Chapter 5

8 7 1
                                    

kringgg kringggg!!!

Bunyi bel terdengar begitu nyaring di seluruh penjuru sekolah para siswa dan siswi mulai keluar berbondong-bondong keluar dari kelas mereka. Para siswa-siswi berjalan berkelompok maupun sendiri-sendiri keluar dari pekarangan sekolah ada yang menunggu jemputan, pulang jalan kaki, naik kendaraan umum ataupun pribadi dan lain sebagainya.

Cuaca siang ini sangat panas matahari terasa sangat dekat di atas kepala rasanya  seperti akan terbakar sekarang juga. Sama seperti siswa-siswi lainnya Thumbelina sedang menunggu di halte sekolah, menunggu kakaknya datang menjemputnya. Thumbelina memerhatikan setiap orang yang lewat dihadapannya sesekali ia melambaikan tangan, tersenyum, dan membalas sapaan dari teman-temannya yang lain.

Dari ada antara ribuan siswa yang berlalu-lalang dan kendaraan-kendaraan yang melintas sebuah motor berhenti di depan halte. Thumbelina melihat orang itu ia tidak tau itu siapa sebab lelaki itu memakai helm hitam yang menutupi wajahnya. Lelaki itu menggunakan motor berwarna putih tinggi yang ia sendiri yakin harganya pasti selangit membaca merk motornya saja Thumbelina sudah bisa tau.

Lelaki itu melepaskan helm dari kepalanya Thumbelina melihat dan tertawa kecil ia pikir tadinya orang yang berhenti di depannya adalah ketua OSIS di sekolahnya sebab laganya sama seperti ketua OSIS ternyata bukan orang itu adalah Felix.

"Why? Apa yang kau tertawakan?" tanya Felix ia menaruh helm di depannya.

Thumbelina menggeleng "tidak ada, ku pikir tadi kau adalah ketua OSIS ternyata bukan hehehe" Felix tersenyum melihat Thumbelina gadis itu selalu berhasil membuatnya merasa senang saat melihat senyumnya.

Felix menepuk tempat kosong di belakangnya "naiklah, aku akan mengantarmu pulang" ajak Felix, siang ini terlalu panas untuk naik kendaraan umum.

"Tidak usah, kau pulang saja duluan" tolak Thumbelina sambil menggoyangkan tangannya

"Ayolah aku akan mengantarmu kau akan mati kepanasan jika naik bus siang ini"

"Tidak usah, tidak apa-apa aku akan pulang bersama kakakku dia sedang dalam perjalanan menuju kemari" ucapnya

Felix menggigit kecil bibirnya "eumm.." Felix membuka tasnya ia mengambil sebotol minuman dingin yang ia beli tadi, bukan tanpa alasan ia membelinya selain karena memang sedang panas ia juga ingin memberikannya kepada Thumbelina, niat hati ingin mengajak Thumbelina ke suatu tempat namun ia harus mengurungkan niatnya. Tidak apa-apa masih ada banyak waktu untuk mereka. "Ambil ini untukmu" Thumbelina berdiri dari duduknya ia menerima minuman yang diberikan oleh Felix terlalu panas dan tenggorokannya juga sudah kering ia tidak mempunyai alasan untuk menolaknya.

"Terimakasih" ucap Thumbelina sambil tersenyum manis padanya

"Sama-sama" tangan Felix sudah siap bergerak naik untuk mengelus kepala Thumbelina entah dorongan mana namun..

Tittt tittt!!

Suara klakson yang berbunyi membuat Felix tidak bisa melakukannya. Mendengar suara klakson Thumbelina dan Felix sama-sama melihat ke depan ternyata Carlos sudah sampai.
"Kakakku sudah datang, aku pergi dulu ya kau hati-hati di jalan jangan balap oke" ucapnya

Felix mengangguk "baiklah, kau juga hati-hati dijalan" Thumbelina mengangkat kedua jempolnya "siapp!! Byee" Thumbelina melambaikan tangan sebagai salam perpisahan lalu menghampiri kakaknya Felix juga ikut melambaikan tangannya pada gadis manis ini.

Carlos, kakak Thumbelina hanya bisa melihat interaksi antara adiknya dan laki-laki yang ia tidak tau siapa itu. Kekasih Thumbelina?

Tatapan tajam Felix dapatkan dari laki-laki yang katanya adalah kakak dari Thumbelina. Felix tidak tau mengapa laki-laki itu menatapnya dengan tajam. Namun ia tidak perduli mungkin saja ia menganggap bahwa Felix adalah pacar Thumbelina pikirnya. Ia tidak perduli Felix masih tetap tinggal disana menatap Thumbelina dan kakaknya pergi dengan motor sampai saat mereka tidak terlihat lagi barulah Felix menancapkan gas dan pulang ke rumahnya.

LOVE IS IN DANGER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang