3. DUGH!

345 30 1
                                    

Sebenarnya Prisma menaruh rasa curiga ke Vanya, karena belum lama mereka terlibat pertengkaran kecil yang dimulai oleh Vanya, jujur saja Prisma belum faham dengan ucapan Vanya beberapa waktu lalu, malas rasanya bertanya kepasa Sita.

Kebetulan sekali, rasa malasnya hilang kala bertemu Sita di toilet, Ia memanggil gadis yang lebih pendek darinya itu.

"Sita," panggil Prisma, Sita menoleh.

"Ya??" balasnya ramah.

"Gue mau nanya soal Vanya," kala mendengar nama Vanya, Sita langsung tersenyum, Sita dan Vanya adalah sahabat dekat, Sita sangat suka berteman dengan Vanya, karena gadis itu baik pun populer.

"Kenapa sama Vanyaa? Gue siap jawab!" katanya lantang.

"Kemarin, gue dimarahin sama Vanya, gue dibilang ngerebut semuanya, gue bingung Ta, dan katanya suruh nanya elo aja," balas Prisma, wajahnya meminta jawaban.

"Emm soal ituu, lo tau kan temen lo rata-rata cowo?" tanya Sita, Prisma mengangguk ragu, sedetik kemudian menggeleng.

"Yang cewe juga banyak kok," kata Prisma.

"Kan yang paling diliat orang tuh banyakan cowonya," Prisma mengiyakan, memang kalau di sekolah teman lelakinya lumayan, bisa dihitung jari kok.

"Nah, lo tau kan kalau Noren suka sama lo?" tanya Sita, Prisma membolakan matanya.

"Gue nggak pernah tau soal itu,"

"Loh, jadi Noren belum pernah confess ke lo?" tanya Sita, Prisma menggeleng cepat.

"Lah?! Terus gunanya apa Noren putusin Vanya kalo nggak ngajak lo jadian? Sakit tu cowok!" emosi Sita meluap.

"Ohh jadi gara-gara cowok sok ganteng itu Vanya jadi bully gue? Noren kalo ningkrong dimana, Sit?" tanya Prisma, Sita bingung namun Ia jawab saja karena Prisma mengharapkan jawaban darinya.

"Setau gue di kantin utama." balas Sita.

"Lo harus ikut gue!" tanpa menunggu jawaban dari Sita, Prisma langsung menarik pergelangan gadis kucir kuda itu.

Setelah sampai di tempat tujuan Ia melepaskan pegangan tangannya pada Sita, diam beberapa detik, matanya berkeliaran seperti mencari suatu objek, pupilnya berhenti kala menemukan sasarannya, disana ada Noren dan tiga temannya yang salah satu sepupu Prisma.

"Sit, lo ikut nggak?" tanya Prisma, nadanya tenang namun mematikan, Sita mengangguk cepat.

BRAK!

Kedatangan Prisma membuat atensi para siswa yang berada dikantin dari makanan mereka, semuanya mulai berbisik.

Tentu pukulan keras pada meja itu dilakukannya di meja tempat Noren duduk, teman-temannya memandang terkejut Prisma, salah satunya beridiri dan membentaknya.

"APAAN SIH PRIS?!" bentak Gema, sepupu dari keluarga Ayah Prisma

"Sama cewek ngga usah bentak-bentak!" itu suara Noren, Gema menatap Noren sekilas lalu mendudukkan dirinya lagi.

"Kenapa, cantik?" tanya Noren dengan pedenya, tatapannya menatap menggoda ke arah Prisma, Prisma rasa Ia akan mual saat ini juga.

"Ikut gue." perintah Prisma, Noren menurut, lalu mengekori ke mana arah Prisma pergi, Ia sempat heran dengan keberadaan teman mantan pacarnta di belakang Prisma. Namun lelaki itu tak begitu peduli.

Prisma berhenti di depan kelas kosong, Sita sedikit menjauh kala memperhatikan urat-urat tangan Prisma menunjukkan diri mereka kala kepalan Prisma terbentuk.

"Gara-gara lo gue dijambak, di gangguin mulu sama Vanya anjing!" umpatnya tepat di depan wajah tampan Noren, Noren membelakkan matanya.

"Vanya ganggu lo?" tanya Noren, Prisma berdehem.

"Dimana Vanya? Biar gue suruh dua buat nggak gangguin lo lagi," ujarnya bak pahlawan, Prisma muak. Kenapa laki-laki ini sok kegantengan sekali.

"Bacot! Vanya nggak akan gangguin gue kalo bukan karena lo bangsat," ujarnya, lagi-lagi mengumpat.

"BUAT APA LO PUTUSIN VANYA KALO NGGAK CONFESS KE PRISMA?! VANYA SAYANG BANGET SAMA LO ANJING, DIA RELA DUITNYA ABIS CUMA BUAT LO, DIA RELA FIRST KISS NYA DI AMBIL SAMA LO! LO MIKIR DONG ANJING, DIA SELAMA INI EFFORT BANGET TAI!" Prisma terkejut bukan main kala Sita berteriak lebih lantang dibanding dirinya, badannya semakin maju ke arah Noren, Noren menegak salivanya.

"Brengsek lo." Sita mundur beberapa langkah, dan berhenti tepat disamping Prisma, Ia mengambil nafas banyak-banyak, wajahnya sudah sangat mata merah karena marah, sementara Noren. Dia merasa terpojokkan.

Awalnya memang Noren punya rasa kagum ke Vanya, karena Vanya ini populer, dia coba nembak. Dan beruntungnya Noren, Vanya juga sedang suka padanya.

Vanya memberikkan apapun yang Noren mau. Selalu membelikkan apapun baranf yang menurut Vanya dibutuhkan oleh Noren meski tak meminta. Bahkan Ia tak menolak kala Noren menciumnya.

Persis seperti yang Sita bilang.

Sudah berkali-kali Vanya di mintai hal tidak senonoh oleh Noren, namun dengan pendirian tetap Vanya selalu menolak.

Hal itu membuat Noren memiliki alasan untuk memutuskan Vanya, alasan sebenarnya adalah karena Ia suka dengan Prisma, cewek dengan sejuta ke- attractive an pada dirinya.

Namun lambat laun Vanya ngeh kalau Noren mengajaknya putus karena Prisma. Perhatian Jared juga sepenuhnya ke Prisma, Jared itu sahabat Vanya, mereka sangat memahami satu sama lain layaknya adik dan kakak. Namun semenjak kehadiran Prisma, hubungan pertemanan Jared dan Vanya semakin renggang.

"Gue minta maaf," celetuk Prisma tiba-tiba.

"Bukan salah lo." balas Sita, Ia kemudian pergi meninggalkan Prisma dan Noren disana.

"Asu lo!"

DUGH!

"AHHHH!!!" tendangan keras yang barusan Prisma lemparkan mendarat di junior Noren, karena itu Ia berteriak kesakitan, teman-teman Noren yang memperhatikan dari jauh hanya bisa mengigit bibjr mereka, turut merasakan sakitnya tendangan Prisma barusan.

• • •

Terimakasih yang udah mau baca, sehat-sehat orang baiq. See ya!

Rude Girl X Softboy | 𝗙𝗲𝗺𝗱𝗼𝗺!Where stories live. Discover now