Bab 18 - Ingatan Seokjin

584 61 7
                                    

Jingyu dan Jisoo telah lama berada di sekolah. Jingyu ingin sekali pergi ke toilet. Ia menatap Jisoo yang sedang memperhatikan pangung seni di depan.

"Ibu... Jingyu pengen ke toilet." ucap Jingyu pada ibunya.

Jisoo menoleh ke arah anaknya dan mengangguk.

"Ya sudah, cepatlah kembali." ucap Jisoo.

Jingyu mengangguk dan langsung pergi ke toilet. Namun saat anak lelaki itu berjalan ke arah toilet, ia tidak sengaja menabrak anak perempuan yang seusia dengannya, sehingga mereka berdua hampir terjatuh.

"Maaf, aku tidak sengaja." ucap perempuan itu yang ternyata adalah Ailyn.

"Tidak apa-apa Ailyn, aku juga minta maaf karena langsung berlari."

Ailyn tersenyum manis.

"Kak Jingyu apa kau sudah bertemu ayahmu?" tanya Ailyn.

Jingyu menggeleng.

"Belum, ibuku bilang aku akan bertemu dengannya nanti. Saat ini ayah sedang sakit." ucap Jingyu yang teringat kata-kata Jisoo tadi.

"Jadi kau kesini dengan bibi Jisoo?"

Jingyu mengangguk.

"Aku dengar kau semalam diculik ya?" tanya Ailyn lagi.

"Iya... kau tahu dari mana?" tanya Jingyu kembali.

Ailyn menoleh keseorang perempuan paruh bayah yang berjalan menghampirinya. Wanita itu tersenyum kepada kedua anak kecil itu.

Jingyu menoleh dan langsung menunduk hormat.

"Halo nenek." sapanya dengan ramah.

Nenek yang dimaksud Jingyu ternyata adalah, Nyonya Serim. Ia adalah ibu dari Seokjin dan juga nenek kandung Jingyu.

"Jingyu kau baik-baik sajakan?" tanya nyonya Serim.

"Iya aku baik-baik saja nek." jawab Jingyu dengan seraya menganggukkan kepalanya.

Nyonya Serim terlihat tengah menoleh kesana dan kesini.

"Dimana orang tuamu?"

"Ibuku ada di sana nenek." ucap Jingyu sambil menunjuk Jisoo yang duduk di dekat panggung.

Nyonya Serim menoleh ke arah yang di tunjuk Jingyu, lalu mengangguk sebagai tanda kalau dia melihat Jisoo di sana.

"Kemana ayahmu?" tanya nyonya Serim lagi.

Pertanyaan itu membuat wajah Jingyu sedikit suram.

"Ayahku tidak datang, kata ibu dia sedang sakit." jawab Jingyu dengan nada sedikit sedih.

Nyonya Serim tiba-tiba saja ikut sedih, tangganya bergerak mengelus surai hitam lembut di kepala Jingyu.

"Tidak apa-apa, nenek yakin ayahmu juga akan sembuh." Nyonya Serim menoleh ke arah Ailyn. "Ayahnya Ailyn juga sakit, makanya nenek yang mengantikan."

Jingyu mengangguk paham, di dalam hatinya dia ingin mengatakan jika ayahnya Ailyn, ayahnya juga. Tapi itu semua tertahan sebab Seokjin tidak pernah mengakui jika dia anaknya.

"Kalau begitu nenek dan Ailyn pulang dulu ya, nenek mau menjengguk ayahnya Ailyn."

Jingyu mengangguk seraya tersenyum kecil.

"Sampai jumpa Jingyu!" ucap Ailyn melambaikan tangannya diikuti oleh sang nenek tercinta.

Jingyu hanya melambaikan tangannya tanpa membalas sepatah kata pun.

---

"Ibu?" ucap seorang pria yang masih terbaring agak lemah di kasur rumah sakit.

Seorang wanita paruh bayah dan cucunya yang baru saja masuk ke ruangan itu pun mendekati seorang pria yang cukup dewasa itu.

Retrouvailles [M] Where stories live. Discover now