas tatapan Gavin. Tentu saja hatinya senang karena ternyata Papanya masih ada. Dan mungkin ini ikatan antara Ayah dan Anak, makannya Elen senang berada di dekat Gavin.

"Pa-papa ke-kemana se-selama i-ini? P-pa, me-me-mereka se-lalu ka-kata-katai aku. Me-mereka b-bi-bilang a-anak ka-kayak aku g-gak pa-pantas p-punya P-papa, ma-makan-nya Pa-papa pe-pergi ni-ningga-lin aku sa-sama Ma-mama."

Semua yang Elen pendam hampir ia keluarkan. Apalagi soal sosok Papa. Selama ini Elen menginginkannya.

Pegangan Gavin di pundak Elen mengendur. Ia mengangkat Elen agar duduk di atas pangkuannya. Selama kurang lebih lima tahun, baru ini Elen merasakan dipangku oleh cinta pertamanya.

"P-pa, ja-jangan pe-pergi la-lagi," Lirih Elen dapat Gavin dengar.

Tangan Gavin yang memeluk Elen dari belakang pun mengencang. Ia taruh kepalanya di atas kepala Elen tanpa diberi beban.

"Papa selama ini kerja, Sayang. Papa cari uang yang banyak buat kamu sama Mama. Papa janji, habis ini bakal terus ada sama kalian terus, di samping kalian."

"Be-beneran?" Gavin mengangguk mantap.

Elen mendongak menatap wajah Papanya. Sungguh dia masih tidak menyangka.

"Kenapa?" Tanya Gavin menatap Elen. Elen menggeleng lalu memposisikan kepala seperti semula.

"Be-berarti ha-habis i-ni aku bi-bisa ti-dur sa-sama Pa-papa? Ta-tadi m-ma-malam aku t-tidur sen-diri."

"Kayaknya kalau sekarang belum bisa. Mama kan masih marah sama Papa."

Sungguh, ini beneran Gavin membahasakan Vanya pakai embel-embel Mama? Bisa diledek habis-habisan kalau temen-temennya tahu.

"Pa-papa sa-sama Ma-mama la-gi ma-marahan ya? Ta-tadi Ma-mama ka-kayak g-gak mau k-ke-ketemu Pa-papa."

Gavin menimang Elen yang berada di pangkuannya ke kanan dan ke kiri. Bisa dilihat Elen sangat nyaman bersama Gavin.

"Hm... Kayaknya Mama marah karena Papa pulangnya telat," Ucap Gavin asal. Tidak mungkin dia bilang yang sebenarnya ke Elen.

"T-terus, Pa-papa t-ti-dur di-mana?"

"Papa ngontrak di deket rumah kamu. Oh ya, Papa laper. Kita beli makan mau gak?" Ajak Gavin, perutnya sudah super duper laper minta diisi.

"P-perut P-papa bu-bunyi," Kekeh Elen lalu beranjak dari pangkuan Papanya.

"Sayangnya Papa kok dengerin sih?" Sahut Gavin berdiri. Dia pun menggendong Elen dan pergi dari sana menuju ke tempat penjualan makanan. Padahal dia tak tahu dimana tempatnya.

Sepanjang perjalanan, Gavin dan Elen terus bercanda ria. Elen tertawa begitu puas. Gavin juga senang bukan main. Sampai pada akhirnya Gavin sadar mereka terus berjalan tanpa tujuan.

Padahal niat mau cari makan, eh malah jalan-jalan gak tahu sampai mana.







Bersambung.

Bruh ternyata susah nulis smbil uas😂

Semoga suka ya beb. Semua kritik buat part ini bakal aku terima tp gatau bakal di progres ngga.

390 vote bisa?

Aku mah gapernah boong, tiap udh sesuai target pasti lngsng up😍😋

5 11 23

HER LIFE - END (OTW TERBIT)Kde žijí příběhy. Začni objevovat