᯽BAGIAN 5᯽

380 58 101
                                    

_Happy Reading_

Hinata menggigit kukunya, berkali-kali bergumam tidak jelas seraya menelan ludah menahan rasa gugup berlebihan yang melanda.

"Zetsu?" Tobi memanggil makhluk tak berjenis kelamin di sampingnya.

"Apa?" jawab Zetsu sambil melirik pria bertopeng tersebut.

Tobi menunjuk Hinata yang berjongkok di sudut ruangan, "Gadis itu baik-baik saja kan?" tanyanya polos yang langsung mendapat tepukan keras di bahunya dari seorang pria yang memiliki garis di wajah tampan miliknya.

"Menurutmu apa dia terlihat baik-baik saja, hm?"

Kini Tobi mengalihkan tatapannya, melihat Itachi yang barusan menjawab pertanyaannya bersandar pada dinding di belakangnya. Wajah tampan yang terkesan datar itu melirik sekilas ke arah Tobi lalu menatap penuh sosok perempuan satu-satunya yang sedang pundung di pojok dengan wajah pucat.

Tobi menyentuh dagunya. Sepertinya pria bertopeng tersebut tengah menerawang jawaban Itachi yang malah balik bertanya kepadanya.

Lalu Tobi menggeleng, "Tidak." ucapnya lagi.

Itachi menganggukkan kepalanya, "Kau benar. Manusia mana yang tidak syok setelah di tipu? Pasti perempuan itu tengah terguncang saat ini." jelasnya sedikit merasa kasihan.

Lagipula, trik licik seperti apa yang di lakukan Konan hingga bisa menjerat gadis manis dan sepolos itu?

"Tidak, tidak." Hidan tiba-tiba menimbrung dari arah samping.

"Apa yang dilakukan Konan bukanlah penipuan, Itachi. Aku yakin ini semua terjadi atas kehendak Dewa Jashin yang agung. Ini berkah, Itachi! BERKAH!" bantah Hidan menggebu-gebu sambil menyerukan Dewa kebanggaannya dengan senyum bahagia.

"Ini anugerahnya. Wahai Dewa-ku Jashin-sama yang agung! Terima kasih atas berkah yang engkau berikan kepada kami semua..." Hidan kembali melakukan ritualnya seperti biasa. Berkomat-kamit seraya menyatukan tangannya di depan dada. Pokoknya pria tersebut mendadak lebih religius lagi dari sebelumnya.

Sedangkan Itachi hanya mampu menggeleng melihat kelakukan pria berambut putih klimis tersebut.

"Yahh, semoga saja gadis itu masih waras setelah di tipu oleh Konan seperti ini." sekarang gantian Sasori yang ikut menyahut. Tangannya bersandar pada pinggiran sofa yang ia duduki untuk menopang wajah baby facenya yang memandang lurus Hinata di pojokan sana dengan senyuman kecil yang misterius.

"Asalkan gadis itu tidak boros dan bisa membantu meningkatkan ekonomi kita, aku tidak masalah." sungut Kakuzu yang saat ini menyilangkan tangannya. Pria yang memakai tudung setengah wajah itu mengangkat alisnya.

"Mungkin aku bisa menawarkannya ke rumah bordil teman lamaku. Wajah dan tubuhnya benar-benar sempurna. Aku yakin—"

"EKHEMM!!"

Para pria berstatus bujangan lapuk di sana tiba-tiba batuk berjamaah. Menatap tajam maniak uang tersebut dengan pandangan membunuh.

"Ya palingan sebelum kau dapat menikmati uangnya, Konan sudah lebih dulu menggorok lehermu." tandas Pain dengan lirikan mematikan.

Wanita itu menakutkan. Terlebih Konan yang notabene-nya merupakan satu-satunya wanita yang bergabung dengan komplotan kriminal Akatsuki sejak awal berdiri. Membuat wanita itu marah sama saja cari mati.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 03, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐒 𝐇 𝐎 𝐎 𝐓 ! Where stories live. Discover now