Tiga

15 2 0
                                    

Dua hari berlalu, sesuai rencana sebelumnya Gilang dan Lea akan pergi ke Beijing hari ini. Dari pagi buta kedua orang tersebut telah sibuk menata pakaian dan barang-barang lainya kedalam koper. Meski disana tak akan lama, tetap saja semua harus di persiapkan sebaik mungkin apalagi Lea yang seorang gadis tentu akan lebih banyak membawa segala tetek bengek keperluanya. Seperti paket skincare yang di pakainya, sepatu, beberapa stel pakaian dan yang lainnya.

"Dek, udah belum?" tanya Gilang di ambang pintu

"Bentar lagi bang make up ku masih ada yang kurang ini kayaknya"

"Yaudah buruan ya, abang tunggu di mobil. Jam delapan nanti pesawat udah take of"

"Oke bang nggak lama kok. Udah sana tungguin aja di bawah atau sekalian di depan deh"

"Awas kalau lama. Abang tinggal"

"Iya-iya ih, bawel amat. Sana...sana" kata Lea mendorong abangnya keluar kamar.

Setelah abangnya benar-benar turun ke bawah, Lea kembali mengemasi beberapa barang yang akan di bawanya. Tak banyak, hanya satu koper besar juga dua tas. Satu tas untuk alat make up, mandi dan perlengkapan wanita lainya satu tas lagi adalah tas selempang kecil kesayanganya yang selalu ia bawa saat bepergian.

Setelah dirasa penampilan sudah rapi, cantik mempesona lewat pantulan cermin dan sudah yakin tidak ada lagi barangnya yang tertinggal, barulah Lea keluar dari kamarnya, mengunci pintu lantas menyusul kedua orangtua serta abangnya yang telah menunggu di halaman. Terdengar, suara mesin mobil yang sudah di hidupkan. Benar-benar telah siap dan tinggal berangkat.

"Akhirnya tuan putri selesai juga dandanya. Udah nyampek jamuran nih abang sama papi mami nungguinya" sembur gilang saat melihat kedatangan sang adik

"Hehe...harap maklum abangku yang paling ganteng. Namanya aja cewek ya harus dandan maksimal dong biar bisa dilirik cowok"

"Bangga gitu, bangga dilirik cowok. Bangga tuh berprestasi, bisa nyenengin orang tua bukanya bangga karna banyak dilirik cowok dek" kata Gilang sembari menonyor kepala adiknya

"Mi...abang nihh"

"Kalian ini.." komentar maminya sambil tertawa

"Ngadu aja kerjaanmu dek. Ayok berangkat ajalah"

"Abang sih pakek gangguin Lea"

"Iya-iya dah abang minta maaf. Udah, mau berangkat nggak nih? Abang tinggal kalok nggak" kesal Gilang lantas memasuki mobil

"Eh iya..jangan di tinggal dong" kata Lea pada akhirnya menyusul abang juga kedua orangtuanya memasuki mobil dengan tergesa.

Setelah adanya sedikit drama akibat bungsu dari Aditama yang selalu saja banyak tingkah dan tak bisa di tebak itu, akhirnya mobilpun melaju membelah jalanan menuju bandara.

*****

Setelah 9 jam lebih penerbangan dari surabaya menuju Beijing, akhirnya merekapun sampai juga di negara tujuan dengan selamat. Meski lelah, tetap saja hal ini begitu menyenangkan bagi Lea karena bisa berjalan-jalan keluar negeri setelah sekian lama hanya berada di rumah sakit.

"Dek, kita cari penginapan di sekitar bandara ya klok memungkinkan. Abang mau ngecek dulu di apk" kata Gilang.

Saat ini, keduanya tengah duduk melepas penat di salah satu kursi panjang yang ada di luar bandara. Ah, cuaca yang mendung sedikit gerimis seperti ini pastilah akan terasa sangat nikmat jika memakan sesuatu yang berkuah, pedas dan masih hangat.

"Ok bang. Lea nurut aja" jawab Lea lirih

"Kok lemes gitu? Kamu nggak jet lag kan dek? Soalnya di pesawat pun nggak tidur dan muka kamu pucet banget"

"Yaelah enggak lah bang. Lea laper"

"Astaga. Kamu sih dek tadi di pesawat mau nggak makan"

"Sengaja biar nyampek sini bisa kulineran" jawab Lea santai

"Tapi ya nggak gitu juga dek. Nanti kalok kamu sakit gimana? Ujungnya abang nanti yang di omeli papi sama mami"

"Sssst jangan ngomel aja ih. Yuk nyari makan dulu" kata Lea lantas berdiri dari duduknya dan pergi begitu saja dari hadapan Gilang

"Dasar adek nggak ada akhlak. Eh-eh mau kemana? Tempat makan disono" sambar Gilang menarik baju belakang adiknya yang berjalan berlawanan arah dengan tempat tujuan. Lea sendiri hanya tertawa tanpa dosa meski melihat wajah abangnya yang tampak kesal.

Acara pesan memesan makanan yang dilakukan Gilang selesai. dirinya dan Lea kini tinggal duduk manis menunggu pesanan datang sembari menekuri ponsel masing-masing. Lea yang berbalas pesan dengan teman-teman kampusnya, dan gilang yang sibuk mencari penginapan terdekat ataupun yang terjangkau.

Tak lama kemudian, pelayan datang dengan membawa pesanan mereka ke meja.

"Abang cuma pesen dimsum doang sama minuman dingin?" heran Lea

"Abang udah lumayan kenyang. Tadi kan di pesawat abang makan"

Lea menganggukan kepalanya mengerti kemudian menyimpan ponselnya ke dalam tas slempang kecil miliknya lantas sibuk menikmati makanan di depannya.

"Hmm semoga gue bisa cepetan mastiin semuanya" batin Lea

"Dekk...bengong aja. Woyy!"

"Astaga...apaan sih bang triak-triak" kata Lea terkejut

"Lah, lagian diajak ngobrol malah bengong. Mikirin apaan?"

"Nggak lagi mikir apaan. Abang ngomong apa?"

"Nih abang udah dapet penginapan. Lokasinya emang lumayan jauh dari sini, cuma ya deketan ama kantor"

"Ya nggak papa dong bang. Malahan kan. Orang kesini kan niatnya mau ngantor"

"Kyak gini suasananya. Kamu liat dulu nih" kata Gilang mengangsurkan ponselnya yang segera diraih oleh sang adik

Sementara Gilang kini giliran memakan dimsumnya, Lea tampak memperhatikan ponsel abangnya itu dengan serius.

"Kamar tidur oke, kamar mandi oke, ruang tamu, dapur semuanya oke. Fasilitas pun oke. Harga lumayan, ya bang" seloroh Lea

"Emang. Tapi itu tempat nya strategis"

"Yaudah kita ambil deh. Duit abang kan nggak bakal abis klok biaya segini mah"

"Deal ya" kata Gilang yang diangguki oleh Lea.

"Okey....kita nikmati makanannya, sambil nungguin mobil yang bakal jemput kita"

"Siap abangku" sambar Lea singkat karena fokus dengan makanannya.

____________________

Loha gaess....selir agung satu ini memang nggak berubah ya.. Siapa lagi kalau bukan selir agung Li Hana alias Lea😄😄

Stay tune kesayangan aku semua😘😘😘

Meet You Again Où les histoires vivent. Découvrez maintenant