"Hai, cupu! kangen gue bully kah?"

Pricila tersenyum remeh ke arah Diana, Diana masih diam sambil menunduk.

Puk

Ivana menimpukkan pilus yang sedang ia makan ke kepala Diana, "Kalau di tanya jawab! bukan nya nunduk."

Sekali lagi Diana menarik nafas memberanikan diri untuk menatap mata indah Pricila, "Gue mohon sama lo untuk stop ganggu gue."

Hening.

Sampai dimana akhirnya mereka tertawa atas perkataan Diana, mereka menganggap nya bahan lelucon. Padahal dirinya mati-matian menahan rasa takut berbincang langsung dengan Pricila.

"Haha sumpah lo lucu banget!" Kata Gina yang masih tertawa sambil memegang perut nya.

"Gue serius!" Balas Diana sedikit kesal.

Pricila menyudahi tawa nya lalu menatap Diana "Kenapa? capek lo gue bully terus hah?!" Tanya nya santai.

"Capek! gue minta tolong banget sama lo, gue pengen lulus dengan tenang. Jadi stop buat bully gue," Ujar nya panjang lebar.

Gina berdecih, "Ck! kalau gitu lo harus sujud dulu di kaki kita, gimana?"

Ivana dan Pricila mengangguk setuju dengan perkataan gina, "Bener lo harus sujud dulu di kaki kita, dengan begitu lo bebas." lanjut Pricila.

Diana tentu saja menolak ia tidak akan bersujud kepada siapa pun kecuali pada tuhan nya, ia pun menggeleng tak terima, "Gue gabakal ngelakuin hal itu."

"Yaudah kalau begitu lo siap gue bully sampai lulus," Pricila memang sinting! andai saja diana punya kekuasaan sedikit? ia akan menyingkirkan hama ini.

"Lo ga kesian sama gue? gue mau banget lulus dengan tenang, gue capek kalian bully terus" keluh nya.

"Tawaran tadi masih berlaku loh"

Tawaran untuk bersujud dikaki mereka. Diana sudah menahan kesal karena Pricila dan kedua temannya ini, apakah mereka tidak memiliki sedikit hati nurani pun atau rasa kasihan sedikit terhadap nya? Ah uang membutakan mereka.

"Gue cuman minta itu! apa orang tua kalian ga ngajarin cara menghargai orang lain? atau mungkin kalian emang tidak pernah di ajarin itu karena orang tua kalian sibuk menggendong harta, seakan-akan anak mereka adalah uang bukan kalian! Sehingga kalian tumbuh dengan tidak terdidik seperti ini?"

Plak

Pricila emosi mendengar itu, ia pun menampar wajah Diana. Diana sampai terhuyung ke samping akibat tamparan kuat dari Pricila.

Ivana ikut menjambak rambut Diana dan mendorong nya sampai batas rooftop, Diana meringis kesakitan akibat jambak kan dari Ivana.

"Tau apa lo tentang keluarga gue!" ujar Pricila marah.

Gina ikut menghampiri teman-temannya yang sedang memberi pelajaran kepada Diana karena mulut sampah nya itu.

Ia yang tadi nya sedang merokok menghembuskan asap rokok itu ke wajah Diana, lalu mengarahkan puntung rokok yang masih menyala itu ke paha mulus diana.

"Akhh"

Diana semakin meringis rokok tersebut menyundut pahanya, tapi ia harus tahan dengan itu ,"ke-kenapa kalian marah? pa-padahal yang gue bilang adalah fak-fak-fakta." ucap nya terbata-bata.

"Mulut sialan lo jaga"

Diana tersenyum remeh di tengah menahan rasa sakit nya, "Kalian iblis! suatu saat nanti kalian akan merasakan apa yang gue rasakan dan semua akan terungkap, dan sekolah neraka ini cocok untuk -

Brak

Tidak tahan mendengar ocehan Diana yang tidak berguna, Pricila pun mendorong nya dari atas rooftop walaupun omongan Diana belum selesai.

Gina dan Ivana menatap hal itu tak percaya, Pricila membunuh Diana! mereka sama-sama melihat kebawah dan Diana sudah terkapar dengan darah mengalir di sekitar nya.

Semua murid pun beramai-ramai melihat mayat yang sudah tergeletak itu, banyak juga yang menatap iba dan menatap tidak perduli.

Pricila menepuk kedua tangan nya seakan habis memegang debu, ia menatap kedua temannya yang masih menganga tak percaya, "Sampah" katanya.

"Lo keren banget," pekik Gina. Pricila pikir kedua temannya ini shok melihat kejadian barusan, tapi di luar dugaan kedua nya malah memberikan nya jempol atas hal yang ia lakukan.

"Di bikin mati dong haha" lanjut Ivana.

"Kita turun sekarang sebelum ada yang ngeliat kita." ajak Pricila tergesa-gesa.

Di bawah guru-guru mulai shok dengan kejadian yang menimpa salah satu murid nya, ambulans mulai berdatangan dan membawa jasad Diana ke rumah sakit untuk otopsi.

Dua hari berlalu hasil otopsi sudah di temukan, adanya bekas puntung rokok di paha Diana dan bekas tamparan di pipinya. Dokter mengumumkan bahwa kejadian ini adalah pembunuhan, tapi! kepala yayasan membayar mahal untuk membuat si dokter menutup mulut dari polisi maupun wartawan.

Dan kejadian itu hanya dia anggap angin, Pricila dan kedua temannya tidak merasa bersalah. Mereka tenang menjalankan hidup mereka saat ini, bahkan pengganti Diana sebagai target bullyng mereka sudah ada.

Sampai dimana hari kelulusan telah tiba, dan hari itu juga tepat 1 tahun meninggal nya Diana.

Pricila hidup bahagia dan di terima di universitas yang ia idamkan.

🎗🎗🎗

Cerita kali ini semoga rame deh, sejujurnya sedih karena lembara ga rame :)

Kasih vote dong biar semangat

R FOR REVENGE (TAMAT) जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें